Friday, November 04, 2005

Bantuan Langsung Tunai


Apakah BLT sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bagi orang miskin lebih banyak menjadi manfaat atau musibah bagi kita ?

Jika kita lihat bahwa bantuan Rp 100,000 sebulan yang diberikan kepada orang miskin – miskin menurut kriteria pemerintah yaitu rakyat yang berpenghasilan kurang dari Rp. 170,000 per bulan, sementara miskin menurut Bank Dunia berarti rakyat yang berpenghasilan kurang dari 2 USDd per hari atau setara dengan Rp. 600,000 per bulan - takkan membuat mereka terangkat dari lembah kemiskinan, dan bahkan takkan bsia mengkompensasi kenaikan pengeluaran yang diakibatkan kenaikan BBM. Adalah aneh bila JK (bukan John Kennedy, melainkan Jusuf Kalla) mengatakan bahwa BLT Rp. 100,000 ini akan memberikan selisih kelebihan, uang bersisa sekitar Rp. 40,000. Dari mana hitungan matematis itu didapat , wallahu’alam. Sementara bila kita menghitung, dampak kenaikan minyak tanah yang dulu dapat dibeli dengan harga Rp. 1,500 per liter sekarang naik 2x lipat, menjadi Rp,3,000 per liter, mengakibatkan kenaikan pengeluaran Rp 67,500 untuk memasak (bila sehari membutuhkan 1.5 l minyak tanah). Dan apakah akan kita katakan, beralihlah ke kayu bakar, sementara untuk 1 ikat kecil kayu bakar juga harus dibeli dengan harga relatif mahal, Rp. 6,000 dan membutuhkan tungku yang cukup luas.

Pengeluaran lain seperti alat transportasi, bila mereka harus naik kendaraan umum seperti angkot, maka kenaikan tarif berkisar Rp.500 hingga Rp. 1,000 untuk satu kali naik. Jika diasumsikan mereka hanya berganti 1x kendaraan umum, maka dalam 1 hari kenaikan ongkos transport adalah Rp.1,000 hingga Rp. 2,000. Dalam sebulan setara dengan Rp. 30,000 hingga Rp. 60,000 .

Belum lagi pengeluaran untuk belanja kebutuhan sehari – hari yang rata – rata naik 20% dan uang transport anak sekolah. Ini membuktikan bahwa uang BLT hanya cukup untuk menutup kenaikan harga minyak tanah dan ongkos transportasi. Belanja kebutuhan sehari – hari yang mengalami kenaikan hingga 20% mengakibatkan mereka tak mampu menanggungnya jika tak mengubah cara belanja mereka. Ada yang mengurangi makannya dari 3 x sehari menjadi 2 x sehari atau bahkan 1 x sehari. Puasa sepanjang hari –bukan hanya Senin dan Kamis – tak lagi menjadi pilihan mereka, tetapi keharusan agar mereka mampu bertahan hidup !! Ada yang mengubah menu makannya dari nasi dan tempe menjadi hanya nasi dan garam !!!

Ada juga yang secara drastis memutuskan meminta anaknya berhenti sekolah,…karena orang tuanya memprioritaskan uang yang terbatas untuk kebutuhan makan mereka. Aku tak tahu apakah dampak luar biasa dari kenaikan BBM ini akan berakibat bertambahnya jumlah penduduk miskin (atau ‘sangat’ miskin ??) Indonesia yang saat ini terdata hanya sekitar 10 juta (??? Kurang dari 5% jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta). Ada baiknya kita mendata ulang jumlah anak putus sekolah : apakah mengalami kenaikan dibanding sebelum kenaikan BBM ?

Bantuan yang salah sasaran.
Ayah sopirku yang menjabat sebagai Ketua RT di kampungnya dimaki – maki dan dituduh warganya bersekongkol dengan petugas BPS, hingga ia ingin meletakkan jabatan, meskipun benar – benar ia tak mendapat bagian sepeserpun. Padahal ia telah dengan tepat mendata warganya yang benar – benar masuk kategori miskin dan menyerahkannya kepada petugas BPS. Tetapi anehnya, petugas BPS mendata semua keluarga tanpa kecuali. Dan begitu saat pembagian kupon tiba, malah warga yang memiliki pekerjaan tetap, motor pribadi, bahkan mobil pribadi mendapat BLT !! Dan mereka tanpa perasaan, tak sungkan mengambil yang bukan haknya. Padahal di luar sana masih banyak janda miskin yang tak memiliki sumber penghasilan sama sekali dan hanya bergantung pada belas kasihan orang lain, tak mendapat haknya untuk mendapat BLT !!

Dari sini timbul masalah : kerukunan hidup bertetangga menjadi terguncang karena mereka saling iri dan curiga, hingga timbul pertikaian. Ada juga kisah ketua RW yang digorok lehernya oleh warga miskin yang kesal, karena tega meminta komisi 15% dari BLT !!! Apakah mereka merasa bahwa warga miskin ini mendapat durian runtuh ?

Sementara di sisi lain, ada warga yang mulia hatinya, mengembalikan dana BPS dengan alasan ia tak layak menerima, karena memilki pekerjaan sebagai SatPam di sebuah gereja di JaTim, dengan penghasilan sekitar Rp. 300,000 sebulan !!

Dari kejadian ini, kita bisa melihat betapa banyak orang yang ingin memiskinkan dirinya sendiri, dan merasa layak untuk mendapat BLT. Mengaku miskin, dengan cara memanipulasi kondisi finansialnya, padahal memiliki mobil dan motor, sehingga timbul perasaan ngiluku…..Karena hal ini menunjukkan mereka bukan miskin harta, melainkan miskin budi dan miskin harga diri…, penyakit hati yang sulit disembuhkan dan diberantas !!!

JB – Surabaya, 2 Syawal 1426 H – 4 Nov 2006
13.00

1 comment:

Anonymous said...

REVIEW: Flock Browser Promotes Creation
Web browsing used to be mostly about just that: Surfing site after site for information and goods ... A built-in word processor lets you submit entries directly to some of the leading blog services, including Six Apart Ltd.'s TypePad and Google Inc.'s Blogger.
Find out how to buy and sell anything, like things related to highway construction project on interest free credit and pay back whenever you want! Exchange FREE ads on any topic, like highway construction project!