Sunday, December 04, 2005

SEX BEBAS



- Untuk memperingati hari AIDS sedunia, 2 Desember 2005, dan untuk mengingatkan diriku bahwa aku telah menjadi Ibu dari anak yang beranjak remaja dan mulai peduli dengan keberadaan tubuhnya –

Aku tergerak menulis tentang hal ini gara – gara saat aku menunggu dipanggil medical check up di suatu klinik yang penuh dengan pasien bule , aku menerima SMS dari anakku perempuan, yang saat itu sedang mengikuti pelajaran pertama di sekolahnya, kelas 1 SMP , bunyinya khas bahasa remaja ‘Ibu,..tlg kasi tw opini ibu mengenai seks bebas dnx! Cpt y.. cnthnya : kt hrs memberikan pengertian ttg seks bebas kpd ank dan bahayanya. Skrg y..”

Aku terperanjat kaget saat membaca SMS anak perempuanku.
Kemudian kujawab melalui SMS, bahwa kita dianugerahi tubuh oleh Allah, dan kita wajib bertanggung jawab atas tubuh kita, menjaga dengan baik, sesuai dengan nilai moral dan agama. Kita diberi kebebasan oleh orang tua kita, tetapi kebebasan yang bertanggung jawab. Kita memiliki otoritas dan kendali penuh atas tubuh kita, dan tak satupun laki – laki bisa berbuat semaunya atas tubuh kita. Kita tak dapat memberikan seks atas nama cinta. Laki – laki mengatasnamakan cinta untuk mendapatkan seks, sementara perempuan memberikan seks untuk mendapatkan cinta.

Sesuatu kebebasan yang tak dibatasi oleh aturan – aturan sosial , menjadikan kita liar dan kehilangan makna bertanggung jawab, yang pada akhirnya tak lagi mendatangkan kebahagiaan, karena memosisikan diri kita tak beda dari hewan !

Perempuan yang menganut seks bebas, juga akan dicap ‘murahan’ oleh laki – laki,…seperti pakaian dalam yang dapat diganti sehari 2x.., dan perempuan seperti ini hanya enak untuk dijadikan teman tidur, tetapi tak layak diperjuangkan untuk dijadikan kekasih !!

Ia boleh berpacaran, tetapi berpacaranlah secara sehat,..tanpa harus menyerempet ke hal – hal yang berbahaya. Tetapi, alangkah leganya aku,.ketika dengan kesadarannya, ia sampaikan,.ia masih ingin berkonsentrasi penuh pada sekolahnya yang telah menyita penuh seluruh waktunya, sehingga bermain atau membaca novelpun sudah sangat sulit dilakukannya…

Ketika malam harinya kutanya, siapa yang memilih topik seks bebas, apakah gurunya ataukah teman – temannya ? Ternyata teman satu kelompoknya memilih tema tsb. Di luar itu sebenarnya di sekolahnya, dengan anggota dewan penasihat Dr Arif Rakhman Hakim, Prof Dr Conni Semiawan, yang pakar pendidikan, mendorong siswa berperan aktif dalam mencari jawaban tidak hanya dari buku, melainkan melalui dialog terbuka dengan pakarnya, juga melalui internet. Setiap Jumat ada dialog antar mereka dari kelas 1 s/d 3 SMP, dan bisa juga mengundang pakar dari luar untuk membahas topik atau tema yang sedang aktual, seperti perilaku seks remaja, dsb.

Menyambut hari AIDS sedunia, sekolahnya memanggil penceramah dari luar, seorang dokter ObsGyn – yang juga ayah dari teman sekelasnya -, yang mengenalkan pada siswa, sistem reproduksi manusia, berbagai alat pencegah kehamilan, akibat kehamilan yang tak diinginkan, istilah dalam sexual intercourse seperti petting, dsb,.. juga tahap perkembangan AIDS dalam tubuh seseorang, dan akibatnya, sehingga ia benar – benar merasa seram melihat jengger ayam yang membengkak kemerahan di alat vital pria, juga bagian kehitaman di alat vital wanita. Dan bibir yang membengkak seperti sari awan sebagai akibat oral seks dengan penderita AIDS.

Edukasi seperti ini membantu dirinya untuk lebih memahami tubuhnya, menjaganya sebaik – baiknya, dan menyadari bahwa seks bukanlah sesuatu yang bisa dicoba – coba dengan siapa saja pada usianya yang masih dini.
Ia jadi tahu bahwa tubuh remaja belumlah siap secara fisik maupun emosional, untuk menanggung kehamilan, dan menjadi seorang Ibu. Masa remaja adalah masa untuk mengeksplorasi diri, mengembangkan bakatnya, menemukan jati dirinya sebagai remaja yang berkarya positif bagi dirinya dan sekelilingnya…
Lebih dalam daripada sekedar mendeklarasikan dirinya ‘I’m still a virgin’ seperti Britney Spears kumandangkan di usianya yang ke-21 ketika itu…

BNI, 4 Desember 2005
08.30 am

No comments: