Friday, December 16, 2005

MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIH




Satu hari yang seharusnya menjadi hari terindahku, berubah menjadi hari terburuk. Sebermula dari kejadian yang membuatku merasa kesal : hari itu aku mengambil cuti, dan sebagaimana biasanya, aku sudah merencanakan apa saja yang akan kulakukan di sepanjang hari itu. Pagi itu aku berubah pikiran, dari ingin melakukan medical check up ke sebuah RS di HR Rasuna Said , karena pertimbangan macet, maka kuurungkan dan berganti haluan ke klinik di Cipete, yang mayoritas pasiennya orang bule. Karena klinik ini relatif kecil, dan karena pasiennya bule, yang mengutamakan kualitas dan service, maka pasti akan kudapatkan service yang baik.., itu harapanku.

Sampailah aku di sana pukul 9 pagi sesuai janji. Kujelaskan pada petugas admission bahwa aku tak perlu membayar sesuai dengan penjelasan dalam surat , karena ini adalah kerja sama antara insurance dengan RS yang menjadi mitra kerjanya, Kemudian dari sini, aku diproses ke tahap selanjutnya, itupun dengan proses menunggu yang cukup lama. Hingga akhirnya selesai semua proses check up pada pukul 10.30. Ternyata aku diharuskan membayar untuk sesuatu yang seharusnya tak perlu membayar. Setelah bersitegang dan tarik urat dengan managernya, maka kujelaskan ada kecerobohan dari petugas admission yang tidak mengikuti SOP, dan men-skip proses menanyakan apakah aku memiliki kartu asuransi yang dimaksud – karena aku bukan peserta asuransi C, melainkan CS, sementara khusus untuk medical check up ini broker insurancenya bekerja sama dengan asuransi C - . Jika aku tak dapat menunjukkannya, maka dengan mudahnya si petugas bisa menolakku, dan aku tak perlu melanjutkan ke tahap pemeriksaan selanjutnya. Aku bisa pilih banyak RS dan klinik bagus lainnya, yang sesuai dengan rujukan.

Proses tarik urat yang melelahkan dengan pihak klinik, HR dept.ku, dan broker insurance itu benar – benar menguras energiku. Satu setengah jam lamanya aku di’sandera’, tak dapat keluar. Untuk menghindari masalah makin berlarut – larut, akhirnya dicapai kata sepakat, bahwa aku akan membayar ke klinik, tetapi semua biaya yang kukeluarkan akan diganti oleh insurance, karena sama sekali bukan kesalahanku. Dibandingkan dengan biaya medical check up di RS lain, maka tarif yang berlaku di sini jauh lebih mahal, dengan pelayanan yang buruk dan tenaga administrasi yang tidak profesional. Hanya gara – gara kelalaian petugas pendaftaran menanyakan kartu asuransi, sehingga tak mengikuti SOP (Standard Operating Procedure), maka pasienlah yang menjadi ‘korban.’

Aku marah, kecewa, kesal,karena buyarlah semua rencanaku,…padahal khusus hari itu aku mengambil cuti …Beberapa tempat yang semula kujadwalkan kukunjungi,.akhirnya batal semua…!!
Untuk beberapa saat aku tercenung dalam diam, meredakan marah....sebelum akhirnya sampai pada kesadaran,....bukankah manusia berhak untuk merencanakan, tetapi tetap saja,. scenario akhir dan pelaksanaannya ada di tangan Allah,…sang Sutradara Kehidupan..
Jadi,..apa hak kita marah, jika segala sesuatunya tak berjalan sesuai rencana ? Apakah kita memiliki keyakinan bahwa apa yang kita rencanakan itulah yang terbaik untuk kita jalani? Alangkah sombongnya kita, jika memiliki jalan pikiran seperti ini !
Akhirnya,..setelah luruh dalam sesal,…aku sadari hari ini Tuhan telah mengajariku makna kepasrahan diri dan totalitas penerimaan pada pilihan Tuhan….Bahwa jika terjadi hal yang tak mengenakkan seperti ini, pasti karena Tuhan berkehendak lain agar aku memanfaatkan sisa cutiku untuk hal lainnya yang lebih baik dari yang telah aku rencanakan.

Kasus medical check-up ini hanya salah satu contoh kecil, betapa tak berdayanya manusia. Hal lebih besar dapat terjadi dalam hal pekerjaan, jodoh, membeli rumah, dsb. Betapapun besarnya keinginan kita untuk memiliki sesuatu, apabila ternyata itu bukan yang terbaik bagi kita,…maka ia akan numpang lewat begitu saja..

Ada seseorang yang telah berpacaran selama bertahun – tahun dengan seorang wanita, ternyata putus di tengah jalan. Ia malah menikah dengan seseorang yang baru dikenalnya 3 minggu yang lalu…, dan hidup bahagia hingga sekarang.

Ada seseorang yang selama bertahun – tahun berkutat dengan angka – angka di balik meja, dan memutuskan keluar karena ia sudah tak tahan menghadapi ketidakharmonisan dalam hubungan kerja, dan selalu pulang larut malam, karena jenis pekerjaannya menuntut demikian. Ia yang telah menempati posisi group manager dengan tanggung jawab yang begitu luas dan memiliki power untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan, pindah ke tempat lain, men’down-grade’ posisi dan penghasilannya sebagai ‘clerk’ di bawah supervisor, dengan pertimbangan matang dan masuk akal : ia ingin dekat dengan anaknya, sehingga memilih kantor yang hanya 15 menit perjalanan, pulang bekerja jam 4 sore sudah tiba di rumah, dan tidak ada stress karena hanya bekerja clerical. Semua tampak sempurna perhitungan matematisnya !!!
Namun apa yang terjadi ? Ia kaget dan tidak siap dengan kenyataan bahwa suatu pekerjaan yang dijadwalkan selesai dalam seminggu dapat ia selesaikan dalam waktu 2 hari. Project kecil yang sebelumnya tak tertangani oleh orang lain, dan terkatung – katung, dapat diselesaikannya dalam waktu sebulan !! Demikian pula suatu masalah yang dapat ia carikan solusinya dengan mudah, ternyata berhenti di tengah jalan, karena ia tak memiliki power sebagai ‘decision maker’ dan pembuat policy !! Baru ia menyadari,.hal seperti ini, yang di luar dugaan dan perkiraan sebelumnya, membuat ia frustrasi !! Ia terlambat menyadari bahwa ia bekerja ‘under utilized’, ‘under workload‘, ‘under skills ‘ dan ‘under capability’,..pekerjaannya sekarang hanya menggunakan ¼ dari kemampuan yang dimilikinya !! Padahal ia adalah fast learner, yang telah mencicipi semua pekerjaan di bagiannya, dan memiliki track record promosi tercepat dibanding rekan – rekannya, untuk usia semuda dia !! Ia akan cepat bosan dan kehilangan tantangan atas pekerjaan yang monoton dan tak menuntut managerial skills yang telah dimilikinya !!
Sekarang , setelah kusampaikan bahwa trend yang terjadi adalah outsourcing, kusarankan ia untuk menjadi seorang konsultan, dan dengan suara bersemangat ia mengatakan, memang sudah mulai memikirkan utnuk mengambil kursus brevet pajak, karena tahun depan hampir semua orang akan mempunyai NPWP, sehingga amat dibutuhkan bantuan konsultan pajak, untuk menghitung pajak yang harus dibayar, terutama oleh perusahaan kecil dan menengah.

Inilah misteri kehidupan …..!!

Kadang Tuhan membiarkan kita melakukan kesalahan, agar kita merasakan betapa sakit, kecewanya kita,..untuk menyadarkan kita agar tak mengulangi kesalahan yang sama (sama seperti pembuktian api itu panas,…ada yang menjauhinya, tanpa perlu pembuktian,..ada yang ingin merasakannya, dengan cara merasakan panas api di tangan. Tetapi analogi yang sama tak berlaku bagi narkoba !!! Tak perlu pembuktian lagi, karena telah banyak korban mati sia - sia ).

Kemudian kucoba memahami bahwa demikianlah hidup berjalan dan berulang kulalui peristiwa yang mencemaskan, menakutkan, dan selalu ‘akhir’nya adalah kejutan – kejutan yang membawaku pada pemahaman lebih jauh tentang makna kehadiran Sang Maha Sutradara, ..yang telah membagikan ‘peran’, ‘waktu kejadian’, dan ‘jenis peristiwa’ yang akan kita alami..., kita tak perlu ikut casting untuk mendapatkan peran yang kita inginkan. Tuhan Maha Mengetahui siapa pemeran terbaik dari tiap peristiwa.
Kalaupun sesuatu yang terjadi pada kita adalah karena si A,…sebenarnya si A tsb hanya menjadi ‘perantara ‘ atau ‘perpanjangan tangan’ dari sang Sutradara Kehidupan yang Sejati saja…., agar scenario akhir berjalan mulus. Jadi, banyaklah berterimakasih pada Allah yang dengan ‘kun fayakun’nya membuat segala sesuatu yang dikehendakinya terjadi… , dan bukan cuma pada atasan yang telah memberikan promosi pada kita.

Di saat – saat kritis dan demikian pentingnya, lebih baik memilih untuk tidak memilih,…dan membiarkan Tuhan memilihkan yang terbaik untukku.
Ketika kau tak tahu mana yang terbaik untukmu – pada saat kau telah dikuasai oleh ‘comfort zone’: apakah kau ingin tetap bertahan di posisimu yang sekarang, di tempat bekerjamu sekarang, , dan siap bertahan dengan segala resiko : pekerjaan yang bertambah sebagai akibat ‘lean organization’, suasana kerja yang semakin tak nyaman karena sistem dotted dan straight line report, kau yang telah bersusah payah membangun integritas, merasa terganggu oleh hal – hal kecil yang membuatmu merasa tak dihargai sebagai ‘orang Indonesia’, atau ..memilih untuk menjadi bagian dari kelompok yang siap menerima akibat dari keputusan lean .

Kita tak pernah tahu apa yang terbaik bagi kita. Biarkan Tuhan memilihkannya untuk kita, karena pada saat itu…, semua teori mengenai change management, decision making process, problem solving process ala boot camp, dsb, menjadi kehilangan kesaktiannya.

Yang penting adalah carpe diem,…‘make the most of it’..karena yang paling beruntung di antara manusia adalah orang yang paling siap menghadapi ketidakpastian ….

Hidup ini indah, karena misteri yang terkandung di dalamnya, yang selalu membuat kita ingin mengetahui apa kelanjutan kisah kita…..di belantara kehidupan luas dan buas ini… Hidup adalah sebuah comma, yang kelanjutannya bisa memiliki sejuta scenario, tetapi hanya satu scenario yang dipilih .. …. , untuk sampai pada suatu titik : akhir kehidupan kita, yang juga menjadi awal kehidupan selanjutnya…

Cilandak , 16 Des 2005
12.30

1 comment:

me said...

thats right!...
"Manusia hanya bisa berencana, Tuhan jua lah yang menentukan SEGALANYA"