Monday, December 25, 2006

2006 : Sebuah muhasabah : rangkaian kejutan tak terduga, kerja keras dan misteri kehidupan yang akan terus berlanjut


Baru kusadari, tinggal 6 hari tersisa dari pengujung tahun 2006. Dan jika boleh mengilas balik,...terlalu banyak kejutan terjadi sepanjang 2006.

Dari kenyataan pahit - di sisi karir - yang kuterima di awal tahun, penutupan perusahaan tempatku bekerja, sebagai akibat restrukturisai global ..., yang lama kemudian baru kupahami sebagai ’inilah yang terbaik dariNya’...., karena jika tidak,aku akan tetap bertahan berada di ’comfort zone’ku hingga masa pensiun kelak !! Sebuah proses pembelajaran yang mengajariku untuk hanya berpasrah total padaNya, ketika saat – saat tersulit melanda kehidupan kita..., agar tak larut menjadi sakit jantung dan sakit fisik lainnya. Mengajariku untuk sadar, bahwa satu saat,....’speed’ bukanlah solusi terbaik !! Kadang kita justru diminta untuk melambatkan irama kehidupan kita,..melambatkan cara berpikir kita,...memberi waktu nurani kita menimbang dan merenungi langkah terbaik apa yang mesti kita lakukan !! Sebuah proses yang mengajarkan aku untuk hanya fokus pada satu masalah, pada satu saat!! Menyadarkan aku bahwa kita tak bisa melakukan ’trade-in’ kehidupan pribadi kita dengan pekerjaan kita !! Terlalu banyak yang kita korbankan hanya untuk sebuah karir (jika bisa disebut demikian !! atau lebih tepatnya, sebuah pekerjaan !!) sementara kita tak cukup mengenal secara dekat, perubahan perilaku anak – anak kita yang mulai beranjak dewasa . Karena yang terbaik adalah menyeimbangkan kehidupan keduanya (hingga kini aku tetap berupaya keras bisa melakukan hal ini !!)

Syukur aku masih berpenghasilan tetap dan bekerja menyelesaikan penjualan aset dan inventory perusahaan, hingga selesai di akhir Juli 2006. Sebelum berpindah ke tempat kerjaku sekarang, sebuah perusahaan multi nasional juga, yang menawarkan com-ben yang lebih baik, dan memiliki tradisi ’life balance’. Sebuah proses adaptasi yang bisa kulalui dengan cukup baik, termasuk juga menikmati kemacetan jalanan, yang biasanya kutempuh selama 40 menit ke tempat kerja, sekarang menjadi 1,5 hingga 2 jam , termasuk berakrab ria dengan para joki!!

Sisi kehidupan personalku juga memberiku warna,..ada secercah harapan,..yang aku tahu masih memerlukan do’a dan kerja keras di tahun 2007. Seperti umbi bawang yang terdiri dari banyak lapisan, saat ini, aku baru bisa mengupas satu lapisannya.., sambil menitikkan air mata – karena setiap mengupas lapisan, setiap itu pula terasa pedih -, sebab begitulah setiap proses untuk memahami seseorang dengan lebih baik, menuntut pengorbanan kita.

Proses sakit jantungnya adikku yang tiba – tiba, karena adaptasi awal yang tak mulus, ketika ia sementara ditempatkan bekerja di Jakarta, sementara hati dan pikirannya tetap terpusat di Surabaya, tempat anak istrinya bermukim,.. membuatku belajar banyak akan makna pasrah, ikhlas dan syukur.
Ia yang sejak Mei tinggal bersamaku hingga akhir Des. ini, akhirnya pulang ke Surabaya kemarin, dan dapat berkumpul di tengah keluarganya.

Yang membuatku bersyukur adalah rasa persaudaraan yang makin solid antar kami, 6 bersaudara, dan itu tampak nyata jika salah satu di antara kami sakit, maka kakakku akan menjagaku semalaman di RS, dan kakakku lainnya yang memiliki kemampuan metafisik, akan mem’booster’ku agar cepat sembuh.
Juga saat keponakanku menikah, dan kami bahu membahu membantu kakak kami agar pernikahan bisa berlangsung mengesankan !!

Saat mulainya proses berpacaran anak – anakku, yang menuntut aku untuk lebih bersikap sebagai teman, dibanding ibu mereka (yang kadang – kadang gagal dilakukan karena ’communication gap’) ! Setidaknya aku bersyukur anak laki-lakiku memiliki orientasi seksual normal,.berpacaran dengan adik kelasnya, cewek imut, yang menjadi motivatornya belajar lebih baik (paling tidak, kemalasannya berkurang!). Sementara anak perempuanku belajar mengenal pacaran, sekalipun dengan cowok yang jauh lebih dewasa, mahasiswa, yang membuatku was-was setiap saat karena jam kencan yang terlampau malam, dan gaya berpacaran yang terlalu dewasa untuk anak seusianya. Aku begitu lega ketika anak perempuanku memutuskan untuk putus dari pacarnya !!

Ibuku yang tahun ini berusia 74 tahun, juga membuatku merenungkan makna ’menjadi tua’ dengan segala permasalahannya : penyakit fisik yang mulai menggerogoti tubuh, keterbatasan fisik untuk melakukan sesuatu, ketergantungan pada orang lain untuk menemani perjalanan, juga upaya peningkatan spiritualitas !! Hatiku berdesir, ketika Ibu beberapa kali mengisyaratkan umur yang tak lagi panjang, seolah telah mendekati ajal !! Aku hanya memohon yang terbaik menurutNya.

Sisi sosial, tak seluruhnya berhasil. Taman bacaan di kampung sopirku terpaksa ditutup di bulan Sep, karena Ibu guru yang merelakan rumahnya dijadikan taman bacaan, pindah rumah !! Sehingga semua property taman bacaan, termasuk 500an buku bacaan,rak buku dan karpet, masih teronggok di kamar tidur tamu di rumahku !! Belum ada rumah di kampung sopirku yang sebesar rumah Ibu guru tadi, atau jika ada, belum tentu si pemilik rumah bersedia meminjamkan ruangannya sebagai taman bacaan !! Ini membuatku sedih, dan menyadari bahwa niat baik saja kadang tidaklah cukup.
Aku juga belum memulai tugas sosial sebulan sekali, apakah di panti werdha atau di yayasan anak – anak terlantar !! Ini mesti kulakukan agar dapat mengasah empatiku terhadap orang yang hidup kekurangan di sekitar kita, dan menebalkan rasa syukurku, agar tak selalu melihat ke atas, dan menghabiskan akhir pekan di rimba belantara mall !!

Dari sisi inner, mind and spirit, aku gagal total,..karena tak ada peningkatan kadar keimanan dan religiositas dalam diriku. Tidak juga membaca Qur’an tiap hari, sekalipun seayat. Ini benar – benar memprihatinkanku !! Tak cukup hanya meningkatkan kadar kesolehan sosial pada sesama, tetapi kadar taqwa padaNya perlu ditingkatkan !! Apalagi aku semakin merasa gagal, ketika anak – anakku yang bersekolah di sekolah Islam, tetap saja sulit melakukan sholat teratur, 5x sehari !! Padahal aku telah berusaha memberi contoh yang baik.

Fisikku juga tidak dalam kondisi baik, karena beberapa kali sakit, baru sembuh typhus, dan sekarang ini menderita maag kronis dan rentan diare berkepanjangan. Sementara waktu aku tak bisa menikmati makanan rakyat, jajanan pinggir jalan favoritku, demi terhindar dari non hygienic food !! Membuatku malas makan siang di kantor, karena mengurangi variasi menu pilihan.

Semua hal yang membuat hari – hariku penuh kejutan dan riak kehidupan, membuatku belajar lebih menghargai hidup yang dianugrahkan Sang Khalik padaku.

Tahun mendatang, aku mesti lebih ’bermurah hati’ menghadiahi diriku sendiri dengan ’hadiah kecil’, sebagai apresiasi atas sesuatu yang telah kulakukan dengan baik, jika tak ingin aku terbenam dalam rutinitas sehari – hari yang hanya akan berujung stress. Tak usah pencapaian yang dramatis atau luar biasa. Bahkan pencapaian kecil - kecilan, tetapi menuntut konsistensi, dan usaha, maka mesti dihargai. Ini akan berfungsi sebagai ’energizer’, ’booster’ dan motivator hidupku. Misalnya, aku tak bisa lagi terpuaskan hanya dengan berburu vintage clothing saat week end yang membuat inventory pakaianku naik menjadi 180 hari !!..karena tak ada lagi ’newness’ nya. Sehingga kuputuskan untuk mengikuti paket program Marie France Body Line, dengan tujuan utama menghilangkan sekian kg kelebihan berat dari tubuhku, plus body reshape,..karena distribusi berat tak merata !! Keputusan ini juga bukan suatu keputusan yang mudah, mengingat pros n cons, antara menggunakan uang yang ada untuk berlibur, menghadiahi diri sendiri branded bag, atau memilih lebih memperhatikan diriku dengan memanjakan diri melalui perawatan tubuh (tubuh kita adalah aset kita, selain otak !!)
Yang jelas, di tahun baru, aku ingin menjelma menjadi sesuatu yang beda,..sekalipun itu hanya’packaging’nya yang edisi ’repackage’

No comments: