Tuesday, June 27, 2006

OUT OF STOCK : sounds so familiar, ya…


Setelah lamaaa sekali tak pernah mengunjungi Makro, kemarin aku ke sana – merupakan perjuangan tersendiri,…biasa melalui tol Bintaro, tiba – tiba mesti berbalik ke Ciputat Raya – karena ingin membeli shampoo Dove sachet yang super duper murah !!

Shampoo Dove ini memang luar biasa !! Membuat rambut jadi halus, mudah disisir tanpa menjadikan lepek (hmmm.kenapa jadi seperti testimonial promosi buat Unilever, ya ????). Beralihnya aku ke shampoo Dove karena bujuk rayu anakku perempuan.
Shampoo Dove termasuk shampoo termahal, jika dibandingkan dengan Pantene, Rejoice, Head & Shoulder, dsb. Ini termasuk premium product !! Untuk 200 ml,…retail pricenya sekitar Rp 16,500 (aduuh…Ibu – ibu banget, ya !!!). Naah, setelah membaca makro mail, aku lihat sachet 7.5mlnya (free 50% volume, dari std 5 ml) hanya seharga Rp 344.3 (incl. tax). Keluarlah hitung – hitungan ‘Padang’ku : untuk 200 ml aku cukup membayar Rp 9,182 !!! Bayangkan dengan harga botol 200 ml : aku bisa berhemat 44% senilai Rp 7,318 !! Fantastis kan ?? Jika ber-2 dengan anakku, aku keramas setiap 2 hari sekali , dan perlu 5 ml shampoo, maka sebulan akan memerlukan 150 ml shampoo. Jadi, kalau aku membeli 100 sachet shampoo, dapat memenuhi 5 bulan kebutuhanku,..dan bisa berhemat lumayan banyak !! Itu baru dari 1 item product personal care. Belum dari house holdnya!!

Hitungan matematis di atas kertas ini menjadi sia – sia dan membuatku kesaaal sekali, ketika kulihat di rak Unilever, produk ini kosong sama sekali. Ketika kutanya pada penyelianya, jawabnya enteng saja :’ Ooooh memang sejak hari pertama ditawarkan di Makro mail, barangnya sudah tidak ada, karena peminatnya banyak sekali, sejak di Makro mail sebelumnya.’ Ketika kutanya apakah hal ini hanya terjadi di Makro Ciputat saja, maka jawabnya mengejutkan !! Di semua Makro !!
Jadi,.ini tragedi national out of stock !!! Cuma tak ada informasi dari pihak Makro, mengenai hal ini, sehingga orang akan kesulitan untuk mengetahui apakah barang yang dicari ada atau tidak.
Bukan Cuma barang – barang yang ditawarkan dengan harga luar biasa murah !! Bahkan buah sirsak saja bisa out of stock !!! Padahal ini tidak dimakromailkan dan tidak mengenal musim ‘kan ??Akhirnya, dengan perasaan kecewa, aku keluar dan tak membeli apa – apa. (out of stock Ari Wibowo juga terjadi , saat digaet Inge Raharja, dan bakal jadi discontinue item !!)

Pernah juga di Carrefour, aku menanyakan mengenai durian Monthong yang dijual di bawah Rp 9,000 per kg, dan ternyata juga out of stock pada hari ke-2 !! Hmm,..kita kadang jengkel mengetahui bahwa penawaran yang sedemikian menarik tak dibarengi dengan supply yang ‘cukup’ !! Tetapi,..seberapa sih,..supply yang dibilang ‘cukup’ itu ??? Jika estimasi demand meleset,.apakah salah sang estimator ?? Apalagi jika melibatkan sekian banyak items atau SKU(Stock Keeping Unit) dan retail outlet yang memiliki customers dengan preferensi demand berbeda – beda.

Untungnya,..(orang Jawa memang cenderung untung terus !!) out of stock di industri retail tak menimbulkan kehebohan, dan dianggap sesuatu yang sudah lazim. Karena beberapa hal : konsumen cenderung akan mencari produk substitusinya , jadi : jika shampoo Dove tak ada, mereka akan mencoba membeli shampoo Pantene, dst. Atau jika produk tsb tak tergantikan, mereka akan urung membeli, dan mencarinya di toko lainnya.
Apalagi jika melihat SKU atau items yang dipajang oleh perusahaan retail berjumlah ribuan bahkan belasan ribu !!!Dan out of stock ini tak pernah terdata di perusahaan retail, karena konsumen cenderung tak memiliki hubungan yang erat dengan perusahaan retail, untuk dapat menginformasikan dari sekian banyak item yang ingin dibeli, ternyata ada sekian yang tak ada barangnya.
Akurasi estimasi consumer goods products yang dijual di retail industry amat tinggi : dapat mencapai 90% - 95%, karena retail price yang statis dan tak mengenal campaign. Sekalipun dicampaign, paling terpaut harga 10% dari normal atau regular pricenya .

Beda halnya dengan dunia MLM atau direct selling yang hanya menawarkan puluhan hingga ratusan SKU. Apalagi jika disertai dengan harga fantastis hanya untuk periode tertentu saja. Maka jika terjadi out of stock produk unggulan,..gaungnya berskala nasional,..dan yang akan merah padam mukanya – apapun juga alasannya : apakah oversales, inaccurate estimate, production delay, dsb – adalah manager supply planning !! Dialah kambing yang paling hitam !!! Senam jantung saat – saat seperti itu sudah jadi santapan sehari – hari. Jadi, jika dilihat dengan benar, tak ada manager supply planning – atau PIC dan Distribusi – yang dapat berbadan gemuk !!!
Beda angka estimasi antara sedang dicampaign dengan harga heboh, dan dijual dengan harga regular bisa seperti bumi dan langit !! Bisa mengalami kenaikan hingga 2000% !!
Sehingga yang berperan di sini adalah safety stock dalam jumlah memadai (hehe,.cukup menerapkan safety stock untuk product, ya !! Jangan berlakukan dalam kehidupan rumah tangga atau perpacaran ¡!! Bisa digampar cewek atau istri ¡!! Karena terlarang ada WIL dan TTM !!)

Jika seandainya ada perusahaan yang bisa mengeluarkan software ‘accurate estimation’, maka ia akan jadi perusahaan yang kaya,…karena semua perusahaan manufacturing dan retail, akan membeli softwarenya ¡!! Sayangnya, hingga saat ini belum ada perusahan yang mampu membuat software estimasi yang akurat, mengingat sedemikian banyak variabel yang mesti dipertimbangkan !!

Jadi, terimalah out of stock sebagai bagian yang tak mungkin terhindarkan dalam proses demand and supply !! Termasuk juga out of stock pasangan hidup yang sesuai dengan kriteria kita…atau jika ia tidak ada, terimalah substitute productnya, yang paling tidak memiliki function similarity tidak jauh dari kriteria !!!!

Cilandak, 27 Juni 2006
3.45 pm

No comments: