Saturday, July 01, 2006

NO JEWELRY, PLIIIIZZZZ


Sejak aku remaja dulu, aku nggak suka memakai pernak – pernik jewelry seperti giwang, kalung, gelang, dsb. Jika aku punya kelebihan uang, maka aku tak pernah menginvestasikannya dalam bentuk logam emas 24 karat ataupun perhiasan emas. Padahal aku tahu, bahwa emas merupakan investasi yang paling mudah dijual, saat kita membutuhkan dana tunai dalam waktu singkat. Harganyapun cenderung stabil, naik terus !!! Tak pernah turun !!

Di safe deposit box salah satu bank, aku share tempat dengan tanteku yang seumurku. Jika aku menyimpan sertifikat rumah, BPKB, dan Ijazah di sana, maka ia menyimpan semua warisan perhiasan ibunya, plus yang dibelinya sendiri, di safe deposit box. Dari kalung yang sebesar rantai gembok rumah, hingga gelang yang bunyinya ‘krincing – krincing’ dari jarak 3 m, ia punya !! Benar – benar mewakili kebiasaan orang Madura yang kalau bisa gigi palsunyapun dari emas, biar jika senyum dari jarak 2 m sudah kelihatan ‘kinclong’ sinarnya !!

I’m just a simple person !! Aku nggak suka gemerlap warna emas yang menyolok. Juga aku nggak suka diribetkan oleh segala perhiasan (asli ataupun imitasi !!) yang butuh kotak perhiasan yang khusus !! Kalau ditanya, kemana saja fashion jewelry yang pernah aku beli sewaktu ke Bali, ke mall, atau oleh – oleh kawan dari Mesir, Bangkok, India, dsb yang lebih banyak bernuansa etnis, aku akan bilang : ‘aduuh, lupa ‘naruhnya di mana !!’ karena perilaku sembronoku yang merasa terganggu dan risih dengan benda asing yang menempel di tubuhku. Sehingga sesampainya di rumah, atau saat di tempat tidur, aku akan melemparkannya ke mana saja..di samping tempat tidurku. Dan yang terjadi, pagi – pagi pembantuku akan menemukan cincin berlianku di kolong tempat tidur.
Mungkin untuk wanita type seperti aku –yang tak menyukai perhiasan-, jika ada seorang lelaki meminangnya, maka sebaiknya bukan memberikan cincin kawin berlian yang menguras 1 – 2 bulan gaji, tetapi lebih baik saham perusahaan blue chips atau sertifikat tanah atau rumah !!! Hwaahahaha….bakal diprotes keras oleh Tiffany, atau Frank & Co. ya !!

Jika ingin memberi ‘warna’ pada penampilanku, aku lebih merasa nyaman jika menggunakan scarf batik atau ikat atau tas etnik rotan, eceng gondok, payet – terutama saat aku tugas ke LN – agar dapat menampilkan identitas Indonesia tanpa tampil berlebihan !!

Kadang aku suka digoda temanku, dengan mengatakan, ‘waah simpanan emasnya banyak , mbak !!’ Dan aku dengan santai mengatakan ‘ Hmmm ya,.banyak banget tuh,..45 kg massss Ewo !! ‘

Intermezzo : Aku masih ingat, ketika suatu perusahaan juga menjual fashion jewelry yang dinamakan ‘gold plated’ ataupun imitasi ke seluruh cabang di Indonesia, maka hasilnya adalah : orang Madura dan Padang sama sekali tak berminat membelinya, karena mereka lebih suka membeli mas asli yang memiliki nilai investasi, dan memiliki arti lain sebagai pencapaian finansial yang perlu di’pamer’kan kepada orang lain

Aku hanya punya cincin emas, dan giwang yang diwariskan Ibu dengan permata berwarna marun - yang aku nggak tahu apa namanya. Sementara dua - duanya jewelry yang agak bernilai yang kubeli hanya cincin emas putih dengan berlian 0.01 karat (yang diragukan kadar 4Cnya, karena belinya juga cuma di Felice, ketika sedang ada diskon !!), giwang emas putih dengan berlian nol koma nol nol sekian yang bisa diabaikan kadar keberlianannya saking kueciilnya, dan satu lagi kalung emas putih 0.08 karat !!! Tiga yang kumiliki ini hanya sekedar syarat, agar jika aku hadir di acara semi formal, aku masih bisa menggunakan jewelry mungil yang tak menyolok perhatian.

Anakku laki – laki juga tak mendukungku menggunakan perhiasan etnik yang cenderung agak ‘heboh’ sehingga sekalinya aku memakai kalung dan giwang etnik ex India sekaligus,..langsung dengan sinisnya si Ewo mengomentari ; “Aduh Ibu,…gak pantes banget deh !!! Persis kaya’ emak – emak !!” Laah dia lupa kalau sejak 15 tahun lalu, ibunya sudah jadi mak – mak !! Akhirnya , dengan amat tidak PD,..kucopot giwang itu,.,.untuk selamanya tak pernah kugunakan !!

Kadang bingung juga, kalau pas akan hadir di acara undangan yang butuh penampilan yang agak ‘glamor’,.maka ketika pakaian sudah OK,..maka aku akan menengok pada perhiasan yang kumiliki !! Baru kuingat, oh aku masih punya kalung mutiara imitasi, atau giwang mutiara yang dulu kubeli di Lombok,.. tapi masalah lain timbul,…aduuh aku lupa menyimpannya di mana !!! Waah,.setelah lelah mengubek – ubek isi lemari dan laci.,…dan aku sudah putus asa mencarinya,..akhirnya kuputuskan untuk menggunakan shawl hitam transparan super besar, yang penuh payet atau shawl batik sutera hitam yang memang digunakan untuk ke pesta, daripada ribet memakai perhiasan yang tak tahu entah di mana !!!

Untuk menghindari never ending cerobohku yang satu ini,..aku selalu menyimpan giwang etnik dan kalung murah meriah di saku tasku ,…tetapi satu kalung etnik dari India, yang paling kusayang,..raib entah ke mana !!! Setiap aku memerlukan penampilan yang agak beda, maka aku akan dengan mudah menggunakannya.

BNI, 1 Juli 2006
07.30 am

No comments: