Sunday, December 18, 2005

SURVIVAL SPIRIT


Aku terharu ketika mengetahui seorang temanku yang biasa mengendarai mobil, beralih mengendarai motor, karena dengan cara itu ia bisa berhemat 87%, dari Rp 52,500 per hari menjadi hanya Rp 6,750 .

Demikian pula salah satu karyawan, yang ketika kutanya mengapa tidak pernah menggunakan mobilnya lagi, ternyata ia mengatakan, ingin berhemat sekaligus beramal membantu orang lain, yaitu sesama karyawan di bagian lain yang menyediakan jasa antar jemput dengan sepeda motor (istilah keren dari : ojek). Dengan biaya Rp 300,000 sebulan, si karyawan dari rumhanya di Cilandak, mengambil penumpang ke Bintaro, mengantarkannya ke Cilandak dan kemudian sore hari sepulang kerja, ia mengantarkan kembali ke Bintaro. Dan tarif Rp. 300,000 sebulan ini terasa amat murah, karena jika di rata – rata sebulan ada 20 hari, maka sehari hanya merogoh kocek Rp 15,000 saja untuk Bintaro – Cilandak pp !!! Padahal jarak tempuhnya cukup jauh , bisa 70 km pp. Dan si karyawan yang sekaligus tukang ojek ini mesti menempuh rute dobel , pp dari Cilandak ke Bintaro , ia bermuatan kosong, tak membawa penumpang, Bintaro – Cilandak membawa rekan kerjanya. Kemudian sorenya, dari Cilandak ke Bintaro membawa rekan kerjanya, dan dari Bintaro ke Cilandak tak membawa penumpang. Dari kalkulasi kasar saja tampak bahwa ia perlu 2 liter bensin yang setara dengan Rp 9,000 setiap hari. Tampaknya ini bukan bisnis yang menguntungkan, dan hanya menghasilkan laba yang sangat tipis !! Tetapi ternyata ia tak sebodoh itu. Rumah rekan kerjanya di Bintaro, ternyata berdekatan dengan kampus, sehingga banyak mahasiswa yang membutuhkan jasa ojek. Saat mengantar pulang rekan kerjanya, ia manfaatkan untuk mengantar mahasiswa yang ingin pergi ke Blok M atau ke arah yang satu jurusan dengan lokasi rumahnya. Dari sana, ia mendapat penghasilan tambahan lagi.

Apa yang menggerakkan si karyawan ini untuk mendayagunakan motornya yang masih dikredit dan mengoptimumkan utilisasi dari motornya, tak semata hanya sebagai alat transportasi dirinya saja ? Ternyata survival spirit yang ada dalam dirinya, telah mampu mengalahkan rasa kantuk, segan, malasnya untuk bangun pagi. Dan sebelum berangkat menjemput rekannya, ia juga sudah menjadi ojek dari karyawan lain yang tinggal tak jauh dari tempat tinggalnya. Cara ia berpromosi memasarkan dirinyapun cukup bagus. Ia membuat flyer yang dibagi – bagikan ke rekan – rekan kerjanya, dan memasang iklan : “Anda butuh antar jemput ? Kami bersedia mengantar anda sampai tujuan dengan selamat, dengan menggunakan motor baru. Hubungi : XXX di no HP : YYY.”

Ia menggunakan teknik jemput bola,..tak ingin hanya pasrah menunggu nasib di tahun depan, di mana karena dampak kenaikan BBM, sudah 109,000 orang di Indonesia yang terkena PHK dan menambah banyak barisan pengangguran di negeri ini. Ia sudah mempersiapkan diri sebaik – baiknya menghadapi situasi tak pasti, dengan mulai membiasakan diri mendapat penghasilan tambahan dari pekerjaan sampingannya.
Ia adalah contoh pekerja krah biru yang tak hanya berdiam diri saja, tetapi telah siap menghadapi scenario buruk yang mungkin terjadi…

Survival spiritnya tumbuh mengalahkan rasa cemas dan memunculkan ide kreatifnya untuk mendapat penghasilan tambahan dan melatih keuletan serta ketangguhannya menghadapi hidup yang makin tak ramah….


BNI, 18 Desember 2005
11.15 am

No comments: