Saturday, December 24, 2005

MENGAPA KAU KEMBALI HADIR ?


Mengapa kau kembali hadir mengusik hari – hari sepiku ?
Mengapa kau tak lenyap bersama kilatan senja di pantai ?
Tujuh purnama bukanlah waktu yang panjang untuk melupakanmu
Bagiku kau seperti tetesan air yang tergerus pasir pantai..
Sejenak menyejukkan sebelum akhirnya hilang tak berbekas

Bukankah kita semua telah berubah :
Sadar akan kesalahan dan kedunguan yang diperbuat
Masa lalu tak dapat diubah
Masa depan dapat diperbaiki..
Dan aku tak ingin kembali ke pusaran kepahitan masa lalu..

Biarkanlah aku bersama sepiku
Menyambut masa kini
Merajut hari mendatang dengan tatap ke depan

BNI , 24 Des 2005

Sunday, December 18, 2005

SUARA HATI DARI YANG TAK PERNAH TERLAHIR


Untuk memperingati hari Ibu 2005, juga kepada calon ibu : para perempuan korban cinta terlarang, yang secara sadar memilih abortus demi masa depan dan meniadakan rasa malu…

Dalam tidur malam yang panjang,
Seorang lelaki paruh baya mengigau dalam hening :
” Mengapa kau sia – siakan benih yang kausemai di rahim Ibuku,
Kaubunuh aku sebelum sempat tumbuh menjadi janin
Tak kau beri aku kesempatan terlahir menjadi bayi lucu,
dan besar sebagai anakmu yang kelak memanggilmu ‘Ayah.’

Mengapa kau enyahkan bukti cintamu pada Ibuku,
Kau puas hanya menikmati kemolekan ragawi Ibuku,
Kau lampiaskan nafsu syahwatmu di atas lekuk liku tubuh Ibuku
Yang kau ingat saat itu hanya desah nafas dan erang penuh nikmat,
Di sela peluh yang membanjir dari sekujur tubuhmu
. ”

Dalam pejam mata di sepertiga pagi,
Seorang perempuan muda mengigau seperti dikejar bayang ketakutan :
“Mengapa kau enggan membiarkan aku hidup, Bunda ?
Mengapa kau hilangkan jejak benih calon ayahku di rahimmu,
Mengapa tak kau sayangi aku seperti engkau menyayangi laki – laki itu,
Yang membutakan mata hatimu dan memenjarakanmu dalam cinta durhaka

Mengapa tak kau beri aku waktu untuk tumbuh menjadi janin sempurna,
Hidup di rahimmu selama sembilan bulan sepuluh hari,
Sebelum terlahir ke dunia dengan tangis kencang
Dan suatu hari memanggilmu ‘Bunda’..”


BNI – 18 Desember 2005
15.15

SURVIVAL SPIRIT


Aku terharu ketika mengetahui seorang temanku yang biasa mengendarai mobil, beralih mengendarai motor, karena dengan cara itu ia bisa berhemat 87%, dari Rp 52,500 per hari menjadi hanya Rp 6,750 .

Demikian pula salah satu karyawan, yang ketika kutanya mengapa tidak pernah menggunakan mobilnya lagi, ternyata ia mengatakan, ingin berhemat sekaligus beramal membantu orang lain, yaitu sesama karyawan di bagian lain yang menyediakan jasa antar jemput dengan sepeda motor (istilah keren dari : ojek). Dengan biaya Rp 300,000 sebulan, si karyawan dari rumhanya di Cilandak, mengambil penumpang ke Bintaro, mengantarkannya ke Cilandak dan kemudian sore hari sepulang kerja, ia mengantarkan kembali ke Bintaro. Dan tarif Rp. 300,000 sebulan ini terasa amat murah, karena jika di rata – rata sebulan ada 20 hari, maka sehari hanya merogoh kocek Rp 15,000 saja untuk Bintaro – Cilandak pp !!! Padahal jarak tempuhnya cukup jauh , bisa 70 km pp. Dan si karyawan yang sekaligus tukang ojek ini mesti menempuh rute dobel , pp dari Cilandak ke Bintaro , ia bermuatan kosong, tak membawa penumpang, Bintaro – Cilandak membawa rekan kerjanya. Kemudian sorenya, dari Cilandak ke Bintaro membawa rekan kerjanya, dan dari Bintaro ke Cilandak tak membawa penumpang. Dari kalkulasi kasar saja tampak bahwa ia perlu 2 liter bensin yang setara dengan Rp 9,000 setiap hari. Tampaknya ini bukan bisnis yang menguntungkan, dan hanya menghasilkan laba yang sangat tipis !! Tetapi ternyata ia tak sebodoh itu. Rumah rekan kerjanya di Bintaro, ternyata berdekatan dengan kampus, sehingga banyak mahasiswa yang membutuhkan jasa ojek. Saat mengantar pulang rekan kerjanya, ia manfaatkan untuk mengantar mahasiswa yang ingin pergi ke Blok M atau ke arah yang satu jurusan dengan lokasi rumahnya. Dari sana, ia mendapat penghasilan tambahan lagi.

Apa yang menggerakkan si karyawan ini untuk mendayagunakan motornya yang masih dikredit dan mengoptimumkan utilisasi dari motornya, tak semata hanya sebagai alat transportasi dirinya saja ? Ternyata survival spirit yang ada dalam dirinya, telah mampu mengalahkan rasa kantuk, segan, malasnya untuk bangun pagi. Dan sebelum berangkat menjemput rekannya, ia juga sudah menjadi ojek dari karyawan lain yang tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya. Cara ia berpromosi memasarkan dirinyapun cukup bagus. Ia membuat flyer yang dibagi – bagikan ke rekan – rekan kerjanya, dan memasang iklan : “Anda butuh antar jemput ? Kami bersedia mengantar anda sampai tujuan dengan selamat, dengan menggunakan motor baru. Hubungi : XXX di no HP : YYY.”

Ia menggunakan teknik jemput bola,..tak ingin hanya pasrah menunggu nasib di tahun depan, di mana karena dampak kenaikan BBM, sudah 109,000 orang di Indonesia yang terkena PHK dan menambah banyak barisan pengangguran di negeri ini. Ia sudah mempersiapkan diri sebaik – baiknya menghadapi situasi tak pasti, dengan mulai membiasakan diri mendapat penghasilan tambahan dari pekerjaan sampingannya.
Ia adalah contoh pekerja krah biru yang tak hanya berdiam diri saja, tetapi telah siap menghadapi scenario buruk yang mungkin terjadi…

Survival spiritnya tumbuh mengalahkan rasa cemas dan memunculkan ide kreatifnya untuk mendapat penghasilan tambahan dan melatih keuletan serta ketangguhannya menghadapi hidup yang makin tak ramah….


BNI, 18 Desember 2005
11.15 am

TAHI KAMBING RASA COKLAT :


Perasaan hati dan neuro transmitter

Kita sering beranggapan bahwa rasa yang ditimbulkan makanan yang kita makan adalah murni hasil dari bahan baku dalam makanan olahan tersebut.
Padahal, pada kenyataannya tidak seperti itu.
Sering kita mencoba jenis makanan yang baru, di suatu restoran. Kesan pertama yang timbul, enak sekali. Sehingga kita ingin lagi datang dan kembali di kesempatan lain. Setelah kembali untuk ke -3, 4, 5 x dst, bisa jadi sensasi rasanya tak seheboh seperti pertama kali kita mencobanya. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Suasana hati akan mempengaruhi rasa makanan :
Jika kita sedang bersedih, maka makanan seenak apapun, akan terasa tak enak di lidah kita. Bisa jadi kita mengatakan makan I fu mie serasa makan tempe goreng tanpa garam. Porsi yang biasanya habis kita lahap, bisa tersisa setengahnya, karena kita kehilangan selera makan. Ini bisa terjadi pada orang yang patah hati, atau kehilangan orang terkasihnya karena meninggal.

Kesan yang timbul dari mengecap makanan, tak melulu hanya dari rasa makanan itu saja, melainkan juga dipengaruhi oleh suasana hati orang yang sedang makan tsb.
Hati akan mengirim pesan ke otak, bahwa mood yang baik dari orang tsb, kegembiraan yang meliputi suasana hati, membuat pesan yang sampai ke otak adalah : rasa masakan tsb enak.

Demikian pula makanan yang diberi MSG (mono sodium glutamate) yang berfungsi untuk memperbaiki rasa (flavor enhancer), maka pesan yang sampai di otak kita : makanan tsb. terasa lebih enak, sekalipun sebenarnya si pemilik restoran atau tukang bakso menggunakan bahan baku yang inferior dan terbatas bumbu – bumbunya, sehingga pada akhirnya dapat menaikkan marjin keuntungannya. Penggunaan MSG saat ini sudah amat berlebihan dan tidak baik bagi kesehatan. Semua masakan Cina menggunakan MSG, dan tak cukup hanya mengandalkan kekuatan bawang bombay dan bawang putih plus garam saja. Semua junk food : burger, ayam goreng, dll, juga mie instant menggunakan MSG dengan kadar yang cukup tinggi. Masakan siap olah seperti frozen sausage, chicken nugget, bakso, dll semuanya menggunakan MSG. Bahkan membuat sambalpun mesti menggunakan MSG. Rujak, gado – gado dan tempe tahu di iklan TVpun menggunakan MSG. MSG ini dapat terbungkus sebagai bumbu masak lain, yang menggunakan MSG sebagai salah satu bahan baku atau ingredientnya. Film yang diperankan Jane Fonda di tahun 1978, “China Syndrome” menunjukkan bahaya MSG yang kita konsumsi, dalam tubuh kita : dari pusing dan berat di tengkuk, rasa haus berlebihan yang timbul sesudah makan masakan dengan MSG. Jadi, bisa dibayangkan, semakin sering kita makan di luar, semakin tak terkontrol asupan MSG yang terakumulasi di tubuh kita. Boleh saja kita meminta kepada tukang bakso atau penjual nasi goreng keliling untuk tidak menggunakan MSG,..tetapi sebenarnya bahan dasar yang mereka buat, yang sudah tercampur dalam kuah bakso, atau bumbu dasar sambal nasi goreng, sudah mengandung MSG…, sehingga permintaan kita hanya sekedar mengurangi penggunaan MSG dalam makanan jajanan kita, tetapi tak dapat meniadakannya sama sekali. Bahkan sebuah merek terkenal dari Belanda “xxx..block” yang berbentuk kubus kecil, untuk membuat kaldu sapi atau ayam, juga menggunakan MSG sebagai bahan bakunya. Penggunaan MSG dari sisi produsen dan konsumen merupakan industri multi milyard USD ….

Aku tak pernah menggunakan MSG sejak puluhan tahun yang lalu . Karena aku percaya, tanpa MSG, sepanjang kita ‘berani’ menggunakan bumbu (bawang merah dan putih)
dalam jumlah banyak, dan takaran bahan lainnya pas, maka rasa makanan itu akan enak dengan sendirinya.

Makanan akan mempengaruhi suasana hati kita :
Orang yang sedang jatuh cinta, akan merasakan semua makanan sebagai sangat enak, sehingga cenderung makan secara berlebihan dibanding biasanya. Tak heran jika almarhum Gombloh sampai membuat lagu yang liriknya bertutur “Tahi kambing rasa coklat”,.untuk menunjukkan bagaimana suasana hati orang yang sedang bahagia, akan mengubah makanan yang seharusnya berbau busuk, sebagai rasa coklat yang enak.

Jika tadi suasana hati dapat mempengaruhi rasa makanan, sehingga pesan yang sampai di otak : makanan tsb enak, maka hal sebaliknya juga dapat terjadi. Kita dapat memilih makanan yang kita makan, untuk membangkitkan suasana hati kita menjadi berenergi positif : hati berbunga – bunga dan penuh rasa cinta.

Coklat mengandung theobromine, yang mengandung khasiat seperti caffein. Juga mengandung phenylethilamin yang membuat serotonin dalam tubuh kita aktif berproduksi, menumbuhkan rasa gembira dan cinta, sehingga cocok dikonsumsi saat kita stress atau moody saat menstruasi.
Jadi, bisa dimengerti mengapa coklat dipilih sebagai hadiah khusus saat hari Valentine, karena sangat cocok untuk membangkitkan rasa cinta pasangan kita…..

BNI, 18 Desember 2005
10.30 am

TAK BISA PINDAH KE LAIN HATI


Ungkapan ini terasa pas mewakili kebiasaan konservatifku dalam memilih makanan saat makan di luar rumah.
Baik makan malam di restoran ataupun di tenda biru, bahkan saat bertugas ke luar kota atau negeri.
Aku hanya ingin merasa ‘aman’ dan mengurangi resiko kecewa karena rasa makanan yang tak bisa diterima lidahku. Padahal tak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru. Tokh jika tak memuaskan selera kita, sanksinya sederhana saja : cukup sekali datang ke sana, dan tak perlu kembali lagi !! Sederhana, kan ??

Setiap menjemput anakku seusai les ballet, jika perut sudah lapar, aku akan memutuskan makan bakwan pitu, atau pergi ke tenda biru nasi uduk bang John di Sektor IX. Padahal, di tenda biru belakang McD, bertebaran begitu banyak warung makanan, dari selera Indonesia, Jepang sampai Barat. Tokh yang kupilih selalu makanan yang itu – itu lagi.
Sekalipun sudah direkomendasikan oleh seorang kawanku untuk mencoba mie Aceh, begitu tahu bahwa campuran bumbunya menggunakan rempah – rempah seperti masakan Arab yang kuat rempah – rempahnya (padahal aku tak suka segala bumbu yang menyengat seperti pada nasi kebuli, kari India dsb ), maka aku memutuskan untuk tidak mencobanya.

Demikian pula jika berada di mall yang menjual segala macam fast food di food courtnya, maka aku akan memilih yang ‘pasti - pasti’ saja, seperti Bakmi GM, Hoka – hoka Bento untuk masakan Jepang, Es teler 77 untuk bakso Super Jumbonya, McD atau burger Arbys (Sekarang berganti nama menjadi apa,.aku lupa) yang luar biasa enaknya karena tampilan dan rasanya yang sama sekali berbeda dibanding burger pada umumnya. Arbys burger menggunakan daging asap yang berlapis – lapis dengan dressing saus yang berbeda, dan melted cheese yang benar – benar membuat kita merasa ‘mantap’ memakannya.

Di CiTos, resto favoritku yang menawarkan rasa yang pas di lidah untuk segala jenis makanan China : Eaton. Di sini resiko bisa diminimalisir, karena semua makanan rasanya enak, dari kwetiau goreng sea food sampai nasi goreng sunrise dengan potongan nanas - kecuali bakmi pangsit dan baksonya yang terasa ‘plain’ bila dibanding bakmi GM -. Di Eaton kita bisa memesan makanan tanpa MSG Tetapi Eaton adalah resto yang hanya enak untuk makan semata.. Kita tak bisa leluasa ngobrol karena tempatnya yang sempit, dan meja berdekatanpun bisa dibagi dengan orang lain, sehingga yang terasa adalah suasana yang hiruk dan obrolan basa – basi.
Selain Eaton ada juga Mango dengan dekorasi merah hitam dan tiruan pohon belimbing (?) di bagian depannya serta tetes air yang gemericik dari sela dinding batu. Mango adalah resto China cuisine, yang benar – benar yummi rasa masakannya, tetapi harganyapun jauh lebih mahal. Dari udang tabur wijen bumbu saus mayonnaise, hingga broccoli ca dagingnya excellent. Ini tempat yang cozy untuk bincang – bincang dengan rekan kerja atau bisnis.
Bila ingin makan berbagai pasta, dengan rasa khas Italy yang belum dimodifikasi sesuai lidah orang Indonesia, bisa memilih Izzi Pizza, yang menawarkan berbagai menu pizza dan spaghetti yang tak ditemui di fasfood pizza lainnya, kecuali di resto fine dining Itali di Kemang, seperti Toscana. Spaghetti favoritku adalah spaghetti dengan saus keju bechamel dan irisan daging asap tipis – tipis ditambah kacang polong/sweet peas,…aku lupa namanya,.tetapi rasanya tak terlupakan. Ditambah dengan ice caramel mocha, lengkaplah santap siangku.

Di luar itu, ada satu resto favorit, yang selalu jadi preferensi jika mesti mengantar tamu dari luar negeri, yaitu Padzzi, di Ampera Raya arah ke Kemang, yang menawarkan aneka sea food. Sapo tahu sea food, gurami goreng dengan sambal mangga, nasi goreng Jawa dengan trasinya, membuat tamu – tamu yang diajak, ingin kembali ke resto ini. Apalagi menu minumannya bisa mengajak orang lain bernostalgia, dari es dawet hingga es kopyor.

Jika di PIM, selain bakmi GM, bisa juga ke Kafe Mall, karena menawarkan beragam makanan dengan rasa yang semuanya dijamin enak, dan harga terjangkau. Dari udang saus mayonnaise, nasi goreng sea food, dim sum, chicken cordon bleu, hingga gindara steak.

Nah, bila di restoran yang bernuansa cafĂ©, aku lebih berani mengeksplorasi jenis makanan yang kupesan, karena aku tokh belum pernah punya pengalaman dengan rasa makanannya. Hal teraman adalah dengan menanyakan kepada pramusajinya, apa makanan spesial resto ini yang menjadi andalan dan unggulan, yang paling banyak dipesan pengunjung lain. Ini memang terkesan ‘me – too’ tetapi meminimalkan resiko kecewa. Bila kita sudah memiliki pembanding di luar, seperti nasi goreng terenak adalah GM, tentu akan makin berat bagi resto ini untuk dibandingkan rasa masakannya, karena dari awal kita sudah memasang standard dan ekspektasi yang tinggi.

Di Malang, dan Surabaya yang merupakan surganya jajanan atau makan di luar, aku tak bingnng memilih resto atau makanan pinggir jalan, karena semuanya enak. Itupun aku masih memiliki kecendrungan untuk kembali ke tempat yang sama setiap hari. Seperti ketika berada di Malang, aku akan kembali dan kembali lagi makan bakwan Kota Cak Man,..hingga aku diledek oleh teman – temanku satu team, ..’tiada hari tanpa bakso’,..atau kalau pas aku sedang ingin mengajak mereka makan,..ada catatan tambahan dari mereka : ‘boleh di mana saja, asal jangan bakso’,..hehe.
Ada satu kejadian tak mengenakkan ketika aku pergi ke resto Aloha, yang terkenal dengan Chinese seafoodnya, dan berlokasi di dekat Bandara Juanda. Aku sebelumnya sudah pernah makan di sini, dan semua masakannya enak. Ketika datang untuk ke-2xnya, tanteku mengingatkanku untuk menanyakan apakah masakan di sini halal, dan tercenganglah aku dengan jawaban yang mengagetkan dari pramusajinya : tidak dijamin, karena resto ini menyediakan masakan babi, dan peralatan masaknyapun tidak dipisah. Waah,..dengan perut lapar , terpaksalah kita keluar resto. Pernyataan konyol dari adikku yang menyesal karena tak jadi kutraktir : mestinya bertanyanya setelah kita selesai memesan makanan dan makan hingga kenyang,…hehe.

Bila ke Bali, aku lebih memilih masakan yang ‘aman – aman’ saja, yang pasti tak mengandung babi.., mengingat warga bali adalah non – Muslim. Sehingga pilihanku jatuh ke warung Padang atau ke warung Jawa yang menyediakan masakan rumahan, atau sekalian ke McD (McD lagi, McD lagi...!!). Pernah sekalinya aku ke Warung Made yang top itu,..karena sudah terlanjur duduk,..aku baru menyadari bahwa di antara pilihan menunya tersaji sate babi lilit, juga steak babi dsb. Waah,.keruan saja aku kehilangan selera…, karena tak ada yang menjamin bahwa berbagai masakan babi dan non babi ini dimasak di peralatan masak yang berbeda. Apalagi untuk steak dengan panggangannya !! Belum lagi disimpan di freezernya menjadi satu. Tetapi tak mungkin aku membatalkan pesanan, karena teman perjalananku bisa marah besar. Akhirnya kupilih salad dan grilled lobster yang aku juga tak yakin tak terkontaminasi babi dari panggangannya.

Di pesawat ke luar negeripun, jauh – jauh hari kita harus menginformasikan melalui agen perjalanan, bahwa kita memesan moslem food. Karena jika tidak, kita bisa kelaparan sepanjang perjalanan. Ini yang kualami sewaktu pergi ke Italy sekian tahun silam. Aku dan temanku hanya mengganjal perut dengan coklat selama 13 jam perjalanan !!

Jika kita sedang berada di luar negeri, maka kita pasrahkan pada teman kita yang memang penduduk asli setempat untuk memilihkan resto bagi kita. Atau jika kita berkesempatan untuk jalan – jalan sendiri, dan tak ada rujukan atau masukan dari teman yang penduduk asli, maka keleluasaan bisa jadi malah membingungkan kita. Seperti yang kujumpai saat berjalan di Green Belt – rangkaian 4 mall super besar yang tersambung menjadi satu di Makati, prime area di Manila -, aku bingung mencari makanan non babi. Orang Philippines adalah pencinta babi sejati. Hampir semua resto di mall menyediakan masakan yang mengandung babi. Pernah aku datangi Jolli Bee, Phils fast food resto terbesar di Phils, yang menyediakan hidangan semacam di McD (dulu pernah membuka outlet di Blok M di akhir ‘80an, tetapi akhirnya tutup), kutanya apakah selain menyediakan menu ayam, juga ada babi. Wah, dengan antusiasnya si pramusaji mengatakan ‘ada’. Seketika itu juga aku keluar resto tsb sambil menahan lapar. Akhirnya setelah berkeliling selama setengah jam, aku lagi – lagi memilih McD sebagai menu makan malamku, karena itulah yang teraman – no pork !! Pernah juga hari lainnya aku berputar – putar, dan berakhir dengan hanya mengganjal perutku dengan croissant dan danish pastry dan segelas cappuccino.
Sarapan pagipun menjadi ritual yang membuatku menderita, karena buffet hotel banyak menyediakan masakan babi. Roti yang mengundang selera dengan banyak parutan keju di atasnya, ternyata fillernya adalah daging babi !!! Jadi, untuk amannya aku hanya memilih sarapan dengan croissant atau dim sum siomay ayam.
Untungnya, tuan rumah mengerti kebutuhan tamunya dari Indonesia dan Malaysia, sehingga saat makan siang di sela konferensi, mereka selalu memilih menu yang non – babi. Mantan bossku yang orang Phils dan hadir saat itu, juga membantu menginformasikan mana yang aman untuk kumakan.
Makanan di Phils ini unik rasanya. Menurutku kurang sesuai untuk lidah orang Indonesia yang suka sekali rasa yang berat, spicy dan pedas. Selera orang Indo lebih mirip orang Malay, Singaporean, dan Thai. Phils yang lama dijajah oleh Spanyol, dan Portugis, lebih cenderung mengadopsi rasa Barat. Kadang dicampur dengan taste China, karena banyak warga China berasimilasi di sana, terutama pada akhir abad 19. Tetapi, tetap yang dominan adalah rasa baratnya, sehingga masakan Phils lebih ‘plain’ dalam bumbu dibanding masakan Indonesia.

Ketika berada di Philippines, temanku yang orang Malaysia, sangat ketat memegang kaidah Islam, sehingga sekalipun jelas – jelas masakan yang tersaji di hadapannya ayam, karena ia tak yakin bahwa ayam ini disembelih dengan membaca basmalah, maka ia tak menyentuhnya. Walhasil, selama di Manila, ia menjadi seperti penganut vegetarian sementara,..karena hanya makan sayur dan membawa bekal abon dan sambal dari negaranya. Padahal, pada saat demikian, hidup tak perlu dibuat rumit. Selama daging tsb halal : baik ayam maupun daging sapi, meskipun tak disembelih dengan membaca basmalah, karena penyembelihnya non – muslim, maka saat memakannya kita cukup membaca basmalah dan legallah kita memakannya. Jika tidak, betapa sengsaranya muslim yang tinggal di negara – negara Barat, karena tak bisa memakan daging sapi, ayam, corned, sosis, dsb hanya karena tak melalui proses pembacaan basmalah !!!

Di Malaysia, dan Singapura, makanan tak menjadi masalah besar. Karena rasa masakan hampir sama, semua senang spicy dan hot food. Bahkan orang Malaysia cenderung menyenangi segala sesuatu makanan yang sarat aroma rempah – rempah seperti orang India dan Arab, yang tak kusuka (India menempati populasi ke-3 terbanyak di Malaysia setelah ras Melayu dan China ). Mulai dari nasi bryani, sate Kujang, dan banyak masakan yang menggunakan santan. Tetapi untuk laksanya, OKlah sekalipun terasa berat santannya.

Di manapun kita berada di luar negeri, lebih aman untuk memilih masakan Thai, karena banyak menggunakan ikan dan hasil laut, serta ayam. Serta rasa masakannya yang spicy, sesuai dengan lidah orang Indonesia, dapat mengobati rasa kangen masakan Indonesia.

Apapun menu yang anda pilih untuk menemani makan siang dan makan malam anda dengan orang yang anda sayangi,.jadikan itu sebagai perjalanan menjelajah rasa dan mengetahui seluk beluk sejarah culinary di balik rasa yang timbul…

Bon Apetite !!

BNI – 18 Desember 2005
07.15 am

Saturday, December 17, 2005

ACHLUOPHOBIA, CLAUSTROPHOBIA, NOSOPHOBIA, dan NECROPHOBIA.



Phobia berasal dari bahasa Latin phobic atau phobe, yang artinya ketakutan yang tidak rasional terhadap suatu keadaan atau subyek.

ACHLUOPHOBIA : ketakutan terhadap keadaan gelap.
Dan inilah yang terjadi pada diriku….Sewaktu kecil, aku tak takut pada gelap, karena kuingat aku suka bermain petak umpet dalam gelap dengan saudaraku. Justru ketakutan yang menderaku ini kurasakan baru 10 tahun terakhir ini. Gelap di sini berarti tak ada cahaya lampu sama sekali, gelap gulita…, dan hanya mengandalkan sinar bulan nun jauh di sana.

Reaksi yang timbul begitu mati lampu mendadak, dan aku butuh waktu sekian menit, untuk mendapatkan cahaya dari korek api sebelum lilin dinyalakan, adalah : aku merasa panik, dan tak dapat bernafas sama sekali…,keringat dingin, jantung berdebar – debar, .., dan merasa berada di suatu tempat yang asing. Aku takut sekali menghadapi kegelapan ini.

Untuk mengurangi kepanikanku - karena tak mungkin menghindarinya sama sekali – apabila terjadi mati lampu, maka aku selalu menyediakan senter di dekatku. Selalu ada senter di kamar, dan ada pula senter di tasku, yang selalu menemani aku di manapun berada. Aku takkan tenang tidur di pembaringan, jika senter tak berada di sebelah bantalku.Jadi, sewaktu – waktu mati lampu, maka dalam hitungan detik, aku sudah menyalakan senter dan mendapatkan cahaya. Bahkan jika mati lampu terjadi malam hari, demi keamanan agar tak terjadi kebakaran karena penggunaan lilin yang tak pada tempatnya yang mungkin dapat tersenggol kaki atau jatuh, maka aku akan menyalakan senter selama berjam – jam untuk menemani tidurku, hingga lampu PLN nyala kembali!! Resikonya adalah battery cepat habis…, tetapi itu tak ada artinya dibandingkan kepanikan dan kesulitanku bernapas.

Bagaimana jika kejadian mati lampu ini di luar kontrol kita, misal seperti kejadian saat aku di kereta Argo Anggrek, dalam perjalanan mudik ke Surabaya, sekian tahun silam ? Aah, saat itu benar – benar aku merasa sial, karena tiba – tiba lampu dan AC mati mendadak, aku panik setengah mati, tak bisa bernapas…dan saat kuraba – raba isi tasku,..ternyata tak kutemukan senter yang kucari. Waah,..saat itu aku benar – benar kesal, dan super panik…satu – satunya yang kucari adalah pendaran cahaya di luar kaca jendela KA ,..yang berasal dari lampu – lampu rumah penduduk yang dilewati sepanjang perjalanan…Untungnya kutemukan cahaya di luar KA ! Jika tidak, tak terbayangkan hebatnya sesak nafasku.

Kejadian ke-2 , terjadi 4 tahun yang lalu, saat aku masuk hari Minggu untuk menyelesaikan tenggat waktu proyek. Saat itu ruang meeting yang kugunakan, mati lampu, demikian pula semua ruang kerja lainnya. Segera saja, aku merogoh tasku dan menyalakan senter, untuk mendapatkan cahaya. Untungnya, karena gen-set segera menyala, maka keadaan gelap ini segera teratasi.

Kejadian tak terkontrol ke-3 terjadi tahun lalu, saat aku bersama teman kantorku berada di hotel Mandarin – Manila. Hari itu adalah hari terakhir kami berada di sana, sebelum kembali ke Indonesia. Dan sebelumnya kami lupa membaca surat pengumuman dari pihak hotel yang menginformasikan adanya giliran pemadaman listrik pada hari tsb., dalam rangka maintenance bagian Engineering. Jam 11 malam aku sudah tertidur pulas, sementara teman sekamarku yang memang bukan ‘early bird’, masih sibuk dengan kegiatan mengemas pakaiannya. Tiba – tiba, sekitar jam 11.15 malam, aku terbangun dan tersentak kaget sambil berteriak, saat kusadari lampu kamarku mati !! Aku sesak nafas, dan sambil meraba – raba, berusaha untuk membuka gordyn dan vitrage jendela kamar hotel,…agar dapat melihat pendaran cahaya dari gedung – gedung jangkung di sekitar lokasi hotel.

Sebagai orang yang takut gelap, maka aku selalu memilih untuk menerangi kamarku. Bisa dibayangkan, saat bepergian dengan rekan kerja, dan kita berbagi kamar. Rekanku adalah orang yang biasa tidur dalam keadaan lampu dimatikan, sementara aku sebaliknya. Jadi, agar adil, berlakulah sehari lampu kamar menyala, dan esoknya lampu kamar mati.

Aku bersyukur, aku tak pernah (dan jangan sampai !) mengalami kejadian seperti ledakan bom di BEJ 5 tahun silam, di mana keadaan menjadi gelap gulita, dan orang mesti merangkak dalam kegelapan di area parkir basement, untuk dapat menyelamatkan diri. Oooh,.tak terbayangkan panikku jika berada dalam situasi yang sama.

CLAUSTROPHOBIA : ketakutan ketika berada dalam ruang sempit.
Aku baru menyadari memiliki fobia ini, 9 tahun yang lalu.Yaitu ketika aku masuk ke pasar Blok M, di depan Matahari, yang dipenuhi ‘tenda biru’ pedagang, ….jarak antara tenda satu dan lainnya sedemikian rapatnya, sehingga tak ada ruang atau celah untuk mendapatkan udara bebas dan segar dari bagian atas atau kiri – kanan tenda,…seolah udara cuma berputar - putar dan terperangkap di sekitar tenda pedagang. Hal itu membuatku benar – benar sesak nafas,…serasa seperti mau mati,.tak dapat menghirup udara segar dan Oksigen bebas. Seperti seseorang yang menderita hipoxia, kekurangan Oksigen dalam aliran darahnya,…sehingga sulit sekali bernafas !! Jika dalam situasi seperti ini, maka jalan keluarnya hanya satu : segera keluar dari tenda biru,..mencari udara segar,..dan jika bisa hindari melewati tenda biru yang rapat. Tak perlu membeli barang dari tenda biru. Beda harga seribu atau dua ribu rupiah tak menjadi masalah, asalkan aku tak kesulitan bernafas.

Demikian pula saat aku berada di lift yang sempit dan pengap,..aku sering merasa ketakutan akan terperangkap dalam lift yang macet, dan tak ada sirkulasi udaranya. Ini membuatku selalu mencari letak tombol emergency dalam lift, sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Aku tak terlalu khawatir pada lift yang berada di gedung – gedung baru, tetapi pada gedung yang telah berusia puluhan tahun, dengan lift yang berbau karpet apek ,..seperti di suatu apartemen tua di Cilandak, aku patut merasa khawatir.

Jantungku juga berpacu kencang ketika mesti menggunakan lift di suatu hotel di Tangerang, yang pernah macet di tengah jalan, dan tidak membawaku ke tempat tujuan. Akhirnya aku memilih menggunakan tangga biasa, untuk naik ke lt.3, dari lantai dasar, hanya untuk mendapatkan rasa aman…., hitung – hitung sekalian berolahraga dan melatih otot – otot cardio vasculairku.

Hal yang sama terjadi juga saat aku berada di suatu hotel yang aku lupa namanya di Mekkah sekian tahun silam. Setiap lift ini digunakan, suaranya berderak – derak seperti kurang diberi pelumas, dan seperti akan jatuh ke bawah. Ini membuatku was – was.., dan selalu mengajak jema’ah lain menemaniku.

NOSOPHOBIA : ketakutan untuk jatuh sakit.
Aku punya kecendrungan untuk memiliki ketakutan berlebihan untuk jatuh sakit. Dan itu kurasakan sejak kecil . Semua ada sejarahnya. Ketika aku TK, aku menderita batuk rejan yang cukup parah, yang membuatku absen dari sekolah selama hampir 3 bulan.
Saat aku kelas 3 SD, aku menderita DBD yang apabila telat sehari dideteksi, nyawaku bisa melayang.,,.karena saat itu tanganku telah penuh bintik merah. Untung, karena yang menangani adalah dokter anak yang masih sepupuku sendiri, maka dapat dijamin perhatian dan keseriusan penanganannya lebih besar.

Saat itu sakit terparah dan terheboh adalah sakit kanker yang hingga kinipun tak ada obatnya. (Belum ada sakit AIDS, flu burung, atau SARS seperti saat ini), sehingga saat itu, jika sakit sedikit, aku akan bertanya pada tanteku yang tinggal di rumah, apakah aku terkena kanker…Menggelikan bila kuingat saat itu.

Setelah itu, dari SMP hingga tamat kuliah, alhamdulillah aku hanya menderita sakit ringan seperti flu dan maag saja. Sekalipun di antara periode itu, aku pernah menderita buli-rexia, gabungan penyakit bulimia dan anorexia nervosa yang cukup parah hingga pernah dibawa ke UGD RS, hanya karena keinginan untuk terus langsing . Ini terjadi karena tingkat percaya diri yang rendah, yang menganggap kita dihargai orang lain, hanya bila memiliki tubuh langsing. Kenaikan berat ½ kg sudah mampu membuatku panik, dan menghitung ulang asupan makanan dan kalorinya. Saat itu aku baru menyadari bahwa ketakutanku terhadap kenaikan berat badan sudah di luar batas kewajaran (waktu itu beratku saat kuliah hanya sekitar 40 kg, tetapi dengan ‘proyek gila’ku, dalam waktu sebulan beratku turun menjadi 36 kg) dan sudah menjadi suatu phobia. Kelak kutahu, ketakutan terhadap kenaikan berat badan ini disebut OBESOPHOBIA.

Nosophobia ini kembali terulang saat – saat akhir ini. Seorang rekan kantor mengingatkanku bahwa bisa jadi aku menderita psikosomatis, tetapi jelas kukatakan ‘tidak’. Karena psikosomatis adalah merasa diri kita sakit macam – macam dan mengeluhkannya, tetapi saat diperiksa dokter, ternyata diri kita sehat 100%. Karena psikosomatis bermula dari pikiran kita.
Sementara kasusku justru sebaliknya. Aku memang sedang didera stress berkepanjangan dengan kadar dan intensitas makin parah dari hari ke hari, yang sudah kucoba berdamai, dan berdo’a untuk menenangkan diriku. Tetapi ternyata, tubuhku yang daya tahannya dalam kondisi lemah karena tak dibarengi olahraga, istirahat cukup dan asupan suplemen makanan, tak bisa menerima stress tsb, sehingga bereaksilah dalam bentuk maag/tukak lambung, ganglion (kelenjar / daging tumbuh di tangan), menstruasi yang kacau dan berkepanjangan, flu, sinusitis, dan yang mengejutkan : tekanan darah tinggi ! Padahal sejarah kesehatanku , aku menderita hipotensi, dan bukan hipertensi. Bisa dibayangkan ketika selama berhari – hari, aku merasa lemas, sangat pusing, yang terkonsentrasi di atas ke-2 mata, dan bagian belakang leher,..sehingga membuatku tak cukup produktif sepulang kerja. Hanya mampu berbaring di tempat tidur, beristirahat lebih awal dan lebih panjang dari biasanya. Sehingga aku tak bisa membaca buku – buku yang sudah kubeli, juga tak bisa meng-update blogku. Dan satu hal yang kutakutkan : Hipertensi selama berhari – hari itu membuatku sesak nafas seolah mau mati saat menjelang tidur,…dan semua itu membawa dampak supply Oksigen ke otak berkurang..(hehe,.pantas saja agak lamban berpikir dan sulit berkonsentrasi mengingat – ingat sesuatu).

Hingga akhirnya aku sampai pada kata akhir : ENOUGH is ENOUGH !!! Aku tak mau diperbudak oleh stress. Kendalikan apa yang bisa kukendalikan !!! Semua hal yang menjadi tak terkendali dan berkecendrungan menjadi liar dan merusak harmoni sekitar kita, mesti kita selesaikan dengan tenang. Jika masih juga tak terselesaikan, biarkan Allah yang mengambil alihnya.

NECROPHOBIA : ketakutan mati. (jawaban untuk temanku)
Ketakutanku terhadap kematian muncul sejak kecil, karena kesadaranku pada ajaran agama yang memperkenalkan konsep surga dan neraka. Sehingga tertanam kuat dalam hatiku, bahwa aku tak mau mati jika bekal akhiratku belum cukup banyak..,karena aku tak ingin tak siap menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kelak. Aku juga tak siap di siksa di alam barzah, dan akhirnya masuk neraka. Aku tak mau sendirian dalam kegelapan di kuburan, berkalang tanah dan dikerumuni cacing – cacing…., sementara keluargaku menangisiku di dunia, masih mengharapkan aku menemani hari – hari mereka.

Aku masih ingin membesarkan anak-anakku yang kucintai dengan sepenuh jiwa, yang membuat hari – hariku yang melelahkan terasa lebih mudah kulalui,…yang memberi makna mendalam bagi kehidupanku, yang mengajariku untuk berbagi saat – saat duka dan suka dalam kebersamaan…

Aku tak ingin didera sakit berkepanjangan menjelang kematianku,.karena bagiku hal itu merupakan siksaan, dan aku takut membuatku hilang kesabaran….!!! Aku bisa membayangkan bagaimana tersiksanya pasien kanker yang merintih kesakitan meminta disuntik morfin untuk mengurangi rasa sakit yang dideritanya. .. Bahkan tak sedikit yang memilih bunuh diri karena tak kuat menanggung sakit kronis berkepanjangan, dan ada pula yang meminta untuk disuntik mati,…sebagai bagian dari Euthanasia (hak untuk memilih mati bagi seseorang, yang sampai sekarang masih menjadi polemik di berbagai negara dan baru berlaku di Belanda, karena berkaitan dengan etika : hak hidup seseorang. Seperti misalnya seseorang yang secara klinis dinyatakan mati karena batang otaknya tidak berfungsi lagi, tetapi jantungnya tetap berdetak karena menggunakan alat pacu. Apakah keadaan ‘comma’ selama puluhan tahun -tanpa ada refleks anggota tubuh-, tanpa pernah sadar ini masih bisa dikatakan sebagai suatu ‘kehidupan’ ??? Selain berharap pada ‘mu’jizat’ dari Allah semata) . Aku takut mati karena ketidak siapanku menghadapi saat satu ini . Padahal jika kubaca kolom Obituari di Kompas, makin banyak orang yang meninggal dalam usia muda dan produktif : ‘30an hingga’ 40an.

Jadi, jika saat ini ‘argo umur’ku sudah menunjukkan di atas 40,..aku tak bisa menunggu lagi untuk memulai menabung amalan akhirat,..dan berbuat baik bagi sesama.

It’s now or never,..aku mesti mulai memacu diriku dengan gigi 3, untuk bisa menutup semua kelambatan menempuh jarak menuju ridho melalui amalan – amalan yang disukaiNya….Karena maut dan kematian tak bisa menunggu kita siap,…terutama saat daun di Lauh Mahfudz gugur,..dan bertuliskan nama kita.

BNI, 17 Desember 2005
08.45 pm

Friday, December 16, 2005

MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH




Satu hari yang seharusnya menjadi hari terindahku, berubah menjadi hari terburuk. Sebermula dari kejadian yang membuatku merasa kesal : hari itu aku mengambil cuti, dan sebagaimana biasanya, aku sudah merencanakan apa saja yang akan kulakukan di sepanjang hari itu. Pagi itu aku berubah pikiran, dari ingin melakukan medical check up ke sebuah RS di HR Rasuna Said , karena pertimbangan macet, maka kuurungkan dan berganti haluan ke klinik di Cipete, yang mayoritas pasiennya orang bule. Karena klinik ini relatif kecil, dan karena pasiennya bule, yang mengutamakan kualitas dan service, maka pasti akan kudapatkan service yang baik.., itu harapanku.

Sampailah aku di sana pukul 9 pagi sesuai janji. Kujelaskan pada petugas admission bahwa aku tak perlu membayar sesuai dengan penjelasan dalam surat , karena ini adalah kerja sama antara insurance dengan RS yang menjadi mitra kerjanya, Kemudian dari sini, aku diproses ke tahap selanjutnya, itupun dengan proses menunggu yang cukup lama. Hingga akhirnya selesai semua proses check up pada pukul 10.30. Ternyata aku diharuskan membayar untuk sesuatu yang seharusnya tak perlu membayar. Setelah bersitegang dan tarik urat dengan managernya, maka kujelaskan ada kecerobohan dari petugas admission yang tidak mengikuti SOP, dan men-skip proses menanyakan apakah aku memiliki kartu asuransi yang dimaksud – karena aku bukan peserta asuransi C, melainkan CS, sementara khusus untuk medical check up ini broker insurancenya bekerja sama dengan asuransi C - . Jika aku tak dapat menunjukkannya, maka dengan mudahnya si petugas bisa menolakku, dan aku tak perlu melanjutkan ke tahap pemeriksaan selanjutnya. Aku bisa pilih banyak RS dan klinik bagus lainnya, yang sesuai dengan rujukan.

Proses tarik urat yang melelahkan dengan pihak klinik, HR dept.ku, dan broker insurance itu benar – benar menguras energiku. Satu setengah jam lamanya aku di’sandera’, tak dapat keluar. Untuk menghindari masalah makin berlarut – larut, akhirnya dicapai kata sepakat, bahwa aku akan membayar ke klinik, tetapi semua biaya yang kukeluarkan akan diganti oleh insurance, karena sama sekali bukan kesalahanku. Dibandingkan dengan biaya medical check up di RS lain, maka tarif yang berlaku di sini jauh lebih mahal, dengan pelayanan yang buruk dan tenaga administrasi yang tidak profesional. Hanya gara – gara kelalaian petugas pendaftaran menanyakan kartu asuransi, sehingga tak mengikuti SOP (Standard Operating Procedure), maka pasienlah yang menjadi ‘korban.’

Aku marah, kecewa, kesal,karena buyarlah semua rencanaku,…padahal khusus hari itu aku mengambil cuti …Beberapa tempat yang semula kujadwalkan kukunjungi,.akhirnya batal semua…!!
Untuk beberapa saat aku tercenung dalam diam, meredakan marah....sebelum akhirnya sampai pada kesadaran,....bukankah manusia berhak untuk merencanakan, tetapi tetap saja,. scenario akhir dan pelaksanaannya ada di tangan Allah,…sang Sutradara Kehidupan..
Jadi,..apa hak kita marah, jika segala sesuatunya tak berjalan sesuai rencana ? Apakah kita memiliki keyakinan bahwa apa yang kita rencanakan itulah yang terbaik untuk kita jalani? Alangkah sombongnya kita, jika memiliki jalan pikiran seperti ini !
Akhirnya,..setelah luruh dalam sesal,…aku sadari hari ini Tuhan telah mengajariku makna kepasrahan diri dan totalitas penerimaan pada pilihan Tuhan….Bahwa jika terjadi hal yang tak mengenakkan seperti ini, pasti karena Tuhan berkehendak lain agar aku memanfaatkan sisa cutiku untuk hal lainnya yang lebih baik dari yang telah aku rencanakan.

Kasus medical check-up ini hanya salah satu contoh kecil, betapa tak berdayanya manusia. Hal lebih besar dapat terjadi dalam hal pekerjaan, jodoh, membeli rumah, dsb. Betapapun besarnya keinginan kita untuk memiliki sesuatu, apabila ternyata itu bukan yang terbaik bagi kita,…maka ia akan numpang lewat begitu saja..

Ada seseorang yang telah berpacaran selama bertahun – tahun dengan seorang wanita, ternyata putus di tengah jalan. Ia malah menikah dengan seseorang yang baru dikenalnya 3 minggu yang lalu…, dan hidup bahagia hingga sekarang.

Ada seseorang yang selama bertahun – tahun berkutat dengan angka – angka di balik meja, dan memutuskan keluar karena ia sudah tak tahan menghadapi ketidakharmonisan dalam hubungan kerja, dan selalu pulang larut malam, karena jenis pekerjaannya menuntut demikian. Ia yang telah menempati posisi group manager dengan tanggung jawab yang begitu luas dan memiliki power untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan, pindah ke tempat lain, men’down-grade’ posisi dan penghasilannya sebagai ‘clerk’ di bawah supervisor, dengan pertimbangan matang dan masuk akal : ia ingin dekat dengan anaknya, sehingga memilih kantor yang hanya 15 menit perjalanan, pulang bekerja jam 4 sore sudah tiba di rumah, dan tidak ada stress karena hanya bekerja clerical. Semua tampak sempurna perhitungan matematisnya !!!
Namun apa yang terjadi ? Ia kaget dan tidak siap dengan kenyataan bahwa suatu pekerjaan yang dijadwalkan selesai dalam seminggu dapat ia selesaikan dalam waktu 2 hari. Project kecil yang sebelumnya tak tertangani oleh orang lain, dan terkatung – katung, dapat diselesaikannya dalam waktu sebulan !! Demikian pula suatu masalah yang dapat ia carikan solusinya dengan mudah, ternyata berhenti di tengah jalan, karena ia tak memiliki power sebagai ‘decision maker’ dan pembuat policy !! Baru ia menyadari,.hal seperti ini, yang di luar dugaan dan perkiraan sebelumnya, membuat ia frustrasi !! Ia terlambat menyadari bahwa ia bekerja ‘under utilized’, ‘under workload‘, ‘under skills ‘ dan ‘under capability’,..pekerjaannya sekarang hanya menggunakan ¼ dari kemampuan yang dimilikinya !! Padahal ia adalah fast learner, yang telah mencicipi semua pekerjaan di bagiannya, dan memiliki track record promosi tercepat dibanding rekan – rekannya, untuk usia semuda dia !! Ia akan cepat bosan dan kehilangan tantangan atas pekerjaan yang monoton dan tak menuntut managerial skills yang telah dimilikinya !!
Sekarang , setelah kusampaikan bahwa trend yang terjadi adalah outsourcing, kusarankan ia untuk menjadi seorang konsultan, dan dengan suara bersemangat ia mengatakan, memang sudah mulai memikirkan utnuk mengambil kursus brevet pajak, karena tahun depan hampir semua orang akan mempunyai NPWP, sehingga amat dibutuhkan bantuan konsultan pajak, untuk menghitung pajak yang harus dibayar, terutama oleh perusahaan kecil dan menengah.

Inilah misteri kehidupan …..!!

Kadang Tuhan membiarkan kita melakukan kesalahan, agar kita merasakan betapa sakit, kecewanya kita,..untuk menyadarkan kita agar tak mengulangi kesalahan yang sama (sama seperti pembuktian api itu panas,…ada yang menjauhinya, tanpa perlu pembuktian,..ada yang ingin merasakannya, dengan cara merasakan panas api di tangan. Tetapi analogi yang sama tak berlaku bagi narkoba !!! Tak perlu pembuktian lagi, karena telah banyak korban mati sia - sia ).

Kemudian kucoba memahami bahwa demikianlah hidup berjalan dan berulang kulalui peristiwa yang mencemaskan, menakutkan, dan selalu ‘akhir’nya adalah kejutan – kejutan yang membawaku pada pemahaman lebih jauh tentang makna kehadiran Sang Maha Sutradara, ..yang telah membagikan ‘peran’, ‘waktu kejadian’, dan ‘jenis peristiwa’ yang akan kita alami..., kita tak perlu ikut casting untuk mendapatkan peran yang kita inginkan. Tuhan Maha Mengetahui siapa pemeran terbaik dari tiap peristiwa.
Kalaupun sesuatu yang terjadi pada kita adalah karena si A,…sebenarnya si A tsb hanya menjadi ‘perantara ‘ atau ‘perpanjangan tangan’ dari sang Sutradara Kehidupan yang Sejati saja…., agar scenario akhir berjalan mulus. Jadi, banyaklah berterimakasih pada Allah yang dengan ‘kun fayakun’nya membuat segala sesuatu yang dikehendakinya terjadi… , dan bukan cuma pada atasan yang telah memberikan promosi pada kita.

Di saat – saat kritis dan demikian pentingnya, lebih baik memilih untuk tidak memilih,…dan membiarkan Tuhan memilihkan yang terbaik untukku.
Ketika kau tak tahu mana yang terbaik untukmu – pada saat kau telah dikuasai oleh ‘comfort zone’: apakah kau ingin tetap bertahan di posisimu yang sekarang, di tempat bekerjamu sekarang, , dan siap bertahan dengan segala resiko : pekerjaan yang bertambah sebagai akibat ‘lean organization’, suasana kerja yang semakin tak nyaman karena sistem dotted dan straight line report, kau yang telah bersusah payah membangun integritas, merasa terganggu oleh hal – hal kecil yang membuatmu merasa tak dihargai sebagai ‘orang Indonesia’, atau ..memilih untuk menjadi bagian dari kelompok yang siap menerima akibat dari keputusan lean .

Kita tak pernah tahu apa yang terbaik bagi kita. Biarkan Tuhan memilihkannya untuk kita, karena pada saat itu…, semua teori mengenai change management, decision making process, problem solving process ala boot camp, dsb, menjadi kehilangan kesaktiannya.

Yang penting adalah carpe diem,…‘make the most of it’..karena yang paling beruntung di antara manusia adalah orang yang paling siap menghadapi ketidakpastian ….

Hidup ini indah, karena misteri yang terkandung di dalamnya, yang selalu membuat kita ingin mengetahui apa kelanjutan kisah kita…..di belantara kehidupan luas dan buas ini… Hidup adalah sebuah comma, yang kelanjutannya bisa memiliki sejuta scenario, tetapi hanya satu scenario yang dipilih .. …. , untuk sampai pada suatu titik : akhir kehidupan kita, yang juga menjadi awal kehidupan selanjutnya…

Cilandak , 16 Des 2005
12.30

Wednesday, December 07, 2005

SELAMAT PAGI, CINTA....


Selamat pagi, Cinta…
Nyenyakkah tidurmu semalam
dalam dekapan hangat selimut tebal
dan mimpi tentang Indonesia kita yang damai dan adil ?
Aku t’lah terjaga di pagi buta,
sampaikan salamku padaNya dalam subuh yang khusyu’,
dan do’a agar memiliki ketabahan hadapi hidup yang makin sulit..

Selamat pagi, Cinta…
sambil menyeruput kopi tubruk
yang pekat oleh kenangan tentangmu,
aku mencoba menghitung hari yang tersisa
dari penggalan ketidak pastian masa mendatang
aku tak juga tahu : di manakah aku,
menjadi apakah aku kelak,
Yang pasti kutahu adalah ketidakpastian itu sendiri
Yang kutahu : aku harus tegar
hadapi hari – hari menjelang
aku mesti berkawan dengan kenyataan,
yang terpahit sekalipun….

Di atas tol Pondok Indah, 7 Des ‘05
07.15 am

Monday, December 05, 2005

COMMITTED SUICIDE


Bunuh diri,.kata yang meruyak akhir – akhir ini karena jumlah, frekuensi,variasi dan penyebabnya yang makin meningkat dan beragam.

Dari hal – hal sepele seperti diputus cinta oleh kekasih, malu dipanggil dengan nama panggilan yang jelek di sekolah, hingga malu karena menunggak uang SPP, putus asa tak kunjung sembuh penyakit yang dideritanya.., hingga tak sanggup menanggung beban hutang yang demikian besar, dan tak memiliki kemampuan ekonomi untuk bertahan hidup karena menjadi pengangguran. (Bunuh diri teroris tidak masuk dalam kategori di atas !! Demikian pula harakiri prajurit Jepang yang terkait dengan budaya mereka, yang beranggapan bunuh diri dalam hal ini adalah tindakan ksatria )

Sebenarnya apa yang melatarbelakangi keinginan mereka untuk bunuh diri jika ditinjau dari sisi piskologi ? Putus asa, tak menemukan jalan keluar dari masalahnya,..menganggap hidup di dunia ini membosankan, dan berharap bahwa mengakhiri kematian juga akan mengakhiri penderitaan mereka !! Padahal hal ini salah besar !! Bunuh diri terjadi karena rapuhnya iman, dan tentu saja tak yakin bahwa Allah akan menolong umatNya yang tetap tegar di jalanNya.., sekalipun cobaan dan ujian hidup datang mendera.

Keinginan bunuh diri jarang datang sekonyong – konyong. Biasanya ia merupakan ‘ultimate action’ dari proses stress yang berkepanjangan, kemudian berubah makin parah menjadi depresi, di mana depresi ini menunjukkan gejala bermacam – macam : rasa sedih, marah, sendiri, malu, cemas, terluka, hampa, tak berdaya, tak berarti. Orang – orang ini mulai menarik diri dari pergaulan dan sekeliling, mudah tersinggung, dan tak ingin berbagi ‘penderitaan dan masalahnya’ dengan orang lain.

Penting bagi kita untuk mengamati orang – orang yang dekat dengan kita, apabila menunjukkan tanda – tanda seperti di atas, maka kita bisa memintanya untuk ‘berbagi’ masalahnya,..berusaha menjadi pendengar yang baik, dan membuat mereka dikelilingi orang lain, menghindari mereka untuk sendiri, agar terhindar dari pikiran ingin bunuh diri…

Manusia hidup tak pernah lepas dari masalah, tetapi yang terpenting adalah : kita sebagai umatNya sudah berusaha dan berikhtiar yang terbaik bagi kehidupan ini, dan selebihnya..serahkan pada Allah, Ia pasti akan memberikan yang terbaik bagi kita !

Bukankah ‘life is beautiful’ dan ‘every cloud has a silver lining’ ?

Menikmati kemacetan di atas jalan toll Pd Indah – Cilandak, 6 Des 2005
08.45 am

He’s just not that into you


Ini merupakan judul buku karya Greg Behrendt yang merupakan bagian dari film serial TV ‘Sex and the City’. Dibahas menjadi salah satu tema ‘Oprah Show. HJNTIY membahas mengenai kiat – kiat laki – laki untuk mengelak dari janji untuk bertemu, menelpon, kencan, menghindar dari komitmen meresmikan hubungan lebih jauh dengan pasangan perempuannya, dengan cara mengatakan akhir – akhir ini sedang dilanda kesibukan kerja yang luar biasa sehingga tak bisa menelpon atau kencan, mengulur – ulur waktu untuk meresmikan hubungan menjadi sesuatu yang lebih serius, dengan meminta untuk bersabar, atau bahkan lebih jauh menganjurkan pasangannya untuk berganti pekerjaan yang lebih sesuai dengan citra , profesi dan posisi si laki – laki .

Semua kiat dan trick ini tak lain dan tak bukan adalah upaya laki – laki untuk menghindar dari perempuan (baca : penolakan) yang menurutnya ‘tak cukup berarti bagi si laki – laki untuk dipertaruhkan dan tak layak menuntut pengorbanan laki – laki untuk memilikinya’….
Si laki –laki merasa ini adalah cara ‘sopan’ untuk mengelak dari si perempuan. Cara ini dianggap cukup jitu mengurangi rasa sakit hati perempuan, sambil tetap memberikan ‘secercah harapan’ yang tak pasti…Jadi, menurut mereka, jangan salahkan kaum laki - laki, karena membuat si perempuan tak berdaya dan tetap berharap…

Kasihan ya,..!!! Tetapi begitulah kenyataannya, sehingga dengan dibukanya ‘tabir’ trick – trick ini, membuat perempuan awas (sebagai ‘wake up call’),dapat menilai, seberapa jauh dirinya dianggap dapat menarik laki – laki. Jika ucapan dan perbuatan si laki – laki sudah mengarah kepada “just not that into you”,…lebih baik si perempuan tidak perlu memaksakan diri untuk meneruskan hubungan yang tidak didasari oleh kasih yang cukup besar dari si laki – laki, dan tak perlu pula memberi ‘maaf’ , ‘toleransi’ dan ‘menghibur diri’ dengan mengatakan ‘ah,.semalam ia tak menelponku karena lupa pada janjinya,…atau karena ada rapat penting yang tak dapat ditinggalkan.’ Karena pada dasarnya, jika si perempuan benar – benar berharga dan memiliki daya tarik yang besar untuk dikenal lebih jauh , pihak laki – laki akan ngotot menyediakan waktu – betapapun sibuknya ia - untuk menelpon, dan tak ada alasan untuk lalai.
Demikian pula tak ragu untuk berkomitmen. Apabila setelah bertahun – tahun ia lebih memilih hubungan yang mengambang,. so,…jangan kecewa jika kenyataannya memang demikian,…dan jangan buang waktumu hanya untuk mengejar laki – laki yang sejatinya tak memiliki cukup besar perhatian terhadap perempuan

Berhentilah berhubungan dengan laki – laki seperti ini !!! Alihkan perhatian pada laki – laki lain yang benar – benar tertarik denganmu . Dan akhirnya,…time will tell the truth…

Tempat parkir Akhmad Dahlan - depan sekolah anakku , 5 Desember 2005
02.00 pm

Sunday, December 04, 2005

SEX BEBAS



- Untuk memperingati hari AIDS sedunia, 2 Desember 2005, dan untuk mengingatkan diriku bahwa aku telah menjadi Ibu dari anak yang beranjak remaja dan mulai peduli dengan keberadaan tubuhnya –

Aku tergerak menulis tentang hal ini gara – gara saat aku menunggu dipanggil medical check up di suatu klinik yang penuh dengan pasien bule , aku menerima SMS dari anakku perempuan, yang saat itu sedang mengikuti pelajaran pertama di sekolahnya, kelas 1 SMP , bunyinya khas bahasa remaja ‘Ibu,..tlg kasi tw opini ibu mengenai seks bebas dnx! Cpt y.. cnthnya : kt hrs memberikan pengertian ttg seks bebas kpd ank dan bahayanya. Skrg y..”

Aku terperanjat kaget saat membaca SMS anak perempuanku.
Kemudian kujawab melalui SMS, bahwa kita dianugerahi tubuh oleh Allah, dan kita wajib bertanggung jawab atas tubuh kita, menjaga dengan baik, sesuai dengan nilai moral dan agama. Kita diberi kebebasan oleh orang tua kita, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab. Kita memiliki otoritas dan kendali penuh atas tubuh kita, dan tak satupun laki – laki bisa berbuat semaunya atas tubuh kita. Kita tak dapat memberikan seks atas nama cinta. Laki – laki mengatasnamakan cinta untuk mendapatkan seks, sementara perempuan memberikan seks untuk mendapatkan cinta.

Sesuatu kebebasan yang tak dibatasi oleh aturan – aturan sosial , menjadikan kita liar dan kehilangan makna bertanggung jawab, yang pada akhirnya tak lagi mendatangkan kebahagiaan, karena memosisikan diri kita tak beda dari hewan !

Perempuan yang menganut seks bebas, juga akan dicap ‘murahan’ oleh laki – laki,…seperti pakaian dalam yang dapat diganti sehari 2x.., dan perempuan seperti ini hanya enak untuk dijadikan teman tidur, tetapi tak layak diperjuangkan untuk dijadikan kekasih !!

Ia boleh berpacaran, tetapi berpacaranlah secara sehat,..tanpa harus menyerempet ke hal – hal yang berbahaya. Tetapi, alangkah leganya aku,.ketika dengan kesadarannya, ia sampaikan,.ia masih ingin berkonsentrasi penuh pada sekolahnya yang telah menyita penuh seluruh waktunya, sehingga bermain atau membaca novelpun sudah sangat sulit dilakukannya…

Ketika malam harinya kutanya, siapa yang memilih topik seks bebas, apakah gurunya ataukah teman – temannya ? Ternyata teman satu kelompoknya memilih tema tsb. Di luar itu sebenarnya di sekolahnya, dengan anggota dewan penasihat Dr Arif Rakhman Hakim, Prof Dr Conni Semiawan, yang pakar pendidikan, mendorong siswa berperan aktif dalam mencari jawaban tidak hanya dari buku, melainkan melalui dialog terbuka dengan pakarnya, juga melalui internet. Setiap Jumat ada dialog antar mereka dari kelas 1 s/d 3 SMP, dan bisa juga mengundang pakar dari luar untuk membahas topik atau tema yang sedang aktual, seperti perilaku seks remaja, dsb.

Menyambut hari AIDS sedunia, sekolahnya memanggil penceramah dari luar, seorang dokter ObsGyn – yang juga ayah dari teman sekelasnya -, yang mengenalkan pada siswa, sistem reproduksi manusia, berbagai alat pencegah kehamilan, akibat kehamilan yang tak diinginkan, istilah dalam sexual intercourse seperti petting, dsb,.. juga tahap perkembangan AIDS dalam tubuh seseorang, dan akibatnya, sehingga ia benar – benar merasa seram melihat jengger ayam yang membengkak kemerahan di alat vital pria, juga bagian kehitaman di alat vital wanita. Dan bibir yang membengkak seperti sari awan sebagai akibat oral seks dengan penderita AIDS.

Edukasi seperti ini membantu dirinya untuk lebih memahami tubuhnya, menjaganya sebaik – baiknya, dan menyadari bahwa seks bukanlah sesuatu yang bisa dicoba – coba dengan siapa saja pada usianya yang masih dini.
Ia jadi tahu bahwa tubuh remaja belumlah siap secara fisik maupun emosional, untuk menanggung kehamilan, dan menjadi seorang Ibu. Masa remaja adalah masa untuk mengeksplorasi diri, mengembangkan bakatnya, menemukan jati dirinya sebagai remaja yang berkarya positif bagi dirinya dan sekelilingnya…
Lebih dalam daripada sekedar mendeklarasikan dirinya ‘I’m still a virgin’ seperti Britney Spears kumandangkan di usianya yang ke-21 ketika itu…

BNI, 4 Desember 2005
08.30 am

Sunday, November 20, 2005

HUJAN




Hujan semakin kencang dan deras tercurah…
Membasahi jalanan depan rumahku..
Meliuk – liukkan rumpun batang teratai airku
hingga bergoyang lemah ke kiri kanan…..
Mengetuk – ngetuk jendela kaca kamarku
lewat butir – butir air yang terus menetes..
Mengirim aroma segar dari tanah basah dan rumput
yang kuhirup dalam – dalam dengan penuh kecintaan

Hujan mengguyurkan curahan kenangan di setapak masa lalu :
menderaskan rinduku padamu…

BNI, 20 Nov 2005
15.10

SEBERMULA ADALAH KATA

Sebermula adalah kata :
Yang membuka sapa antar dua anak manusia
di tingkah hiruk lengking suara kereta
di senja basah stasiun Gambir..
melunakkan kekakuan dan kebisuan..
hingga berakhir pada ajakan bertukar alamat dan nomor telpon

Sebermula adalah kata :
Menjadi pedang tajam pertikaian antar dua anak manusia
Yang satu menorehkan kata – kata tajam bak sembilu,
Kar’na kepercayaannya ternodai oleh pengkhianatan dan dusta…
Yang lain menjadi demikian murkanya karena harga dirinya terlukai
oleh kata – kata tajam :
Ia harus lakukan pertahanan diri , tak peduli salah atau benar

Sebermula adalah kata :
Ketika umpatan, rasa iri, dendam, marah, dan kecewa
demikian bertumpuk dalam diri
hingga hilangkan akal waras kita…
Kar’na manusia mesti belajar memaafkan dan melupakan,
maka ucapan ‘maafkan aku’ yang keluar dari hati yang terdalam
terasa seperti embun penyejuk…..


BNI, 20 Nov 2005
15.00

Saturday, November 19, 2005

AKU INGIN....




Aku ingin
menjadi bintang yang berpendar menerangi gelap malammu…
membawamu ke terang hati… .

Aku ingin
menjadi mata air tempat kau membasuh keruh hati
dan mereguk jernih kasih …

Aku ingin
menjadi kaca bening tempat kau bercermin
temukan dirimu yang sejati…

Aku ingin
menjadi dawai kecapi tempat kau dentingkan nyanyian cinta
hingga swaranya terdengar jauh di ketinggian awan :
awal semua kisah kita bermula….

BNI, 19 Nov 2005
18.30

Betapa kau ingin melihatku bahagia


Apakah kautahu lewat mataku yang kelam,
dengan airmata merebak di antara bola mata
yang coba kusembunyikan dalam kerjapan bulu mata :
kutemukan bahagia ?

Apakah kautengarai lewat sapa basa – basi
dalam murung dan diamku, di tengah dingin sambutanmu :
kutemukan bahagia ?

Apakah kaupeduli pada mimpi di malam – malam panjang
yang membuatku terjaga dengan sengal dan keringat dingin,
menyisakan resah dan cemas tak bertepi :
kutemukan bahagia ?

Apakah kausadari :
semakin kau ingin melihatku bahagia,
semakin menyiksa dan memenjarakanku
dalam pura – pura yang sakit :
sementara duka tak henti berdesah dalam warna kelabu,
tak juga bisa padamkan rinduku padamu…


BNI – 19 Nov 2005
07.30 am

terima kasih untukmu yang selalu ingin melihatku bahagia….
(kar’na bahagia sejati ada dalam diri kita, saat kita bisa berdamai dengan diri kita…)

ESOK ADALAH HARI YANG PANJANG


Simpati bagi korban PHK di Indonesia yang tak sempat menjerit pilu…

Anakku,
Ini hadiah terakhir untukmu :
mainan yang Bapak belikan di pasar kaget depan pabrik
Sebagai bukti sayangku padamu…
Esok bapak tak perlu lagi bergegas berangkat kerja ke pabrik :
Menyeruput kopi dalam ketergesaan ditemani sepotong singkong goreng
Kar’na esok adalah hari yang lain…
Hari yang teramat panjang bagi bapakmu…
Hari di mana bapak akan memulai lembaran baru
dalam sejarah hidup bapak : menjadi seorang penganggur
dan menambah deretan jumlah penganggur di Indonesia, menjadi
tigapuluh juta satu …
Hari yang akan mengawali perjalanan panjang bapak,
Memasukkan lowongan pekerjaan dari satu pabrik ke pabrik lain
Sepanjang jalan raya Cikupa…
Esok di mana bapak tak lagi bisa membelikanmu susu,
kar’na pesangon bapak hanya cukup untuk bertahan hidup dua bulan.
Esok di mana bapak mesti mengusir impian
‘tuk melihatmu bersekolah hingga jadi sarjana…
Esok di mana tak lagi ada seuntai cemas, rengekan bocah,
rentetan duka dan kilatan air mata yang tersisa…..
selain rontokan asa yang menggumpal , menyekat tanya di ujung
pergumulan batin :
“Ya Rabbi, salahkah menjadi orang kecil seperti kami,
yang tak kuasa melawan tirani kekuasaan?”


Siapa tahu kelak aku akan jadi salah satu bagian dari mereka


BNI – 19 Nov 2005
06.55 am

Thursday, November 17, 2005

SANG KELANA


Akulah sang kelana :
Meretas angan, mengolah hidup, memaknai hari – hari yang lewat..
Melalui pengembaraan panjang dan meletihkan,
Singgah dari satu dermaga ke dermaga lain,
Tanpa sempat redakan penat hati dan hilangkan dahaga kasih
Coba menepis sepi yang menyergap,
hingga tiba ke tubir jurang kerinduan :
rinduku pada seseorang
janganlah menutup rinduku yang abadi padaMu….

ruas jalan tol – Jakarta, 17 Nov 2005
07.40 am

Tuesday, November 15, 2005

TUNGGULAH AKU DI SINI !


Tunggulah aku di sini,
di titian senja temaram !
serumu dalam gamang dan galau…

Ingin kueja ulang kata – katamu,
‘tuk pastikan kau menyeru dalam sadar…

(Bukankah yang pasti adalah ketakpastian itu sendiri :
Selaksa kemungkinan membayangi pesanmu..
Sejak panas matahari membakar ubun – ubun kita,
hingga rona merahnya lenyap di barat..)

Sekarang usia memburu kita…
Membuatku sadar akan hidup yang tak fana,
Menyisakan tanya :
mengapa kaujerat hidupku dalam penjara kenangan tentangmu ?


BNI – 15 Nov 2005
18.40

Monday, November 14, 2005

LUKA



Aku terperangkap dalam bayang – bayang luka ….
Saat kusadari betapa kenangan tentangmu
menikam dalam ulu hatiku….
Torehkan pedih,.. perih,… ngilu…

Luka itu menyisakan derita terhimpit duka…
Memaksaku tak berdaya menepis luapan rindu padamu
yang coba kucari di sela bisik angin malam, rinai hujan, dan denting kecapi …

Luka itu makin menganga,
Semburatkan rindu memerahi hati, menjemba angan…
Saat sunyi membayang di mataku…

BNI, 14 Nov 2005
08.30 pm
buat yang pernah merasakan dan dirasakan : terlalu indah untuk menjadi kenyataan

Saturday, November 12, 2005

121105 : lintasan kejadian

Bersama anakku, aku pergi ke TB Gramedia. Ia tiba – tiba ingin membeli ‘The da Vinci Code’, tetapi kularang…, karena takut terlalu berat untuk anak seusianya. Akhirnya ia memilih novel teenlit yang kulihat memiliki bahasa tulis yang baik.

Dari sana , aku memutuskan untuk mencari buku – buku puisi Sapardi Djoko Damono, yang kukagumi karena kemampuannya untuk menggambarkan secara amat detil suatu peristiwa kecil dan sederhana – yang cenderung terabaikan oleh kita - , sehingga menjadi suatu peristiwa besar dan begitu menyentuh perasaan. Kekuatan puisinya adalah kesederhanaan kata – kata dan pemilihan kata – kata secara tepat.
Aku sedih melihat kenyataan bahwa tak satupun buku – buku puisinya tersedia di Gramedia : seorang petugas mengatakan ada bukunya yang ditarik karena kurang laku. Padahal kuingin menambah koleksi buku puisinya, di luar “Dukamu Abadi” kumpulan puisi pertamanya di tahun 1968, dan “Perahu Kertas” , kumpulan puisi terbitan 1982, yang kukoleksi ketika aku masih kuliah 20 tahun yang lalu.

Akhirnya, aku sengaja tak memilih buku – buku manajemen, melainkan buku – buku kritik sosial yang disampaikan secara ‘main – main ‘ dan ringan oleh Umar Kayam dan Mohamad Sobary, yang artikelnya di Tajuk Minggu Kompas, selalu kuikuti, karena mengandung nilai reliji yang dalam, selain keberpihakannya kepada orang kecil.

Jumlah buku yang kubeli : 5 buku tebal, melawan pakem yang selama ini berlaku : lebih baik membeli satu per satu, agar sempat kau resapi isinya dengan sepenuh hati, sebelum kau berpindah ke buku lainnya (karena membeli dan membaca secara berlebihan pada saat bersamaan akan menghilangkan keindahan dari isi buku itu sendiri !! Sama seperti saat kau menyewa DVD film : 5 hari sehari, dan kau dikejar target pengembalian tepat waktu, maka kau akan berusaha untuk menontonnya dengan cara apa saja : men-skip bagian tertentu dari cerita, menonton sambil melakukan aktifitas lainnya pada saat bersamaan : makan, memasak, dsb sehingga menghilangkan fokus pada kisah film itu sendiri !!) .
Selain itu aku juga membeli buku kumpulan puisi dr. Handrawan Nadesul, yang lebih terkenal karena artikel kedokteran dan humanismenya, yang ternyata trampil membuat puisi yang begitu menyentuh…

Bagiku, buku telah menjadi santapan rohani bagiku, terutama saat aku sedang dalam tekanan pekerjaan, dan membutuhkan sesuatu untuk melepaskan diri dari semua tekanan…

Sama pentingnya seperti keinginan untuk menghabiskan akhir pekan dan menghilangkan penat dan suntuk di Bali sendiri…., tanpa perlu memikirkan tenggat waktu, dan beban kerja….

Setiap orang memerlukan oase, di mana ia bisa mereguk air di tengah kehausannya akan pencarian makna diri yang sejati….

BNI – Jakarta, 121105 : 09.00 malam

Wednesday, November 09, 2005

KIAT BERHEMAT


Ini adalah seruan yang tepat untuk situasi saat ini , di mana kita harus pandai - pandai berhemat jika tak ingin besar pasak daripada tiang.

KEBUTUHAN SEHARI – HARI :
1. Beralihlah dari kopi atau teh instant ke kopi tubruk atau teh serbuk. Jangan buang ampas teh, karena dapat digunakan mengompres mata yang lelah.
2. Gunakan refill untuk segala keperluan sehari – hari : dari minyak goreng , susu bubuk, pembersih lantai hingga kecap refill.
3. Beralihlah dari body foam bottle ke refill. Jika masih mahal, gunakan bar soap.
4. Beralihlah dari shampoo yang berbeda – beda untuk masing – masing anggota keluarga, menjadi satu shampoo untuk seluruh anggota keluarga. Jika ada shampoo refill, pilihlah !! (sayangnya hingga saat ini belum ada)
5. Pilihlah produk multi fungsi , misal : detergent yang juga berfungsi sebagai softener dan pewangi, sehingga lebih hemat dibanding membeli secara terpisah.
6. Jika tak bisa lepas dari air con, gunakan 1 aircon untuk 2 kamar .
7. Beralihlah dari beras Thai ke beras lokal.

FASHION - APPAREL :
8. Beralihlah dari belanja fashion items di dept store ke ITC atau Tanah Abang.
9. Lebih baik memilih model pakaian dan sepatu klasik yang tahan dipakai bertahun – tahun, dibanding yang terlalu trendy yang hanya dapat digunakan seumur jagung.
10. Untuk memberi kesan ‘baru’ dari koleksi pakaian anda, tak harus membeli pakaian baru. Cukup tambahkan aksesori seperti scarf, pashmina, kalung, atau ikat pinggang untuk memberi sentuhan akhir yang berbeda

KESEHATAN :
11. Untuk sakit ringan, gunakan obat generik sebagai pengganti obat paten. Atau cobalah meminum jamu yang tidak mengandung bahan kimia sintetis
12. Jika dana kesehatan terbatas, berobatlah ke Puskesmas atau tak ada salahnya mencoba pengobatan alternatif seperti pijat refleksi atau terapi ‘slentik’.
13. Jika ingin mencegah, rajinlah berolahraga dan pertahankan gaya hidup sehat : tidak merokok dan tidak minum minuman keras
14. Jika sampai memerlukan rawat inap dan tindakan, rajin – rajinlah membandingkan tarif satu RS dengan RS lainnya. Ada yang murah di kelas perawatannya, tetapi mahal tindakan dan laboratoriumnya, dan sebaliknya.
15. Rajinlah membuat juice buah segar dan makan sayuran, sebagai pengganti food supplement yang relatif berharga lebih mahal.

ENTERTAINMENT, INFORMATION & DINE - OUT :
16. Kurangi frekuensi makan di luar bersama keluarga. Sebagai penggantinya, buat acara masak bersama keluarga di rumah. Selain mengurangi resiko terpapar makanan yang kaya MSG, pewarna dan pengawet, juga dapat meningkatkan keakraban dan keharmonisan keluarga
17. Jika bepergian ke tempat belanja, biasakan perut anda dalam keadaan kenyang, sehingga tak perlu jajan.
18. Biasakan menyediakan aqua di mobil anda, sehingga setiap kali kehausan, kita tak perlu berhenti di pinggir jalan untuk membeli sebotol aqua.
19. Jika ingin membeli VCD atau DVD film, yakinkan bahwa saudara kita yang tinggal berdekatan, belum memilikinya. Jika tidak, lebih baik meminjamnya.
20. Jika tak ingin kehilangan informasi aktual, berlangganan koran atau majalah secara patungan dengan teman kantor atau saudara yang tinggal satu kompleks perumahan.
21. Jika ingin menggunakan internet, akses lewat warnet, karena jauh lebih murah dibanding dial – up di rumah. Jika frekuensi dan lama pemakaian tinggi, pilihlah broad band internet dengan akses tak terbatas, 24 jam sehari dengan fixed rate subscription.
22. Ajarkan anak untuk tukar menukar koleksi bacaannya dengan temannya,sehingga bisa menghemat pengeluaran belanja buku. Syukur – syukur jika di dkeat rumah ada persewaan buku di mana kita bisa menyewanya.
23. Pilih olahraga murah : berjalan kaki, sebagai pengganti ke gym

TRANSPORTATION :
24. Suami istri yang biasa pulang sendiri – sendiri, jika jarak memungkinkan, gunakan satu mobil, sehingga pasangan dapat berangkat dan pulang bersama. Hal ini akan meningkatkan frekuensi komunikasi dan keakraban suami istri.
25. Pergilah bersama – sama dengan rekan kerja satu jurusan, misal : jurusan Bekasi. Sehingga bisa menghemat biaya dan mengurangi polusi. Untuk menghindari perasaan tak enak karena nebeng terus, maka bisa juga kita patungan membayar bensin dan tol secara bergantian.

UTILITY : WATER & ELECTRICITY :
26. Ajarkan anak untuk tak perlu meletakkan celana jins yang baru dipakai sekali, ke tempat cucian.
27. Ajarkan anak untuk tak menyalakan air saat menggosok gigi dan menyabuni badan, kecuali saat berkumur dan membilas badan

SELF DEVELOPMENT :
28. Evaluasi ulang, kursus yang diikuti oleh anak – anak anda dan anda. Mana yang benar – benar diperlukan untuk menunjang masa depan, dan mana yang ‘nice to join’.

PAMPERING MYSELF :
29.Pilihlah salon yang menawarkan potong rambut, creambath, pijat dan lulur, dengan tarif yang lebih murah. Lebih murah tak berarti lebih buruk kualitasnya. Jika kita langsung pulang ke rumah setelah dicreambath, kita bisa meminta rambut kita tak perlu diblow dan cukup dikeringkan saja. Ini bisa menghemat ongkos RP 15,000
30. Pilih layanan ‘basic’. Lulur aromatherapy bisa lebih mahal Rp 15,000 dibanding lulur dengan ramuan tradisional. Demikian pula creambath buah – buahan lebih murah dibanding dengan merk paten. Pilihan basic ini tak mengurangi kualitas pijatan di kulit kepala dan tubuh anda !!
31. Kurangi frekuensi memanjakan diri, dari 2x sebulan, menjadi sekali sebulan. Jika perlu, belilah cream untuk creambath dan lulur, dan lakukan sendiri di rumah. Untuk pijat, gunakan jasa anak anda untuk memijat, sekalipun hasilnya tak sama, tetapi akan menambah keakraban dan kehangatan keluarga !!

MONEY SPENDING HABIT :
32. Terapkan prinsip ‘Just In Time’. Beli bahan makanan sesuai yang kita butuhkan. Jangan menimbun bahan makanan di kulkas. Semakin banyak timbunan makanan, maka kita akan cenderung membuang makanan lama yang kadang bahkan kita sudah lupa kalau masih tersisa di kulkas, atau ketika kita menyadarinya, ternyata sudah kadaluwarsa.
33. Jika bepergian ke tempat belanja, biasakan perut anda dalam keadaan kenyang, sehingga tak perlu jajan.
34. Hindari mampir ke suatu tempat, dalam perjalanan pulang kantor. Sehingga mengurangi kemungkinan tergoda membeli barang yang tak anda butuhkan
35. Ambil uang di ATM seperlunya,sehingga menghindari perasaan memiliki uang banyak yang dapat dihamburkan untuk hal – hal yang kurang perlu.
36. Gunakan kartu kredit jika amat perlu. Jika tidak, lebih baik membayar secara kontan.
37. Hindari pergi ke tempat perbelanjaan jika anda sedang stress, karena stress akan mendorong kita berbelanja sesuatu yang tak kita perlukan.
38. Jika anda ingin membeli suatu barang, tanyalah pada diri anda berulang kali dan yakinkan apakah anda benar – benar memerlukan barang tsb atau pada akhirnya barang tsb hanya akan jadi penghuni gudang anda tanpa pernah anda pakai sekalipun ( misal : alat pembuat pancake yang belum tentu dipakai setahun sekali). Jika perlu, tunda membelinya. Dan tunggu hingga beberapa hari kemudian. Jika anda masih memikirkannya, mungkin anda memang memerlukannya. Demikian pula sebaliknya.

BNI – 9 Nov 2005
08.00 pm

9 Hal Gratis Yang Tidak Menjadi Gratis Lagi Saat Ini :


MAKANAN DAN MINUMAN :
1. ‘Teh tawar’ jika kita pesan di restoran . Beberapa tahun yang lalu masih gratis, sekarang
tidak lagi, dan kita mesti membayar Rp 1,000 s/d Rp 1,500.
2. ‘Lalapan ‘ di Restoran Indonesia yang menyajikan Ikan Goreng / Bakar/ Nasi Uduk, dulu
diberikan cuma - cuma. Sekarang kita harus membayar. Semakin besar restorannya,
maka semakin mahal harganya (nasi uduk tenda biru : Rp 1,000, resto di Kemang Rp.
4,000)
3. Sambal di Resto Indonesia tidak lagi gratis. Setiap cobek super kecil yang cuma cukup
untuk 5 suapan , kita mesti membayar Rp. 4,000 di resto di Kemang
4. Tambah krupuk (murah !! yang warnanya meriah dan kaya pewarna tekstil itu) untuk
teman makan tahu campur, tahu telor atau tahu tek-tek di tenda biru dikenai Rp 1,000 !!
Sementara dulu kita mendapatkannya secara gratis
5. Tambah nasi ke-2 (refill) di warteg dulu gratis, sekarang bayar (nggak tau berapa,
karena belum pernah ‘nambah nasi siih !! ngurangi porsi nasi, sering !! Ini kata sopirku
yang sering makan di warteg)

LAYANAN :
6. Meminta detil print out rincian telpon ke Telkom (terutama jika tagihannya membengkak
gara – gara anak – anak suka menelpon HP dan menggunakan internet ) tidak lagi gratis.
Untuk tiap halaman print out, kita mesti bayar Rp 1,000
7. Transfer via bank untuk account dari bank yang sama, tetapi berlainan kota, akan
dikenakan biaya transfer Rp 5,000
8. Penggunaan toilet di stasiun KA atau terminal bis tidak lagi gratis. Kita mesti bayar Rp.
1,000 to Rp 1,500
9. Layan antar untuk makanan di restoran non – waralaba internasional, yang dulu gratis,
sekarang dikenakan biaya Rp 3,000.

BNI, 10 Nov 2005
06.30 am

Monday, November 07, 2005

LESSONS IN LIFE


1. It hurts to love someone and not be loved in return, But what is morepainful is to love someone and never find the courage to let that person know how you feel.

2. A sad thing in life is when you meet someone who means a lot to you, only to find out in the end that it was never meant to be and you just have to let go.

3. The best kind of friend is the kind you can sit on a porch swing with, never say a word, and then walk away feeling like it was the best conversation you've ever had.

4. It's true that we don't know what we've got until we lose it, but it'salso true that we don't know what we've been missing until it arrives.

5. It takes only a minute to get a crush on someone, an hour to like someone, and a day to love someone-but it takes a lifetime to forget someone.

6. The happiest people don't necessarily have the best of everythingthey just make the most of everything that comes along their way.

Taken from ‘321greetings.com’

ERA KAMERA DIGITAL DAN PENGARUHNYA



Dengan makin majunya teknologi era digital untuk kamera, memungkinkan seseorang untuk banyak berhemat – tak perlu membeli roll film dan mencetaknya -. Kita memuaskan hasrat untukmengabadikan sekian banyak kenangan dalam bidikan tanpa perlu berhitung apakah angle yang diambil bagus atau tidak, karena dengan mudahnya kita akan mendelet dan mengeditnya. Dengan menambah memory card, maka kita akan mampu membidik tanpa batas, hingga ratusan bidikan.
Tentunya hal ini amat membantu fotografer amatir yang ‘awam’ memotret dan cenderung memotret sebanyak – banyaknya – suatu hal yang tak mungkin dilakukan dengan teknik non –d igital yang menggunakan roll film, karena high cost - . Setelah itu dengan mudahnya mereka akan memilih – milih pose dan angle terbaik yang dapat dicetak, bahkan sebelumnya dengan program software tertentu , dapat diedit dulu, sehingga kita bisa menambah cahaya, membuat wajah yang tak mulus menjadi mulus dsb.

Banyak orang yang menggunakan kamera digital, jarang mencetakkan fotonya, karena semuanya dapat disimpan di komputer dan CD mereka, bahkan jika masih merasa kurang, mereka dapat menyimpannya di personal web yang menyediakan fasilitas menyimpan dan berbagi foto - foto kita dengan user lain di internet .
Hanya satu – dua foto saja yang akan kita pilih untuk kita cetak, sebelum disimpan di dalam bingkai.
Yang lebih ekstrem, apabila hubungan dengan seseorang telah berakhir, maka dengan mudahnya kenangan berupa foto itu dapat kita ‘delete’ dari file kita.

Kemajuan teknologi ini membawa dampak merugikan bagi industri cetak foto yang sales revenuenya berkurang karena makin sedikit konsumen yang mencetakkan fotonya.

BNI – 7 Nov 2005
11.55

Sunday, November 06, 2005

GELAR AKADEMIK, GELAR KENINGRATAN, DAN GELAR KEAGAMAAN


Jaman dulu, sekitar tahun ‘70 an, aku suka kagum menerima undangan pernikahan yang mencantumkan nama si mempelai dalam kartu undangan “ dengan embel - embel gelar di belakangnya “ R. Supardjo BA “ , “ Rr. Sisca BcHk’ atau “Drs. Soewignyo’, sehingga timbul gejala banyak orang tua yang memburu mencari menantu bergelar bangsawan (bukan ‘bangsane tangi awan’) dan sarjana atau setidaknya sarjana muda ! Seolah tiket mendapatkan menantu yang baik adalah dengan mempunyai menantu bangsawan dan sarjana !!!
Itupun masih ditambah dengan embel – embel bekerja sebagai pegawai negeri. Pegawai negeri adalah jawabatan idaman yang akan menjamin masa depan cerah dan pensiun di masa tua.
Bahkan jika seseorang memiliki nama yang pendek, ia akan menambahnya agar menjadi panjang dengan gelar keningratan dan agama sehingga menjadi : H(aji)R(aden) Bejo !!!

Padahal ritual naik haji adalah pengalaman spiritual antar hamba Allah dengan Allah, dan hanya Allah yang tahu apakah hambaNya telah naik kadar ketaqwaannya setelah berhaji, dan bukannya setelah itu mencantumkan gelar ‘haji’, tetapi menjadi tersangka kasus korupsi dan tindak pidana penyuapan aparat hukum dan keadilan seperti Haji Probosutejo !!!

Sementara gelar kebangsawanan yang berbau ‘feodal’ mengingatkan kita pada zaman kolonialisme – penjajahan dan kerajaan jadul : Andi di Makassar, Teuku dan Cut di Aceh, I Gusti di Bali, Raden dan Raden roro di Jawa.
Bukankah lebih mulia menjadi ‘bangsawan hati’ bagi semua orang, seperti julukan yang diberikan kepada Putri Diana, yang terkenal dan dikagumi bukan karena gelar bangsawannya HRH : Her Royal Highness Diana, tetapi lebih karena aksi sosialnya yang secara konsisten selalu berpihak kepada rakyat kecil yang menderita

Jika kita membaca berita koran akhir – akhir ini, kita akan menemukan banyak kisah tentang pemalsuan ijazah sarjana dan pasca sarjana serta gelar palsu yang digunakan berderet di kartu nama seseorang.
Bahkan 8 tahun silam, aku banyak membaca iklan di koran yang mengatakan hanya dengan 5 juta rupiah, tanpa bercapek – capek kuliah, atau membuat disertasi, anda akan mendapat gelar master atau Doctor dari lembaga pendidikan non - akreditasi, dan wisuda dapat diadakan di Mekkah sambil berumroh (??? Apa hubungannnya ya ??).
Juga program study jarak jauh seperti yang diiklankan oleh beberapa perguruan tinggi NON AKREDITASI di US yang ingin menjaring orang – orang Indonesia yang ‘haus dan keblinger’ gelar untuk menghambur – hamburkan uangnya dengan cara membeli gelar !!

Mengapa hal seperti ini masih saja terjadi, terutama di kalangan pegawai negeri ? Karena kita adalah bangsa yang mudah terkagum – kagum dengan gelar berjejer, tanpa melihat apakah karya dan kinerja orang tsb sesuai dengan deretan gelarnya yang panjang .

Karena gelar sarjana di dunia pegawai negeri memungkinkan mereka untuk naik golongan, yang artinya mereka akan mendapat posisi dan penghasilan yang lebih baik !!
Sementara dunia swasta tidak mengenal istilah ini !! Dunia swasta – terutama multi national company – lebih melihat pada capability, capacity, skills dan expertise seseorang pada bidangnya !! Tak berarti yang memiliki gelar kesarjanaan lebih tinggi dan lebih lama length of servicenya (baca : lebih senior !!) akan menduduki kursi jabatan yang lebih tinggi !! Kerap kubaca di Barat, seseorang yang memulai karirnya dari bawah, dari level rank and file, ternyata mampu menjadi President Director, karena beberapa faktor yang kusebutkan di atas tadi, selain kerja keras dan motivasi yang tinggi untuk ‘do the best’, sekalipun pendidikan formalnya hanya setara dengan STM di sini.

Di multi national company, kita tak perlu mencantumkan gelar kesarjanaan kita di kartu nama, karena orang akan melihat pada ke-4 kriteria yang kusebutkan di atas !!
Bahkan tak perlu mencantumkan kesarjanaan seseorang pada kartu kredit, kartu undangan pernikahan, dsb. Biarlah masyarakat yang menilai sejauh mana kemampuan dan kinerja kita.

Sehingga jika karyawan swasta kuliah lagi dan mengambil S1 atau S2nya, itu lebih sebagai sarana untuk menambah wawasan dan aktualisaisi diri. Syukur – syukur jika dengan S1nya mereka bisa mendapatkan posisi yang lebih sesuai dengan latar belakang pendidikan S1nya, dibanding menjadi karyawan ‘krah biru’ seumur hidup !!

Tak ada jaminan bahwa gelar kesarjanaan akan membuat seseorang bekerja dengan optimal, menunjukkan kemampuan dan kapasitas optiumumnya, terutama pada saat berhadapan dengan tekanan yang tinggi. Karena gelar kesarjanaan masih perlu ditambah dengan EQ dan SQ untuk bisa membuat mereka ‘tough’, ‘mature’ dan sukses dalam pekerjaannya. Bahkan banyak orang yang pada saat kuliah bukanlah ‘bintang’ dan hanya mendapat IPK biasa – biasa saja, tetapi ternyata malah sukses dalam meniti karir, karena memiliki EQ yang tinggi.

Bagiku, belajar adalah proses peningkatan diri seumur hidup !! Bekal ilmu yang kita rasa cukup sekian tahun lalu, menjadi tidak cukup lagi di saat ini,…karena kebutuhan yang terus meningkat, dunia bisnis yang terus berubah dan berkembang , sehingga menuntut kita untuk terus meng-upgrade diri kita !!

HR : tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina.
Pada zaman itu,..Cina adalah negeri yang amat jauh dan bukan negeri muslim. Tetapi jika Nabi Muhammad sampai meminta umatnya agar menuntut ilmu di negara yang telah lebih maju peradabannya, artinya, … kita perlu meningkatkan kemampuan diri kita dengan belajar kepada orang lain , negara lain yang jauh lebih maju dan canggih, sekalipun itu non – muslim !!!

BNI – 7 Nov 2005
11.30 am

BALADA TUKANG SATE



Tak ada yang lebih nikmat selain menyantap sate ayam dan sate kelinci di tengah udara dingin di malam hari. Demikian juga yang kulakukan ketika keluarga besarku memutuskan untuk menginap di Tretes, suatu tempat sejuk di lereng G. Penanggungan.

Apa yang menarik dari si tukang sate ini dibanding tukang sate lainnya ? Ia menggunakan alat bantu motor untuk menawarkan satenya dari rumah ke rumah. Dan, ia bukan tukang sate sejati yang memiliki pengalaman menjual sate berpuluh tahun. Jam terbangnya masih ‘pendek’, baru setahun. Dan inilah kisahnya… (seperti biasa rasa keingin tahuanku yang besar terhadap ‘wong cilik’ selalu menarik perhatianku untuk ‘mewawancara’ mereka,…dari sopir taksi di Kuta – Bali, sampai tukang pijat di Carita) .
Malam itu, aku mewawancara si tukang sate, dan keluarlah kisahnya. Ia adalah korban PHK Sampoerna Group, yang mendapat uang pesangon tahun lalu, jauh sebelum saham Sampoerna dibeli oleh Phillip Morris. Kemudian ia ditawarkan bergabung dengan perusahaan outsourcing, tetapi ia memilih untuk berusaha sendiri.

Mulailah ia bekerja sebagai tukang sate. Ia mendapatkan pasokan daging sate mentah dan bumbu kacangnya dari kakak laki – lakinya. Sementara ia bertugas sebagai bagian Marketing, di mana ia akan berkeliling dari satu daerah ke daerah lain di Tretes, dari pk 10 pagi hingga 2 pagi (16 jam sehari !!) untuk dapat menghabiskan 300 – 400 tusuk sate. Waktu yang paling dikejarnya adalah saat jam makan siang dan makan malam.
Jika 10 tusuk sate ayam dijual seharga Rp. 5,000, sementara sate kelinci dijual Rp.8,000 per 10 tusuk, dan sate kelinci yang dibawa hanya 20% dari total sate, maka dalam sehari ia akan mengantongi penghasilan kotor sekitar Rp. 188,000 - Rp. 224,000. Jika dari kakaknya ia mendapat komisi 15%, maka total ia bisa mengantongi uang Rp. 28,200 s/d
Rp. 33, 600 sebelum dipotong biaya 2 l bensin Rp. 9,000 yang setara dengan 100 km perjalanan . Sehingga keuntungan bersihnya berkisar antara Rp. 19,200 s/d Rp. 24,600 untuk 16 jam bekerja !!!! Dengan kata lain, nilai produktifitas si tukang sate, dari sisi uang adalah Rp 1,200 s/d Rp 2,050 per jam !! Betapa rendahnya !!
Padahal produktifitas mengolah satenya cukup tinggi : 1 menit, untuk 2 sate !! Sehingga sesungguhnyalah ia mampu membakar dan mengipas 300 – 400 tusuk sate hanya dalam waktu 2.5 s/d 3.3 jam saja !!!

Inilah kenyataan hidup, betapa banyak orang di sekitar kita yang bersusah payah bertahan hidup untuk mendapat penghasilan Rp 1,200 per jam, yang bahkan jauh lebih kecil dibanding pengamen dan peminta – minta di Jakarta !!! Tetapi ia memiiliki harga diri yang tinggi, karena tak mau menadahkan tangan selagi masih bisa bekerja…..

Villa M – Tretes, 4 Syawal 1426 H – 6 Nov 2005
07.00 am

Saturday, November 05, 2005

RITUAL MANDI


Untuk mengingat ke’unik’an budaya mandi kita

Masih ingat bagaimana orang desa mandi ? Mereka akan mandi di pinggir kali di sela bebatuan, dengan menggunakan kemben dan menggosok – gosok bagian badannya, sambil mencuci pakaian. Aku tak tahu apakah ritual ini masih berlangsung hingga kini, mengingat dulu air sungai jernih karena tak ada polusi, sementara kini airnya keruh kecoklatan karena kadar polusi yang tinggi.
Dalam adegan film, sering digambarkan ada jejaka yang mengintip si gadis yang sedang mandi dengan kemben batiknya yang basah…

Sementara di desa juga ada yang mandi di ‘jedhing ‘ yang pintunya hanya setengah badan ( Setengah betis kita kelihatan dari luar, juga leher ke atas akan kelihatan)…, sehingga kita tak merasa bebas mandi,dan merasa perlu memasang kain penutup di pintu. Untuk memenuhi air di bak mandi yang terbuat dari semen, maka aku – saat KKN di desa di Bojonegoro, 19 tahun yang lalu – mesti menimba dari sumur, dan membawa ember penuh air untuk diisikan ke bak mandi .
Aku sempat melihat cara ‘kuno’ mandi, tidak menggunakan sabun, melainkan menggunakan batu kali yang kecil, untuk menggosok – gosok badan. Sebenarnya cara ini tidak sepenuhnya salah, karena batu berfungsi sebagai ‘scrubbing’ untuk meng’amplas’ sel-sel kulit mati di permukaan tubuh kita. Tetapi batu tak memiliki fungsi membersihkan kotoran di permukaan kulit.

Di Mojokerto, saat aku harus kost 1 bulan karena melakukan kerja praktek di salah satu pabrik di sana, aku terkaget – kaget karena di rumah Ibu kost – yang tak pernah kutinggali karena aku lebih memilih ulang alik setiap hari Sby – Mojokerto - bak mandinya yang super besar itu tidak hanya berfungsi sebagai bak air, melainkan juga tempat memelihara ikan mas…!! Aduuh benar – benar musibah deh, .. terbayang ‘kan,.bagaimana geli dan jijiknya aku, mesti mandi bersama ikan mas,.yang juga membuang kotorannya di sana !!! Bagaimana mau mengambil air wudlu, jika airnya bercampur dengan kotoran ikan ?

Aku bukan orang yang suka menghabiskan waktu berlama – lama di kamar mandi. Bagiku, cukup 10 menit untuk mandi. Bahkan jika perlu, dalam keadaan darurat, di mana aku tergesa – gesa pergi bekerja, aku akan mandi koboi, 5 menitpun jadi !!!

Orang Indonesia memilih kamar mandi basah, karena merasa lebih nikmat menggunakan bak mandi, mengguyur air di tubuh kita dengan gayung.
Dengan gaya mandi ‘byur – byur’ seperti ini – di mana kita melihat air berlimpah satu bak penuh -, akan menghabiskan air dalam jumlah banyak. Ini akan menjadi tantangan bagi kita, di mana persediaan air bersih kita makin terbatas, karena ancaman lingkungan yang menggerus persediaan air tanah kita. Sehingga kita harus makin bijak menggunakan air di sekitar kita.
Bayangkan jika kita menjadi orang di kawasan Plumpang - Semper, JakUt, yang sulit mendapatkan air bersih untuk mandi, karena air tanahnya payau dan terasa licin. Mereka mesti membeli dari tukang air keliling : 1 drum 25 l seharga Rp. 2,000 untuk keperluan mandi, cuci, dan masak. Padahal dalam sehari, berapa drum yang mesti mereka beli ?
Belum lagi jika kita lihat di Gunung Kidul, di mana seseorang harus berjalan 5 km untuk mendapatkan air setempayan, karena kondisi alamnya yang kering kerontang. Apakah kita tega menghambur – hamburkan air, sementara di tempat lain begitu sulitnya mendapat air bersih ? Jika kita pertahankan gaya hidup boros air, maka 5 tahun dari sekarang, kita akan menggunakan air yang kualitasnya makin menurun !!!
Hal positifnya adalah : jika listrik mati, maka resiko tidak mendapat pasokan air menjadi berkurang, karena ada cadangan air dalam bak.

Sementara jika kita memilih menggunakan shower / pancuran – seperti yang kupilih 9 tahun yang lalu karena meniadakan bak air yang potensial menjadi sarang nyamuk demam berdarah -, maka kita bisa menggunakan air secukupnya. Dan ada sensasi pijat yang timbul, karena semprotan air yang bisa kita atur kekencangannya. Shower dengan konsep kamar mandi kering ini kupilih untuk menghindari tergelincir karena licin.

Yang banyak menghabiskan air adalah kamar mandi gaya bath tub, di mana untuk bisa berendam, kita mesti mengisi bath tub hingga penuh, butuh waktu sekitar 15 menit, sementara jika aku sudah ingin mandi, aku tak sabar menunggu 15 menit.
Bath tub ini bukanlah pilihanku, terutama bila kita menginap di hotel, karena aku merasa jijik dan geli, bath tub yang sama digunakan oleh banyak tamu sebelumnya.

Di luar gaya mandi yang aku sebutkan di atas, ada lagi jenis kamar mandi yang ditentukan dari lokasinya : apakah kamar mandi dalam ruangan tertutup, ataukah kamar mandi di ruangan terbuka ? Kamar mandi berbatas langsung dengan alam : dengan semak perdu tanaman, dan bebatuan di pancuran, seperti yang kurasakan di salah satu hotel di Seminyak – Bali, atau seperti di Rumah Keramik – F. Widayanto di Beji - Depok. Sensasinya sulit dilukiskan,..karena kita mandi beratap langit.

Kamar mandi seperti apa yang anda pilih dengan memperhatikan slogan ‘save our earth’ ?

Villa M – Tretes, 3 Syawal 1426 H – 5 November 2005.
23.05