Sunday, December 31, 2006

Selamat Datang 2007


Aku tak memulainya dengan sebuah resolusi,..karena bagiku resolusi bisa bermakna positif dan negatif!! Resolusi mesti SMART, agar tak membuat kita frustrasi dalam upaya mencapainya karena terlalu ambisius,..juga bukan sekedar basa – basi dan ’nice to write’ saja !!
Resolusi yang biasanya selalu kubuat berdasarkan kategori : personal life, social life, habit, financial, kemudian inner, mind n spirit , di tahun mendatang tak kubuat tertulis.

Ini adalah resolusi 2006ku :
My vision : Be a better person
You are not measured by the thing you do in your career, but by the thing you do for yourself and your kids, to introduce them the good morale, and value by being a role model of a real life

Personal life
LEISURE TIME :
• Try to enjoy your life by slowing down your pace to enable you do
contemplation to hear the clarity of your inner voice
• Clear separation between work and personal life. Work only in the office.
The more you bring work at home, the more you fail to manage your time,
and the less productive you are
• Work smart, flexible time

KIDS :
• Communication to kids with soft voice and keep your smile
• Be a good listener
• Keep in mind that they come from different ‘planet’ and era. They have
their own thought. So, respect their ‘crazy’ ideas and thought
• Let them learn from mistake

Social life
• Being active in a social community that enable you work for poor people
once a month
• Be more sensitive to poor people by giving them (10 people) free meal
once a month
• Open ‘library for kids’ for kampong kids that enable them to borrow
books for free
• Give nutrition : milk for kids, especially to malnutrition kids
• Being a teacher for kampong kids’ twice a month
• Buy raw vegetables and meat from ‘tukang sayur keliling’, food from
‘tukang bakso and nasi goreng keliling’, ‘magazine and newspaper from
tukang koran lampu merah’ to help them get money
Habit :
• Don’t postpone doing something useful
• Avoid being greedy by keeping clothes for long period of years. If you buy 1 cloth, you have to throw 2 clothes away by giving it to others. It will help
simplify your life.
• The same practice have to be applied for household and furniture purchase.
• Focus at one task at a time. Don’t try to do some tasks at the same time

Inner, mind and spirit
Improve your spiritual or religiosity quality

• Do sholat fardhu 5x a day timely. Don’t postpone to do it till the last minute
• Do sholat sunnah :
– Taubat nasuha : once a month

Lebih penting bagiku di tahun 2007 ini adalah mengucap syukur di pagi hari atas apa yang telah kulalui kemarin, dan atas karuniaNya yang memberiku nikmat sehat untuk memulai hari, dan muhasabah di malam hari : mengevaluasi apa yang telah kulakukan pada hari itu : apakah aku lebih baik dari hari kemarin dari sisi hubungan horizontal terhadap sesama manusia dan vertikal, ibadah kepadaNya , apakah ada orang yang tersakiti karena ucapan dan perbuatanku, dan seandainya ada seseorang yang menyakiti hatiku, maka kumohonkan maaf padaNya karena ucapan dan perbuatanNya tersebut., dan belajar melakukan segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas, tak peduli apakah orang lain akan menghargainya atau malah melakukan hal yang menyakitkan. Satu hal yang mesti kulakukan dengan keteguhan hati, dan kutahu ini sesuatu yang amat sulit kulakukan, adalah : berhenti membeli pakaian, sepatu, tas dan asesoris, baik untuk diriku maupun Aya. Aku ingin berhenti menjadikan hobi berbelanja benda – benda yang kusebutkan tadi, sebagai pelarian dan pelampiasan rasa stressku, yang ternyata tak membuat aku jadi senang , malah membuat aku bingung karena inventory days dari benda – benda tsb semakin tinggi, semakin membuat lemariku penuh sesak, dan semakin memperlama waktu untuk memilah dan memilih pakaian, tas, sepatu dan asesoris yang akan kukenakan hari itu !! Padahal ‘life is being simple, and not being more complicated.’ Aku akan fokus menabung, agar di tahun 2008, anakku dapat masuk perguruan tinggi dan SMA pilihannya. Termasuk juga mengalokasikan uang yang biasa kugunakan untuk berbelanja benda – benda tsb. di atas, untuk kebutuhan rohani, seperti berwisata ke tempat – tempat yang selama ini tak pernah kukunjungi, dan belajar keluar dari comfort zoneku,..untuk tak selalu kembali ke Bali lagi, menginap di Seminyak lagi, menghabiskan akhir pekan di mall atau Bintaro jongkok lagi dan lebih banyak berakhir pekan untuk kegiatan yang dapat mengasah kepekaan sosialku,..seperti mengajak anakku ke panti asuhan yang dibina ibu angkatku, dan mengangkat anak asuh di kampung sopirku, agar tak putus sekolah. Juga mengerem keinginan untuk makan di luar, mengingat kadar kolesterolku yang cukup tinggi, selain untuk menjaga kantong yang sehat ! Aku akan lebih memperhatikan kesehatan fisikku, dengan makanan yang lebih sehat, asupan food supplement secara teratur, dan cara hidup yang lebih sehat. Karena kesehatan adalah harta tak ternilai dalam hidup kita !! Karena dengan kesehatan prima, kita akan memiliki hari – hari yang lebih produktif

Satu hal yang membutuhkan kerja keras adalah menghindari hal – hal yang monoton dalam kehidupanku, agar aku tak mudah terjangkit stress : dari rute berangkat dan pulang kerja yang itu – itu saja, makan siang yang itu – itu lagi, akhir pekan yang dengan mudah dapat ditebak akan dihabiskan ke mana, menikmati suatu proses dengan senyum, dan tak larut dalam emosi kesal – jalanan macet, antrian di supermarket yang tak disiplin -.
Demikian pula hubungan personal dengan anak-anakku, yang kuharapkan dapat membaik. Semoga quality time, dan gathering time, tetap terjaga.

Terimakasih ya Allah, untuk 2006 yang penuh keberkahan dan keajaiban. Ampuni hambaMu yang terlalu pelit mengucap syukur padaMu. Semoga Engkau senantiasa membimbing langkahku di tahun 2007 ini.

MANAJEMEN SYAHWAT


Ingat kata mutiara ‘ No one is perfect’,…memiliki makna mendalam bahwa tak seorangpun manusia di dunia ini terlahir sempurna sifat – sifatnya, karena ‘sempurna’ itu hanya milik Sang Khalik semata, dengan 99 sifat mulianya.

Justru karena ketidaksempurnaan manusia itu, maka diharapkan perbedaan dari 2 manusia yang memutuskan hidup bersama dalama lembaga pekawinan, bisa dimengerti, termasuk juga ketidak sempurnaan yang dimiliki masing – masing pasangan. Cinta kita pada pasangan kita dapat luntur, dari 100% pelahan menjadi 90%, 80%, hingga titik nadir mungkin tersisa menjadi 40%, dan apabila ini berlanjut terus tanpa berusaha untuk mengubahnya menjadi rasa sayang yang tak lagi memiliki gelora, melainkan lebih ke rasa kekawanan, maka siap – siaplah untuk tak kuat iman menghadapi godaan dari luar, berupa bujukan perselingkuhan, yang mulainya dari ketidaksengajaan

Bagiku,…tak ada rumus semangat berbagi dalam cinta, karena dengan berbagi cinta dengan wanita lain, maka porsi masing – masing wanita akan berkurang, agar total cinta dari ke-2 wanita tetap 100% !!
Semangat berbagi cinta dengan wanita lain, adalah semangat win lose, dan bukan win win !! Karena pasti ada pihak yang tersakiti, dan ada juga pihak yang menyakiti. Pasti ada api kecemburuan yang tak kunjung surut, ada rasa ketidakadilan yang timbul, dan ada pertengkaran tak terelakkan. Tak usahlah merujuk pada populasi wanita di bumi ini yang lebih banyak dari untuk menjustifikasi dibolehkannya poligami !!

Sehingga dituntut di sini, bukan hanya manajemen qalb, tetapi lebih pada manajemen syahwat pria, agar keinginan bergelora yang timbul sesaat, bisa kita kendalikan, dengan mengingat semua kebaikan yang dimiliki oleh pasangan hidup. Karena sesungguhnyalah pelaksanan poligami hanya dalam keadaan memaksa atau darurat, antara lain karena :
1. Isteri mandul
2. Isteri mempunyai penyakit yang dapat menghalangi suaminya untuk memberikan nafkah batin
3. Suami hyper sex, sehingga istrinya kewalahan melayani

Siapakah umat Muhammad yang mampu berlaku adil, tidak hanya dari sisi materi, melainkan juga dari sisi nafkah batin, dan adil perbuatan dan kasih sayangnya ?

Salutku kepada almarhum Cak Nur yang monogamis, kepada Kang Jalal yang bersetia dengan 1 isteri, dan juga Amien Rais yang tetap dengan 1 istrinya !!!

Monday, December 25, 2006

2006 : Sebuah muhasabah : rangkaian kejutan tak terduga, kerja keras dan misteri kehidupan yang akan terus berlanjut


Baru kusadari, tinggal 6 hari tersisa dari pengujung tahun 2006. Dan jika boleh mengilas balik,...terlalu banyak kejutan terjadi sepanjang 2006.

Dari kenyataan pahit - di sisi karir - yang kuterima di awal tahun, penutupan perusahaan tempatku bekerja, sebagai akibat restrukturisai global ..., yang lama kemudian baru kupahami sebagai ’inilah yang terbaik dariNya’...., karena jika tidak,aku akan tetap bertahan berada di ’comfort zone’ku hingga masa pensiun kelak !! Sebuah proses pembelajaran yang mengajariku untuk hanya berpasrah total padaNya, ketika saat – saat tersulit melanda kehidupan kita..., agar tak larut menjadi sakit jantung dan sakit fisik lainnya. Mengajariku untuk sadar, bahwa satu saat,....’speed’ bukanlah solusi terbaik !! Kadang kita justru diminta untuk melambatkan irama kehidupan kita,..melambatkan cara berpikir kita,...memberi waktu nurani kita menimbang dan merenungi langkah terbaik apa yang mesti kita lakukan !! Sebuah proses yang mengajarkan aku untuk hanya fokus pada satu masalah, pada satu saat!! Menyadarkan aku bahwa kita tak bisa melakukan ’trade-in’ kehidupan pribadi kita dengan pekerjaan kita !! Terlalu banyak yang kita korbankan hanya untuk sebuah karir (jika bisa disebut demikian !! atau lebih tepatnya, sebuah pekerjaan !!) sementara kita tak cukup mengenal secara dekat, perubahan perilaku anak – anak kita yang mulai beranjak dewasa . Karena yang terbaik adalah menyeimbangkan kehidupan keduanya (hingga kini aku tetap berupaya keras bisa melakukan hal ini !!)

Syukur aku masih berpenghasilan tetap dan bekerja menyelesaikan penjualan aset dan inventory perusahaan, hingga selesai di akhir Juli 2006. Sebelum berpindah ke tempat kerjaku sekarang, sebuah perusahaan multi nasional juga, yang menawarkan com-ben yang lebih baik, dan memiliki tradisi ’life balance’. Sebuah proses adaptasi yang bisa kulalui dengan cukup baik, termasuk juga menikmati kemacetan jalanan, yang biasanya kutempuh selama 40 menit ke tempat kerja, sekarang menjadi 1,5 hingga 2 jam , termasuk berakrab ria dengan para joki!!

Sisi kehidupan personalku juga memberiku warna,..ada secercah harapan,..yang aku tahu masih memerlukan do’a dan kerja keras di tahun 2007. Seperti umbi bawang yang terdiri dari banyak lapisan, saat ini, aku baru bisa mengupas satu lapisannya.., sambil menitikkan air mata – karena setiap mengupas lapisan, setiap itu pula terasa pedih -, sebab begitulah setiap proses untuk memahami seseorang dengan lebih baik, menuntut pengorbanan kita.

Proses sakit jantungnya adikku yang tiba – tiba, karena adaptasi awal yang tak mulus, ketika ia sementara ditempatkan bekerja di Jakarta, sementara hati dan pikirannya tetap terpusat di Surabaya, tempat anak istrinya bermukim,.. membuatku belajar banyak akan makna pasrah, ikhlas dan syukur.
Ia yang sejak Mei tinggal bersamaku hingga akhir Des. ini, akhirnya pulang ke Surabaya kemarin, dan dapat berkumpul di tengah keluarganya.

Yang membuatku bersyukur adalah rasa persaudaraan yang makin solid antar kami, 6 bersaudara, dan itu tampak nyata jika salah satu di antara kami sakit, maka kakakku akan menjagaku semalaman di RS, dan kakakku lainnya yang memiliki kemampuan metafisik, akan mem’booster’ku agar cepat sembuh.
Juga saat keponakanku menikah, dan kami bahu membahu membantu kakak kami agar pernikahan bisa berlangsung mengesankan !!

Saat mulainya proses berpacaran anak – anakku, yang menuntut aku untuk lebih bersikap sebagai teman, dibanding ibu mereka (yang kadang – kadang gagal dilakukan karena ’communication gap’) ! Setidaknya aku bersyukur anak laki-lakiku memiliki orientasi seksual normal,.berpacaran dengan adik kelasnya, cewek imut, yang menjadi motivatornya belajar lebih baik (paling tidak, kemalasannya berkurang!). Sementara anak perempuanku belajar mengenal pacaran, sekalipun dengan cowok yang jauh lebih dewasa, mahasiswa, yang membuatku was-was setiap saat karena jam kencan yang terlampau malam, dan gaya berpacaran yang terlalu dewasa untuk anak seusianya. Aku begitu lega ketika anak perempuanku memutuskan untuk putus dari pacarnya !!

Ibuku yang tahun ini berusia 74 tahun, juga membuatku merenungkan makna ’menjadi tua’ dengan segala permasalahannya : penyakit fisik yang mulai menggerogoti tubuh, keterbatasan fisik untuk melakukan sesuatu, ketergantungan pada orang lain untuk menemani perjalanan, juga upaya peningkatan spiritualitas !! Hatiku berdesir, ketika Ibu beberapa kali mengisyaratkan umur yang tak lagi panjang, seolah telah mendekati ajal !! Aku hanya memohon yang terbaik menurutNya.

Sisi sosial, tak seluruhnya berhasil. Taman bacaan di kampung sopirku terpaksa ditutup di bulan Sep, karena Ibu guru yang merelakan rumahnya dijadikan taman bacaan, pindah rumah !! Sehingga semua property taman bacaan, termasuk 500an buku bacaan,rak buku dan karpet, masih teronggok di kamar tidur tamu di rumahku !! Belum ada rumah di kampung sopirku yang sebesar rumah Ibu guru tadi, atau jika ada, belum tentu si pemilik rumah bersedia meminjamkan ruangannya sebagai taman bacaan !! Ini membuatku sedih, dan menyadari bahwa niat baik saja kadang tidaklah cukup.
Aku juga belum memulai tugas sosial sebulan sekali, apakah di panti werdha atau di yayasan anak – anak terlantar !! Ini mesti kulakukan agar dapat mengasah empatiku terhadap orang yang hidup kekurangan di sekitar kita, dan menebalkan rasa syukurku, agar tak selalu melihat ke atas, dan menghabiskan akhir pekan di rimba belantara mall !!

Dari sisi inner, mind and spirit, aku gagal total,..karena tak ada peningkatan kadar keimanan dan religiositas dalam diriku. Tidak juga membaca Qur’an tiap hari, sekalipun seayat. Ini benar – benar memprihatinkanku !! Tak cukup hanya meningkatkan kadar kesolehan sosial pada sesama, tetapi kadar taqwa padaNya perlu ditingkatkan !! Apalagi aku semakin merasa gagal, ketika anak – anakku yang bersekolah di sekolah Islam, tetap saja sulit melakukan sholat teratur, 5x sehari !! Padahal aku telah berusaha memberi contoh yang baik.

Fisikku juga tidak dalam kondisi baik, karena beberapa kali sakit, baru sembuh typhus, dan sekarang ini menderita maag kronis dan rentan diare berkepanjangan. Sementara waktu aku tak bisa menikmati makanan rakyat, jajanan pinggir jalan favoritku, demi terhindar dari non hygienic food !! Membuatku malas makan siang di kantor, karena mengurangi variasi menu pilihan.

Semua hal yang membuat hari – hariku penuh kejutan dan riak kehidupan, membuatku belajar lebih menghargai hidup yang dianugrahkan Sang Khalik padaku.

Tahun mendatang, aku mesti lebih ’bermurah hati’ menghadiahi diriku sendiri dengan ’hadiah kecil’, sebagai apresiasi atas sesuatu yang telah kulakukan dengan baik, jika tak ingin aku terbenam dalam rutinitas sehari – hari yang hanya akan berujung stress. Tak usah pencapaian yang dramatis atau luar biasa. Bahkan pencapaian kecil - kecilan, tetapi menuntut konsistensi, dan usaha, maka mesti dihargai. Ini akan berfungsi sebagai ’energizer’, ’booster’ dan motivator hidupku. Misalnya, aku tak bisa lagi terpuaskan hanya dengan berburu vintage clothing saat week end yang membuat inventory pakaianku naik menjadi 180 hari !!..karena tak ada lagi ’newness’ nya. Sehingga kuputuskan untuk mengikuti paket program Marie France Body Line, dengan tujuan utama menghilangkan sekian kg kelebihan berat dari tubuhku, plus body reshape,..karena distribusi berat tak merata !! Keputusan ini juga bukan suatu keputusan yang mudah, mengingat pros n cons, antara menggunakan uang yang ada untuk berlibur, menghadiahi diri sendiri branded bag, atau memilih lebih memperhatikan diriku dengan memanjakan diri melalui perawatan tubuh (tubuh kita adalah aset kita, selain otak !!)
Yang jelas, di tahun baru, aku ingin menjelma menjadi sesuatu yang beda,..sekalipun itu hanya’packaging’nya yang edisi ’repackage’