Saturday, November 12, 2005

121105 : lintasan kejadian

Bersama anakku, aku pergi ke TB Gramedia. Ia tiba – tiba ingin membeli ‘The da Vinci Code’, tetapi kularang…, karena takut terlalu berat untuk anak seusianya. Akhirnya ia memilih novel teenlit yang kulihat memiliki bahasa tulis yang baik.

Dari sana , aku memutuskan untuk mencari buku – buku puisi Sapardi Djoko Damono, yang kukagumi karena kemampuannya untuk menggambarkan secara amat detil suatu peristiwa kecil dan sederhana – yang cenderung terabaikan oleh kita - , sehingga menjadi suatu peristiwa besar dan begitu menyentuh perasaan. Kekuatan puisinya adalah kesederhanaan kata – kata dan pemilihan kata – kata secara tepat.
Aku sedih melihat kenyataan bahwa tak satupun buku – buku puisinya tersedia di Gramedia : seorang petugas mengatakan ada bukunya yang ditarik karena kurang laku. Padahal kuingin menambah koleksi buku puisinya, di luar “Dukamu Abadi” kumpulan puisi pertamanya di tahun 1968, dan “Perahu Kertas” , kumpulan puisi terbitan 1982, yang kukoleksi ketika aku masih kuliah 20 tahun yang lalu.

Akhirnya, aku sengaja tak memilih buku – buku manajemen, melainkan buku – buku kritik sosial yang disampaikan secara ‘main – main ‘ dan ringan oleh Umar Kayam dan Mohamad Sobary, yang artikelnya di Tajuk Minggu Kompas, selalu kuikuti, karena mengandung nilai reliji yang dalam, selain keberpihakannya kepada orang kecil.

Jumlah buku yang kubeli : 5 buku tebal, melawan pakem yang selama ini berlaku : lebih baik membeli satu per satu, agar sempat kau resapi isinya dengan sepenuh hati, sebelum kau berpindah ke buku lainnya (karena membeli dan membaca secara berlebihan pada saat bersamaan akan menghilangkan keindahan dari isi buku itu sendiri !! Sama seperti saat kau menyewa DVD film : 5 hari sehari, dan kau dikejar target pengembalian tepat waktu, maka kau akan berusaha untuk menontonnya dengan cara apa saja : men-skip bagian tertentu dari cerita, menonton sambil melakukan aktifitas lainnya pada saat bersamaan : makan, memasak, dsb sehingga menghilangkan fokus pada kisah film itu sendiri !!) .
Selain itu aku juga membeli buku kumpulan puisi dr. Handrawan Nadesul, yang lebih terkenal karena artikel kedokteran dan humanismenya, yang ternyata trampil membuat puisi yang begitu menyentuh…

Bagiku, buku telah menjadi santapan rohani bagiku, terutama saat aku sedang dalam tekanan pekerjaan, dan membutuhkan sesuatu untuk melepaskan diri dari semua tekanan…

Sama pentingnya seperti keinginan untuk menghabiskan akhir pekan dan menghilangkan penat dan suntuk di Bali sendiri…., tanpa perlu memikirkan tenggat waktu, dan beban kerja….

Setiap orang memerlukan oase, di mana ia bisa mereguk air di tengah kehausannya akan pencarian makna diri yang sejati….

BNI – Jakarta, 121105 : 09.00 malam

No comments: