Thursday, July 27, 2006

SITU GINTUNG : suatu siang



Akhirnya, ...setelah melalui diskusi pendek dan hak veto, diputuskan kita bersepuluh makan siang perpisahan di Resto Pulau Situ Gintung. Aku yang kebagian jadi juru traktir kali ini.
Pilihan ke sana, karena suasananya beda : green lake view (karena lumut,..!!!) dan lesehannya itu boo,.selain menu yang lebih variatif, dibanding di resto Ayam Panggang Situ Gintung dan cuma 15 menit dari kantor.

Senang juga aku mendengar komentar teman2ku : masakannya enak, dan pas bumbunya !! Tetapi buatku, rasa masakan bukan cuma yang terasa di lidah (lihat topik blogku : Tahi kambing rasa coklat : perasaan hati dan neuro transmitter),.tetapi lebih karena sinyal yang sampai ke otak karena suasana hati. Sehingga saat hati terasa sedih, makan apa saja juga terasa biasa - biasa saja dan cuma 'numpang lewat.'

Kesedihan itu seperti pelan - pelan merambati diri,...bukan lethal dosis,..melainkan tumbuh pelahan, sejak 6 bulan yang lalu. Dan ketika saat akhir itu tiba,...seperti sesuatu yang coba kita tutupi dengan kegembiraan dan keriangan yang 'OD' atau over dosis,..sehingga yang tampak adalah panggung sandiwara !!! Jangankan dengan orang yang telah melalui kebersamaan dengan kita selama belasan tahun !!! Bahkan ketika orang yang kita kenal belum genap 2 bulan saja, mampu membuat kita merasa kehilangan dan bersedih

Tetapi itulah hidup,...ada saat datang dan pergi. Teman, persahabatan, cinta dan materi....datang tanpa diundang,.pergi tanpa diminta..

BNI, 26 Juli 2006
9 pm

Wednesday, July 26, 2006

FAREWELL TRIP TO TANGKUBANPERAHU






Tiba juga saat itu : perpisahan dengan teman – teman, di mana aku bergaul secara intens dengan mereka, selama lebih kurang 10 jam sehari. Kita sudah seperti saudara, dengan mereka yang telah bekerja bersama lebih dari 15 tahun. Bukan bicara soal loyalitas, tetapi lebih kepada kesamaan mencari sesuap nasi, melalui masa sedih dan senang bersama, seperti keluarga besar, dan dengan fair competition !!!

Apa yang tersirat di benak kita, ketika menyebut Tangkuban perahu ? Naik ke arah Lembang, menuju kawahnya, berfoto di sana, melihat penjual cendera mata yang tak cukup kreatif berinovasi menampilkan ke’baru’an barang dagangannya (tak seperti pedagang cendera mata di Bali, yang selalu menampilkan sesuatu yang berbeda setiap 3 bulan !!) , dan dalam waktu 30 menit, selesailah sudah wisata tsb. Tak ada kesan yang tertinggal sesudahnya !!!

Tetapi pengalaman ke sana bersama teman – teman, yang membuat nafasku tersengal – sengal karena mendaki hutan vegetatif yang hijau, ke kawah Domas, ke bukit karang, dengan air belerang panas mendidih yang membuat foto – fotoku spektakuler, dengan orang Korea yang memaksa mencelupkan kakiku ke air , dan meminjamkan sapu tangannya untuk membasuh kakiku (hingga diolok – olok oleh temanku sebagai cara untuk mengguna2 !!! jauh amat, ya ‘mikirnya !!), termasuk wisata jalan bersama ke Kawah Putih April lalu, telah memberiku pesan moral yang bermanfaat dalam kehidupan kita, baik itu dalam pekerjaan ataupun kehidupan pribadi kita :

JANGAN LIHAT SESUATU PADA TAMPAK LUARNYA !!! JANGAN PERNAH BOSAN KEMBALI KE TEMPAT WISATA YANG SAMA ATAU BERSAMA ORANG YANG SAMA !!! SELAMI KEDALAMANNYA, EKSPLORASI… DAN AKAN SELALU KAU TEMUKAN SESUATU YANG BARU, YANG MEMESONAMU !!! KAU TAKKAN PERNAH BENAR – BENAR MENGENAL SESUATU ATAU SESEORANG !! TAK PERNAH ADA KATA ‘CUKUP’ UNTUK DAPAT MEMAHAMI SESEORANG ATAU PEKERJAAN KITA !!!

Cilandak, 26 Juli 2006
08.20 am

Tuesday, July 25, 2006

HOW COMPLICATED MY LIFE IS


Pertama kali aku merasa tertampar, ketika teman baruku saat itu, pada Desember tahun lalu mengomentari aku sebagai orang yang berpikir terlalu jauh dalam melihat dan mengamati suatu keadaan. Ia mengatakan aku terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri – bukan melihat dan memotret kenyataan yang ada di hadapanku -, sehingga akhirnya aku tak melihat realita yang terjadi sebagai apa adanya.

Juga ketika aku melakukan persiapan terlalu jauh untuk proses pemijatan yang akan aku lakukan. Sebagai praktik terhadap teori yang kudapat dari berbagai buku dan VCD . Mulai dari menghafalkan gerakan effleurage, petrissage, friction, tapotement, dan vibration, mengingat – ingat cara massage di griya pijat keluarga favoritku, menyiapkan massage oilnya yang berupa minyak zaitun, butuh sekian handuk untuk menghangatkan dan menutupi area badan yang tidak terkena massage,..aromatherapy oil dan burner aromatherapy stick dengan berbagai wewangian, dsb. Padahal,..di atas semua teori dan persiapan yang disebutkan di atas, ada hal yang lebih penting : let ur feeling leads u, and u’ll know how strong u need to give massage to ur objects. Object massage kita bukan benda mati, melainkan makhluk hidup yang akan memberikan response atas pijatan kita. Jika ia bisa benar – benar merasa rileks dan tertidur, maka kita boleh merasa sukses.

Kali ke tiga, beberapa hari yang lalu, ketika temanku lainnya, mengomentari cara pandangku dalam mendeskripsikan sikapku untuk memilih teman hidup sebagai soo complex and complicated. Dan aku dengan tenangnya mengatakan, semakin tua seseorang,…maka semakin rasional ia,..sehingga yang dilihat tak melulu chemistry dan cinta. Ada hitung – hitungan variabel – variabel lainnya, yang secara priority matrix mungkin bukan merupakan variabel dengan bobot tertinggi, tetapi karena beberapa variabel ini ternyata memiliki posisi cukup penting, akhirnya tokh menggeser posisi terpenting tadi : chemistry.

Kalau aku anak remaja,…pastinya aku akan menutup mata pada other variables than love n chemistry. Itu yang disebut cinta itu buta, dan hanya mengikuti perasaan semata !!! Mau pacaran dengan laki – laki beristri dan beranak,..hayo saja,.dijabanin, kata orang betawi !! Mau pacaran dengan anak baru kemarin sore, yang wajahya keren dan hatinya super baik,…hayo !! Pacaran dengan orang yang berbeda keyakinan, yang kita tahu ia tak akan berpindah keyakinan,..sehingga hanya menghabiskan waktu saja, juga OK !! Pacaran dengan orang yang tak memiliki orientasi jangka panjang dan hanya menikmati kebersamaan saat sekarang saja,…juga tak masalah !!

Tentunya aku bukan tipe seperti yang kusebutkan di atas ! Jadi,..ketika si sohib ini berkata bahwa tak semua bisa dirasionalkan,..maka aku cuma tersenyum saja. Sekarang ini aku belajar mengasah intuisiku,..mendengar suara hatiku,..dan mencoba simplify my life. Sedikit merencanakan sesuatu,..dan membiarkan semuanya terjadi, tanpa perlu diburu – buru.

Ready to accept unexpected thing happened in my life. Coz life is mystery…

BNI, 6 Juli 2006
17.00

Sunday, July 16, 2006

PENGHARGAAN



What a bad day,…when you realized your lovely kids didn’t appreciate your hard work as a sole bread winner, to enable you to grow up them , to give them the best education and facilities you’ll never imagine you can afford it before. Even it means you sacrifice your personal goal, as the ultimate priority is the future of your kids.

Semua itu melukai hatiku,…ketika yang dilihat oleh orang – orang terkasihku hanyalah ‘kekurangan’ku semata, dan dianggap sebagai sesuatu yang sudah dengan sendirinya dan seharusnya ada : bukan upaya dan kerja keras yang mengiringi perolehan di balik semua yang mereka nikmati sekarang ini,…yang bukan hasil ‘sim salabim’ dan instan dalam semalam.

Menjadi sesuatu yang menyedihkan, ketika seseorang tak lagi melihat proses di balik perolehan sesuatu. Dan hanya melihat pada hasil akhir, serta lebih senang membandingkan hasil akhir tsb. dengan yang dimiliki orang lain,.tanpa melihat apa wujud terima kasihnya,…apakah dengan belajar sungguh – sungguh,..atau melakukan hal kecil yang diminta oleh ibunya,…yang hanya dalam hitungan menit – seperti menyampuli buku taman bacaan, yang biasa kulakukan sendiri – tetapi berhari – hari tak kunjung dilakukan, sehingga timbul perasaan diabaikan.

Menjadi sesuatu yang mengecewakan, ketika seseorang lebih suka mencela apa yang tampak oleh mata dan pendengarannya, dan bukan yang tampak oleh mata hati dan mata batinnya , lebih dibanding menghargai upaya orang lain bercapek – capek memberikan sesuatu yang mungkin kurang pas dengan minat dan seleranya,….dan mengatakannya dengan lugas, tanpa mengungkapkannya menjadi sesuatu yang bermuatan positif yang akan lebih mudah diterima oleh orang lain.

Bagi orang – orang tercinta, aku rela melakukan apa saja – sekalipun memakan waktu, tenaga , dan uang – untuk membuat mereka bahagia . Aku tak pernah menuntut apa – apa….kecuali satu : tolong hargai aku sebagai orang yang telah berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka………

BNI, 16 Juli 2006
11.40 am

Sunday, July 09, 2006

KEMBALI MENJALIN TALI SILATURAHMI :


7 Juli 2006

Jum’at, dua hari yang lalu,..aku – tanpa direncanakan dan semata dorongan nurani – menelpon nomor telpon non produktif (meminjam istilah Al) yang untungnya masih kusimpan di HPku - yang tak pernah kuhubungi sejak 6 tahun silam.
Dan suara di seberang sana,…masih sama seperti suara yang kudengar 28 tahun silam,..ketika aku menyimaknya mengajar Matematika !!

Ya,.beliau, bu Atiek, adalah guru Matematikaku ketika SMP kelas 2. Satu – satunya guru yang membuatku ingin selalu mendapat nilai perfect : 100 untuk setiap ulangan Matematika, ….dan membuatku mencintai kopi untuk membuatku tetap melek, berlatih mengerjakan setiap soal matematika dari puluhan lembar halaman buku Math !!! Cara mengajarnya membuatku ‘learn by heart’….dan tetap mengingat semua pelajaran tsb dengan baik : dari himpunan semesta pembicaraan, absis, ordinat, aljabar, kalkulus, geometri, trigonometri, dsb….hingga menjadi bekalku saat menjadi guru les privat math untuk anak SD dan SMP saat aku kuliah.

Guru yang membuatku sadar, bahwa beautiful n brain bisa berkolaborasi dengan sempurna (even I realized that I’m not beautiful, therefore I have to work hard to be smart !! Otherwise nobody pays attention to me !!) dan menjadi daya tarik bagi orang lain.

Guru yang memiliki perpaduan ketegasan, kecemerlangan mentransfer pengetahuan melalui pemahaman konsep yang baik, menjadi teman yang baik bagi muridnya, cantik dan menjadi fashion trendsetter bagi guru dan murid….!!!

Setelah aku lulus kelas 3 SMP,.beliau pindah ke Jakarta, karena menikah dengan salah seorang pejabat negara ini. Dan aku sempat menjumpainya beberapa kali di rumahnya di Jalan Daksa.,ketika aku pindah bekerja di Jakarta.
Beliau akan senang jika aku membawakan produk kosmetik warna favoritnya.

Kemudian mulailah aku bercerita mengenai apa yang terjadi padaku 6 tahun terakhir ini. Dan kuingat 6 tahun yang lalu, beliau berusaha menjadi match maker,..tetapi kutolak dengan halus !!
Mendengar ceritaku, beliau menanggapi, demikian banyak hal yang terjadi yang membuat kanvas kehidupanku ‘berwarna’ – tak peduli warna apa yang timbul,…cerah, kelabu, dsb -.

Enam tahun tak menghubunginya, padahal beliau pernah mencoba menelpon rumahku yang lama,…membuat beliau merindukanku,…terutama saat – saat ulang tahun beliau yang biasanya tak pernah terlupakan olehku !!! Karena hanya terpaut 3 hari denganku !! Selalu ada ucapan ulang tahun, dan bunga untuk beliau.

Minggu depan aku akan sowan ke rumahnya,…karena aku sadar,…manusia hidup tetap perlu bersosialisasi,…dan merupakan sesuatu yang indah untuk menjalin hubungan dengan orang – orang yang pernah memiliki ikatan emosional dengan kita

BNI, 9 Juli 2006
09.00 am

KEMBALINYA ANAK DURHAKO :




Pertemuan 1 Juli 2006

Your lovely family welcome and accept you , even your life is imperfect

Kemarin, aku mengantar sopirku ke salah seorang paranormal ‘Pemburu Hantu’, yang kubaca iklannya di TV, karena ia memiliki masalah dengan kematian keluarga besarnya yang berturut – turut dalam waktu singkat. Sehingga ia ingin benar – benar mengetahui masalahnya : apakah murni medis, atau ada orang lain yang tak menyukai keluarganya yang ingin membalas sakit hati dengan cara tak terpuji.

Lokasi tempat si paranormal yang berada di Cidodol dan hanya berjarak ratusan meter dengan rumah Ibu angkatku, membuat anakku, Aya, berkata, ia ingin sekali bertemu Uti (singkatan dari ‘Yang Putri). Padahal,….aku sudah tak pernah mengunjunginya sejak 5 tahun yang lalu….saat terakhir aku bercerita tentang rencanaku ke Bali dan Bromo bersama Mr. X !!! Dan karena the ending was not as per my expectation, dan aku tak siap untuk ditanya oleh beliau,…aku memutuskan untuk tak datang menjenguknya. Padahal dari rumah cuma dibutuhkan waktu sekitar 35 menit untuk sampai di rumah beliau.

Akhirnya, tanpa perencanaan, aku bisa bertemu beliau. Untungnya, mobilku yang seperti ‘gudang’ penyimpanan barang, selalu menyimpan barang – barang yang sewaktu – waktu bisa dijadikan oleh – oleh. Ada batik yang berminggu – minggu kugeletakkan di mobil, dan tinggal membungkusnya dengan kertas kado, dan siap dijadikan buah tangan !!

Ibu angkatku, Sukadiah Pringgohardjoso, adalah mantan diplomat senior yang malang melintang di masa Bung Karno, pada tahun ’56 hingga beliau pensiun pada tahun ‘86 sebagai salah satu direktur di DepLu setelah sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Denmark. (Jurusan Hubungan Internasional – UGM dikenal sebagai jurusan yang menelurkan demikian banyak diplomat senior !!)

Jika ingat bagaimana aku mengenal beliau bahkan kisah hingga diangkat anak, benar – benar tak terduga !! Ketika aku SMA, aku memang ingin menjadi diplomat,…tetapi karena pengaruh kakak yang besar sekali – akhirnya aku memilih jalur yang makin melenceng dari dunia diplomasi : jurusan IPA, dan lanjut ke Teknik !!
Saat aku kelas 2 SMA, aku membaca profile beliau di ‘Femina’ yang membuatku amat mengaguminya - menjadikannya sebagai idolaku dan sumber inspirasiku - dan kemudian aku memberanikan diri menulis surat ke Denmark,..yang hingga saat ini masih kuingat alamatnya: Orehoj alle 29 – Hellerup, Copenhagen – Denmark.

Saat itu beliau menyampaikan bahwa jika aku berminat menjadi diplomat, harus mengasah kemampuan bahasa Inggrisku melalui kursus di British Council. Akhirnya kukatakan,.’forget it!’ karena kutahu arah yang kutempuh makin jauh dari dunia diplomasi.

Beliau membalasnya, dan sejak saat itu kami terus berkomunikasi hingga akhirnya beliau kembali ke Indonesia.
Ibuku ini menguasai multi bahasa, sekitar 7 bahasa : Indonesia, Inggris, Belanda, Jerman, Perancis, Itali, Spanyol. Sementara aku,..2 bahasa saja nggak ada yang benar (eh 3,.termasuk bahasa Jawa ) !!!

Di Indonesia, aku rutin mengunjungi beliau. Dari beliau masih tinggal di Pondok Indah, hingga pindah ke Cidodol. Beliau juga mengikuti setiap fase gelombang kehidupanku : dari baru lulus kuliah, bekerja, menikah, melahirkan anak, bercerai, hingga kini.

Setiap dasa warsa ulang tahun beliau biasanya dirayakan bersama sahabat dan rekan – rekannya ex DepLu. Perayaan besar – besaran ketika beliau berultah ke -70, 10 tahun lampau dirayakan di Gedung pertemuan DepLu (lupa namanya !! kalau nggak salah ‘Caraka Loka’) di Sisingamangaraja. Dan jadilah saat itu seperti reuni para diplomat : dari yang muda sampai senior tumpah ruah di sana !!!

Beliau juga yang selalu mengajarkan konsep kebersahajaan dan hidup hemat, sehingga bisa menabung untuk hari tuanya. Konsep’mutih’ untuk melawan hawa nafsu, konsep berhemat dengan cara langsung pulang ke rumah, selepas bekerja, tanpa perlu berbelok ke mall atau restoran…atau sekedar ngopi

Beliau 10 tahun lalu masih aktif menjadi salah satu dewan penasihat Trisakti, dan hingga kini setia menjadi salah satu pengurus YKI ( Yayasan Kanker Indonesia). Makanya beliau begitu prihatin mendengar ceritaku bahwa Ewo mulai merokok.

Keaktifan beliau di yayasan sosial, makin bertambah dengan menjadi dewan pengurus dan penyantun sebuah panti asuhan dan SD bagi anak – anak kurang mampu – yayasan Sosrokartono – di daerah Muara Karang.

Di usia yang menjelang 80 tahun, beliau masih amat bugar, dengan ingatan yang masih tajam dan tak tampak tanda – tanda demensia / pikun, pendengaran juga masih baik. Satu – satunya perubahan adalah syaraf mata sebelah kanan yang lemah– yang sedari puluhan tahun silam memang tampak agak bermasalah – yang membuat kelopak mata kanan beliau agak tertutup. Selain itu,..tak ada beda seperti 20 tahun silam !! Cara berbicara beliau juga masih runtut, satu per satu, dengan artikulasi yang jelas. Luar biasa !!

Aku bersyukur bahwa akhirnya aku dapat menjalin tali silaturahmi kembali dengan beliau. Meski terbersit rasa bersalah, telah memutusnya selama hampir 5 tahun, tanpa kabar berita,…hingga tak lagi ada ucapan selamat ulang tahun,…atau mengirimi Ibu parfum dan kosmetik favoritnya. Aku tak perlu menunjukkan ‘perubahan’,..bahkan ketika ‘perubahan’ itu tak terjadi,…Ibu tetap menerimaku sebagai anak hilang yang dirindukannya…
Dan aku berjanji takkan pernah lagi meninggalkan beliau,…terutama di saat – saat beliau membutuhkan teman untuk berbagi cerita…

Satu yang kuingat,..keluarga tercinta adalah tempat di mana aku akan selalu menemukan kehangatan kasih sayang dan cinta tanpa pamrih, betapapun kelam cerita perjalanan hidupku….

Singapore, 2 Juli 2006
12.00 am

Wednesday, July 05, 2006

CATATAN PERJALANAN : SINGAPURA











Singapura tak pernah menarik minatku untuk khusus berkunjung atau liburan ke sana !!! Tak pernah ada ‘1st impression’ dari Singapura,…nggak ada ‘click’ !! Kalau aku ke sana,..lebih karena aku memanfaatkan waktu transitku yang semalam,…atau sebagai meeting point untuk suatu ‘mission impossible’.

Aku sudah beberapa kali datang ke Singapura, dan selalu tinggal di hotel di kawasan Orchard. Tetapi tak pernah sekalipun aku menginjakkan kaki ke Lucky Plaza, …melting point para TKI dan TKP di akhir pekan. Kecuali cuma mampir di gerai terluarnya yang menjual Giordano. Rasanya seperti melihat Melawai Plaza era ‘70an.
Tetapi hari itu, entah kenapa, aku ingin merasakan nafas kehidupan para TKI yang libur bekerja pada hari Minggu, dan mempersiapkan mental untuk menghadapi sakit kepala dan sesak nafas jika berada di kerumunan dan kebisingan orang banyak. Begitulah yang terjadi.

Karena sepatu baruku yang baru berumur seminggu menyebabkan rasa nyeri di ujung jempol,. saat aku mengukur jalan, sementara aku lupa membawa sandal payet Baliku,.. maka dengan berat hati, aku terpaksa pergi ke Lucky Plaza, dengan harapan bisa membeli sandal hak rendah murah meriah – daripada jempolku bengkak dan tak bisa Jalan Jalan Sepanjang Hari - ,..karena Lucky Plaza adalah plaza untuk golongan menengah bawah. Sesampai di sana, aku akhirnya bertemu dengan banyak TKW,..baik itu Indonesia ataupun Philippines. Dan mereka tumpah ruah di mana – mana !!! Lucky Plaza tak ubahnya Ps. Tanah Abang menjelang lebaran, tetapi lebih padat manusia lagi. Benar – benar seperti pasar senggol !!! Apalagi mereka baru menerima gaji bulanan ¡!
Dan mereka berdandan super seksi – terutama TKP !! – hampir semuanya menggunakan tank top, dengan celana ketat atau rok mini – tak peduli sesuai atau tidak dengan bentuk tubuhnya -. PD aja lageee !! Bahasa Tagalog dengan banyak ‘yung….nang…risenobol….’,..etc banyak terdengar !! (aku terbiasa mendengar aksen dan dialek Filipino karena belasan tahun berkomunikasi dengan rekan kerja regional dan ex – bossku Filipina juga). Mereka kalau bicara tak bisa pelan,.selalu dengan nada tinggi seperti orang Madura !!

Di Lucky Plaza, saking besarnya potensi uang yang berputar, sampai ada salah satu perusahaan mobile telecommunication yang beriklan dalam bahasa Philippines di escalator dan juga memberikan special rate untuk percakapan ke Phils, yang dibagi – bagikan flyernya ke semua pengunjung ¡!! Bahkan ada satu lantai yang khusus mengakomodir dan memanjakan kebutuhan TKP ini ¡! Dari jasa transfer uang, bar dan karaoke lounge, hingga mini mart semuanya ala Phils.
Yang pasti, aku menikmati belanja buku - buku healty life style edisi terbaru dan ....coklat !!!! Sehingga saking banyak dan beratnya, akhirnya tanpa rencana, aku mesti membeli satu kopor lagi supaya bisa memuat belanjaanku.

Di toko sepatu Bata, tempat di mana aku membeli sandal yang amat sangat biasa dan nggak ada cantik – cantiknya ! , dengan super sale yang masih kurasa mahal jika dibandingkan di Indonesia : 15 Sin $ (Rp 90,000,.aduuh,…nggak rela rasanya mengeluarkan unplanned expense satu ini !!),..berjubel aneka TKW dari Indonesia dan Phils. Mereka sibuk memilih sepatu : dari sport shoes, open toe w/ high heels, sampai wedges shoes – yang sampai sekarang saja aku tak punya, karena modelnya tidak klasik dan long lasting - yang seperti ulek – ulek cobek sambal !

TKW Phils lebih ‘berani’ bereksplorasi dalam gaya pakaian !! Dari rok mini sampai back less dan tank top sudah jadi pemandangan biasa,…nggak peduli lengan gempal seperti petinju ¡! Juga pakaian dengan perut dan pusar terbuka ala Britney juga banyak dipakai oleh TKI kita !!

Yang jelas, Lucky Plaza jadi most favorite rendesvouz place buat TKI dan TKP.
Bagaimanapun juga pemerintah Singapura patut diacungi jempol, karena memberikan libur sehari setelah bekerja 6 hari berturut – turut, bagi tenaga kerja di sana,…sehingga mereka bisa bebas bersilaturahmi dengan sesama tenaga kerja lainnya.

Jika ingin belanja dengan harga ‘miring’ untuk non branded items,….datanglah ke daerah Little Indian , di mana ada Mustapha Center, yang buka 24 jam, 7 hari seminggu, 365 hari setahun, menawarkan segala kebutuhan, dari bumbu – bumbu dapur masakan India yang amat lengkap, berbagai jenis beras, coklat hingga perabot pecah belah. Di sini mayoritas pengunjungnya adalah orang India, Pakistan, dan Timur Tengah.

Jika ingin membeli barang elektronik, pelajari dulu harga produk sejenis di Indonesia, sebelum memutuskan membelinya di sini. Aku membeli kamera Olympus FE 140, 6 MP dengan anti shake, hanya seharga 250 Sin$, dari retail price 500 Sin$, karena ini merupakan special offer yang masuk dalam buklet resmi‘Great Singapore Sale’ yang menyediakan 1,000 pcs produk ini untuk turis asing yang datang, hanya dengan menunjukkan paspor. Sementara untuk warga Singapore, mereka justru harus membelinya dengan harga lebih mahal, 350 Sin$.
Demikian pula tawaran lain yang masuk di bulet ini untuk MP3 player, baik Nano iPod. yang ditawarkan hanya seharga sekitar 100 Sin$ untuk 256 MB, maupun Creative Zen yang berkapasitas 1 GB, dan hanya dijual seharga 160 Sin$. Tetapi karena aku tidak pernah merasa nyaman dengan model earphone, maka aku tak berminat membelinya !! Produk ini lebih cocok untuk anak muda dan yang berjiwa muda.

Memang kita mesti jeli melihat tawaran, mana yang lebih murah dari Indonesia dan sebaliknya.
Antara satu toko dengan toko lain, bisa menawarkan barang yang sama dengan selisih harga hingga 100 Sin$. Terutama toko yang tak memiliki harga resmi tercantum di tiap produknya, seperti banyak ditemukan di Lucky Plaza !!
Bahkan di salah satu counter di Changi, aku terkejut mengetahui bahwa mobile phone Sony Walkman W-550i yang sama persis seperti punyaku, dihargai 700 Sin$ (setara 4,2 juta Rupiah !). Padahal di sini, aku membelinya seharga 2,45 juta !!

Ada satu toko di bagian depan Lucky Plaza, yang secara menyolok, memasang tulisan 'house of condom',...dan aneka bentuk kondom dengan berbagai warna, ukuran dan rasa tersedia di sini. Malah beberapa perempuan dengan cueknya masuk ke dalam, untuk melihat - lihat dan membeli kondom

Yang membuatku salut adalah : pemerintah memberikan tempat bagi anak muda untuk menyalurkan bakat musiknya dengan aksi panggungnya !! Setiap jarak 200 meter, ada satu grup band baru - seperti indie di sini - yang adu kebolehan,..dan penonton bisa menonton dengan santai di undakan depan shopping mall. Si grup band menyiapkan kaleng untuk tempat 'saweran' penonton. Dan lagu - lagu serta suara mereka OK juga, lho !!!

Di mana – mana, di hotel yang tarifnya 1,4 juta per malam , di pedestrian tempat pejalan kaki di Orchard, di shopping mall,..di Boat and Clarke Quay, di bandara Changi ….selalu terdengar bahasa Indonesia dan berjubel orang Indonesia dalam jumlah banyak : keluarga besar – nenek, anak, cucu yang masih di bawah setahun- . Sepertinya liburan ke Singapura tak ubahnya seperti berlibur ke Bogor atau Puncak !!!
Belum lagi tentengan belanjaan di ke-2 tangan, padahal nilai tukar Sing $ sedang tinggi !! Dan harga barang di Singapore tak lagi murah !! Luar biasa benar orang Indonesia kita yang kayo rayo ini !!!

Anehnya, aku yang kehilangan selera makan di sana,….sehingga jam makannya amburadul : ‘sarapan’ pukul 10.30,..makan ‘siang’ pukul 6.30 malam, dan makan malam pukul 11 malam,…bukannya malah turun berat badan,,..malah naik 1 kg !! Gara – gara salah pilih menu makan yang high cholesterol !

Berjalan di Clarke Quay – yang airnya bersih dan tak berbau - seperti mengingatkanku pada ‘taman jajan Kayoon’ di pinggir sungai, di Surabaya. Mirip lah !! Tetapi jangan bandingkan dengan restoran di Jimbaran dengan ikan bakar dan plecing kangkung, plus nyala temaram lilin (hmmm…romantis abisss ya !!) ditingkah debur ombaknya dan suara denting gitar grup band keliling yang bisa menyanyikan lagu on request. Jauh lebih menawan dan berkesan Jimbaran !!

Yang bisa diambil pelajaran : bagaimana menjaga supaya DAS (daerah aliran sungai) tetap bersih, tak berbau, tak hitam, penuh sampah dari daun, plastik, hingga spring bed dan sofa ‘terdampar’ di sungai,..dan satu saat kelak bisa memanfaatkan jalur tepian sungai Cisadane dan Ciliwung sebagai DTW (daerah tujuan wisata).

Singapore, 5 Juli 2006
10.00 am

Monday, July 03, 2006

TOTALLY UNEXPECTED (3)


Perjalanan kali ini makin menguatkan aku pada ‘prepare for unexpected !!’ Mulai dari lupa membawa peta Singapore yang lengkap dengan obyek wisata, hingga lupa membawa sandal teplek Bali yang enak buat dipakai JJSH (jalan – jalan sepanjang hari). Juga cuma pas membawa satu tas kecil yang sudah penuh dengan pakaian, dan tak membawa cadangan tas lagi !!

Begitu tiba di Singapore, baru teringat, aku perlu peta, sehingga meminta ke tourism information counter di hotel. Yang repot, begitu aku membeli banyak buku tentang healthy life style yang saat membawanya saja sudah membuat lenganku besar sebelah !!,…mulailah aku mencari koper di sana,..dan akhirnya kubeli 1. Benar – benar unplanned expense yang menyebalkan !!

Mengingat kebiasaan burukku jika bepergian di masa lalu, selalu tak pernah membawa pakaian dan sepatu olah raga, padahal fasilitas gym yang ditawarkan oleh hotel menarik sekali,…maka kali ini kusempatkan mempersiapkannya.

Tetapi apa yang terjadi,….ternyata gym yang ada di hotel megah ini sedang dalam renovasi,…sehingga tak dapat digunakan !!! Hmmm,.. sia – sialah persiapanku membawa pakaian dan sepatu olah raga !!! Padahal ini yang membuat tas pakaianku penuh !!!

Hal lainnya yang membuat deretan panjang ‘unexpected’ jadi bagian dari hari – hariku yang mesti kuterima dengan sabar, dan tanpa surprise lagi, adalah info yang tak jelas dari temanku. Ia menginformasikan akan tiba pukul 05.30 am tanpa menyebutkan menggunakan pesawat maskapai penerbangan mana. Ketika hingga pukul 08.30 am, ia tak kunjung datang, aku menelpon Changi untuk menanyakan penerbangan dari kota X hingga ke Singapura yang jadwalnya akan tiba pada jam yang disebutkan tadi. Ternyata dijawab tak ada delay, dan satu – satunya penerbangan dari kota tsb ke Singapura akan tiba pada pukul 09.20 am !!! Setelah kupikir dan analisa, aku baru menyadari bahwa temanku hanya menyebut jam dari tempat ia berangkat, dan tidak mengkonversinya menjadi waktu Singapura, yang ternyata selisih 4 jam !! Sehingga jika 05.30 ditambah 4 jam, akan menjadi 09.30 am !!! Hal – hal seperti ini membuatku sebal dan jengkel !! Sesuatu yang sebenarnya bisa diantisipasi dan dipersiapkan dengan lebih baik lagi, sehingga tak menimbulkan kejengkelan dan suasana hati tak nyaman !!!
Seandainya tahu lebih awal, tentunya aku tak perlu menunggu sejak pukul 06.30 pagi, tak berani sarapan ke restoran hotel,.hanya untuk menghindari tak ada di tempat saat ia datang !!

Sarapan dengan perut yang sudah amat lapar pada pukul 9, di saat semua orang -95% Indonesia – datang bersama keluarganya ke resto tsb. membawa dampak : makan tak nikmat, karena berbagi tempat dengan orang lain, dan makanan yang banyak habis dan tak diisi lagi, selain menu yang kurang variatif dan beragam, membuatku malas makan. Tetapi, alasan utamanya adalah : aku sudah kehilangan sebagian besar kesabaran dan minat untuk bertemu temanku tsb.

Jadi,…semua peristiwa tadi memperkuatku untuk berkesimpulan : mati rasa

Singapore, 3 Juli 2006
10.00 am

Sunday, July 02, 2006

BELAJAR MENCINTAI ORANG YANG TELAH MENYAKITI KITA


Sekitar 9 atau 8 tahun yang lalu, ketika aku mulai mengenal konsep tasawuf, ada seorang nara sumber KKA (Kuliah Kajian Agama)- Paramadina yang mengingatkan peserta bahwa ‘Mencintai orang yang kita cintai adalah pekerjaan yang mudah sekali.’ ...karena akan kita lakukan dengan sukarela, senang hati, sepenuh perasaan dan segenap jiwa. Tetapi ketika kita berhadapan dengan situasi sebaliknya : seseorang yang kita ‘benci’, karena telah menyakiti kita,...maka apakah kita juga tetap mesti mencintainya ??? Kita hanya boleh membenci perbuatannya, yang menyebabkan kita tersakiti, dan bukan orangnya !! Kita mesti memaafkan dia atas perbuatan ‘bodoh’ dan ‘khilaf’nya yang tak disadari telah menyakiti hati kita, dan memohon semoga Allah membukakan mata dan hatinya agar menyadari kesalahannya. Dan itu hanya bisa kita lakukan, jika kita tak lagi memiliki dendam di hati...

Mencintai orang yang menyakiti kita adalah suatu perbuatan yang luar biasa indah,..sepanjang itu dilakukan sepenuh hati. Karena tak ada tempat bagi dendam dan benci !! Seperti yang dilakukan oleh Nabi, kepada seorang Yahudi buta yang demikian membenci dan menjelek – jelekkan Nabi ke semua orang, padahal justru Nabilah yang memberinya makan dan menyuapinya setiap hari tanpa si Yahudi ini tahu siapa orang yang menyuapinya!! Hingga ketika Nabi meninggal dan sahabat Nabi ( Abubakar ??) – meneruskan kebiasaan Nabi - menyuapinya, maka terasa beda cara menyuapinya, sehingga ia bertanya ke manakah orang yang biasa menyuapinya. Ketika disampaikan bahwa orang yang biasa menyuapinya, Nabi Muhammad saw, telah berpulang ke rahmatullah, maka menangislah orang tsb !!! Ia tak menyangka bahwa Nabi yang selalu dijelek – jelekkannya itu memiliki hati amat mulia, dan tak membenci bahkan tak mendendamnya !!! Akhirnya orang ini memeluk Islam.

Inilah cara ampuh agar orang yang menyakiti kita sadar bahwa kita tetap berlaku baik padanya, seolah tak ada sesuatupun terjadi , yang pada akhirnya akan berbalik membuat ia malu dan meminta maaf pada kita, karena menyadari kebesaran hati dan jiwa kita.

Mudah untuk diucapkan, sulit untuk diamalkan !! Tetapi satu yang mesti diingat : apakah kita jadi lebih bahagia karena hidup bersama dendam, yang membakar akal sehat kita ? Sementara dendam akan menggerogoti hati kita, hingga penuh lubang ? Dendam juga seperti api yang membakar kebaikan.....Apakah orang yang menyakiti kita jadi lebih menderita hidupnya karena dendam kita ??? Tidak juga, kan ?? Jika dalam keadaan amat teraniaya, ucapkan do’a sebagai orang teraniaya. Dan cukuplah itu bagi kita !! Selebihnya, biarkan menjadi urusan Sang Khalik, Sang penguasa alam semesta

Biarkan dunia damai dalam rengkuhan kasih dan senyum…..tanpa ada dendam yang menyulut api permusuhan !!

BNI, 2 Juli 2006

06.00 am

Saturday, July 01, 2006

NO JEWELRY, PLIIIIZZZZ


Sejak aku remaja dulu, aku nggak suka memakai pernak – pernik jewelry seperti giwang, kalung, gelang, dsb. Jika aku punya kelebihan uang, maka aku tak pernah menginvestasikannya dalam bentuk logam emas 24 karat ataupun perhiasan emas. Padahal aku tahu, bahwa emas merupakan investasi yang paling mudah dijual, saat kita membutuhkan dana tunai dalam waktu singkat. Harganyapun cenderung stabil, naik terus !!! Tak pernah turun !!

Di safe deposit box salah satu bank, aku share tempat dengan tanteku yang seumurku. Jika aku menyimpan sertifikat rumah, BPKB, dan Ijazah di sana, maka ia menyimpan semua warisan perhiasan ibunya, plus yang dibelinya sendiri, di safe deposit box. Dari kalung yang sebesar rantai gembok rumah, hingga gelang yang bunyinya ‘krincing – krincing’ dari jarak 3 m, ia punya !! Benar – benar mewakili kebiasaan orang Madura yang kalau bisa gigi palsunyapun dari emas, biar jika senyum dari jarak 2 m sudah kelihatan ‘kinclong’ sinarnya !!

I’m just a simple person !! Aku nggak suka gemerlap warna emas yang menyolok. Juga aku nggak suka diribetkan oleh segala perhiasan (asli ataupun imitasi !!) yang butuh kotak perhiasan yang khusus !! Kalau ditanya, kemana saja fashion jewelry yang pernah aku beli sewaktu ke Bali, ke mall, atau oleh – oleh kawan dari Mesir, Bangkok, India, dsb yang lebih banyak bernuansa etnis, aku akan bilang : ‘aduuh, lupa ‘naruhnya di mana !!’ karena perilaku sembronoku yang merasa terganggu dan risih dengan benda asing yang menempel di tubuhku. Sehingga sesampainya di rumah, atau saat di tempat tidur, aku akan melemparkannya ke mana saja..di samping tempat tidurku. Dan yang terjadi, pagi – pagi pembantuku akan menemukan cincin berlianku di kolong tempat tidur.
Mungkin untuk wanita type seperti aku –yang tak menyukai perhiasan-, jika ada seorang lelaki meminangnya, maka sebaiknya bukan memberikan cincin kawin berlian yang menguras 1 – 2 bulan gaji, tetapi lebih baik saham perusahaan blue chips atau sertifikat tanah atau rumah !!! Hwaahahaha….bakal diprotes keras oleh Tiffany, atau Frank & Co. ya !!

Jika ingin memberi ‘warna’ pada penampilanku, aku lebih merasa nyaman jika menggunakan scarf batik atau ikat atau tas etnik rotan, eceng gondok, payet – terutama saat aku tugas ke LN – agar dapat menampilkan identitas Indonesia tanpa tampil berlebihan !!

Kadang aku suka digoda temanku, dengan mengatakan, ‘waah simpanan emasnya banyak , mbak !!’ Dan aku dengan santai mengatakan ‘ Hmmm ya,.banyak banget tuh,..45 kg massss Ewo !! ‘

Intermezzo : Aku masih ingat, ketika suatu perusahaan juga menjual fashion jewelry yang dinamakan ‘gold plated’ ataupun imitasi ke seluruh cabang di Indonesia, maka hasilnya adalah : orang Madura dan Padang sama sekali tak berminat membelinya, karena mereka lebih suka membeli mas asli yang memiliki nilai investasi, dan memiliki arti lain sebagai pencapaian finansial yang perlu di’pamer’kan kepada orang lain

Aku hanya punya cincin emas, dan giwang yang diwariskan Ibu dengan permata berwarna marun - yang aku nggak tahu apa namanya. Sementara dua - duanya jewelry yang agak bernilai yang kubeli hanya cincin emas putih dengan berlian 0.01 karat (yang diragukan kadar 4Cnya, karena belinya juga cuma di Felice, ketika sedang ada diskon !!), giwang emas putih dengan berlian nol koma nol nol sekian yang bisa diabaikan kadar keberlianannya saking kueciilnya, dan satu lagi kalung emas putih 0.08 karat !!! Tiga yang kumiliki ini hanya sekedar syarat, agar jika aku hadir di acara semi formal, aku masih bisa menggunakan jewelry mungil yang tak menyolok perhatian.

Anakku laki – laki juga tak mendukungku menggunakan perhiasan etnik yang cenderung agak ‘heboh’ sehingga sekalinya aku memakai kalung dan giwang etnik ex India sekaligus,..langsung dengan sinisnya si Ewo mengomentari ; “Aduh Ibu,…gak pantes banget deh !!! Persis kaya’ emak – emak !!” Laah dia lupa kalau sejak 15 tahun lalu, ibunya sudah jadi mak – mak !! Akhirnya , dengan amat tidak PD,..kucopot giwang itu,.,.untuk selamanya tak pernah kugunakan !!

Kadang bingung juga, kalau pas akan hadir di acara undangan yang butuh penampilan yang agak ‘glamor’,.maka ketika pakaian sudah OK,..maka aku akan menengok pada perhiasan yang kumiliki !! Baru kuingat, oh aku masih punya kalung mutiara imitasi, atau giwang mutiara yang dulu kubeli di Lombok,.. tapi masalah lain timbul,…aduuh aku lupa menyimpannya di mana !!! Waah,.setelah lelah mengubek – ubek isi lemari dan laci.,…dan aku sudah putus asa mencarinya,..akhirnya kuputuskan untuk menggunakan shawl hitam transparan super besar, yang penuh payet atau shawl batik sutera hitam yang memang digunakan untuk ke pesta, daripada ribet memakai perhiasan yang tak tahu entah di mana !!!

Untuk menghindari never ending cerobohku yang satu ini,..aku selalu menyimpan giwang etnik dan kalung murah meriah di saku tasku ,…tetapi satu kalung etnik dari India, yang paling kusayang,..raib entah ke mana !!! Setiap aku memerlukan penampilan yang agak beda, maka aku akan dengan mudah menggunakannya.

BNI, 1 Juli 2006
07.30 am

WC : Tempat gosip dan ilham bermuara


Jika orang berbicara tentang WC, orang sering berpikir tentang sesuatu yang ‘jorok’,…yang tabu untuk dibicarakan di hadapan orang lain. Padahal WC memberi manfaat yang luar biasa : sebagai tempat pembuangan akhir dari semua sampah padat yang tak dapat diserap tubuh. Orang yang sebelumnya stress, mendadak setelah selesai ‘membuang hajat’ akan merasa legaaa luar biasa. (Seperti yang kulakukan saat mengetik topik ini, di WC !!)

WC atau toilet di kantor, juga terkenal sebagai tempat pertemuan dan diplomasi informal dari karyawan kantor,…berhaha hihi di sana, …sambil menunggu giliran ruang yang kosong,….sambil berlama – lama membasuh tangan, ataupun menyikat gigi pasca makan siang, kemudian mulailah muncul bisik – bisik pelahan,..sambil tengok kiri dan kanan.,…dan mulailah keluar ‘ppsssstt……si A dengar - dengar bla bla bla…’ ‘wah, terus bagaimana dengan si B ,…but plz,….jangan bilang – bilang siapa – siapa ya,, ini top secret looh!! ?’ atau yang beda bagian dan sudah tak bertemu berminggu – minggu, tak segan berkomentar ‘duuh ke mane aje ente,.koq sudah lama tak beredar,..kurusan ya ?? banyak menderita batin, ya !! ‘ atau keluhan ‘waah…koq ada keputusan begini bagaimana nih.,…bu Retno’ (Retno stands for Right Now !! Seorang boss expat. yang selalu meminta apa saja yang dikehendakinya seperti Loro Jonggrang,.. hanya dalam hitungan menit “I want it right now !!” tak peduli kendala yang dihadapi anak buahnya,.yang akhirnya dengan nada jengkel di’pleset’kan menjadi Retno !!). Dan solusi positif banyak juga didapat dari informal meeting n diplomacy di WC,..karena sesudah seseorang merasa ‘nyaman’ dan ‘lega’,…maka yang tertinggal adalah ‘kejujuran’,.sehingga saat itu lebih enak untuk berdiskusi.

WC di rumah adalah suatu tempat di mana aku bisa merasa nyaman membaca buku, koran, majalah. Yang jelas, aku takkan membiarkan diriku hanya merenung tanpa melakukan sesuatu di kloset !! Bahkan jika tahu agak lama, aku bisa sambil mengetik, atau menelpon di WC !!

WC juga pantas mendapat semua keindahan penataan seperti tempat lain, Seperti di WCku yang juga kupasang vas bunga segar dan lukisan kecil

Satu keinginanku yang belum terpenuhi : membuat rak buku kecil di dalam WC, sehingga setiap saat keinginan membuang hajat itu muncul, sudah tersedia buku untuk dibaca, dan tak hanya asal comot bacaan saja !!!

Sehingga waktu yang teralokasi di WC akan se-produktif seperti di tempat lain, seperti yang termuat dalam puisi di bawah ini

RENUNGAN KLOSET : Rieke Dyah Pitaloka
Ada baiknya,
tak mencatat hidup
dalam lembar- lembar buku harian
Suatu masa,
jika membacanya lagi
manis, membuat kita ingin kembali
pahit, membuat duka tak bisa lupa
Ada baiknya,
merenung hidup
dalam kloset yang sepi
Tak perlu malu,
mengenang, tersenyum atau menangis
Setelah itu,
siram semua
bersiap menerima makanan baru
yang lebih baik dari kemarin

BNI, 1 Juli 2006
06.20 am