Friday, June 23, 2006

ABORSI : Suatu pilihan ?




"What sets world in motion is the interplay of differences, their attractions and repulsions; life is plurality, death is uniformity."
- Octavio Paz


Aborsi …. Sesuatu yang menakutkanku karena saat aku kelas 2 SMA sekian puluh tahun silam,…aku mesti melayat temanku lain kelas yang menjadi korban aborsi dokter kandungan sehingga mengakibatkan ia meninggal dunia. Temanku ini cantik, pendiam, jago membaca Qur’an,..dan entah bagaimana akhirnya meninggal dunia karena perdarahan saat aborsi, dengan ditunggui oleh pacarnya di sebuah rumah sakit yang terkenal untuk aborsi.

Ke-2x kalinya, ketika aku remaja, puluhan tahun silam, melihat 2 gadis tetanggaku, yang secara seksual aktif, dan telah beberapa kali menggugurkan kandungan sebelum menikah, ternyata saat ia menikah dan amat sangat ingin hamil, tak bisa hamil hingga sekarang. Dan akhirnya mereka memilih mengadopsi anak.

Ke-3 x nya berhadapan dengan hal ini ketika belasan tahun yang lalu, salah seorang mantan subordinateku hamil di luar nikah dengan pacarnya yang jauh lebih muda, yang juga sesama karyawan di tempatku bekerja. Bisa dibayangkan gegernya tempatku bekerja !!! Pandanganku saat itu : asal mereka tak melakukan perbuatan a-susila itu di tempat kerja, maka itu urusan pribadi mereka. Dan kita tak berhak untuk memecat mereka. Itu baru bermasalah jika si perempuan jadi sering tidak masuk kerja. Dan yang mengagetkanku, si perempuan ini nyawanya hampir melayang. Gara – gara ia ingin menggugurkan kandungannya – sementara usia kandungannya cukup besar : 4 bulan - tetapi tidak melalui orang yang profesional melakukannya, melainkan dengan makan parutan nanas hijau dalam jumlah banyak dan berulang – ulang, ditambah dengan urutan dukun beranak. Akhirnya ia mengalami perdarahan hebat yang nyaris merenggut nyawanya, dan keguguran.

Yang ke-4 kalinya aku bersinggungan dengan hal ini adalah ketika mantan sub-ordinateku menangis di depanku, dan mengatakan bahwa saat ini ia hamil (lagi !!) anak ketiga,..tetapi tidak siap secara finansial karena suaminya menganggur,dan statusnya yang masih karyawan kontrak yang belum dipermanenkan, menyebabkan ia ragu untuk meneruskan kehamilannya. Hingga ia bertengkar dengan suaminya. Dan pada saat itu tercetus keinginan suaminya untuk bunuh diri, karena putus asanya.
Yang membuatku benar – benar marah padanya, adalah karena ia bertanggungjawab penuh atas ‘kecelakaan’ kehamilan yang dibuatnya itu !!! Karena hanya berselang 6 bulan sebelumnya, ia telah menggugurkan kandungan dengan alasan yang sama – ketidakmampuan finansial - , sementara ia maupun suaminya cenderung mau enaknya saja,…tidak berpikir panjang atas ‘nikmat’ yang diperoleh saat berhubungan badan !! Tidak mau menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan : jika menggunakan pil pusing, jika menggunakan spiral / IUD, ia merasa tidak cocok,…sementara ia tak mau pantang berhubungan dengan menggunakan kalender. Kapan suaminya menginginkannya, ayo saja !!! Itupun suaminya tak mau menggunakan kondom, karena merasa tidak nyaman !!! Tidak heran ‘kan,..bila resiko kehamilan jadi besar sekali ??!!
Karena saat itu ia baru telat sebulan, dan sebulan kehamilan, roh belum ditiupkan, maka berdasarkan rasa iba, kuberi tahu ia agar menghubungi PKBI (Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia), agar secara legal ia dapat melakukan aborsi. Tak lama kemudian, kurang dari 2 minggu, ia sudah dikuret oleh dr obsgyn. Ceritanya saat itu, orang PKBI terheran – heran bagaimana ia bisa mengetahui alamat PKBI (padahal aku mendapatkannya dari Kompas sebagai tempat konseling masalah kesehatan reproduksi) dan wawancara yang mesti dipenuhipun cukup panjang, untuk meyakinkan bahwa ia memang layak melakukan aborsi, yang ditolong memang dari keluarga kurang mampu, dan tidak disalahgunakan oleh pasangan tidak menikah yang hamil karena ‘kecelakaan’.

Kesalahan yang sama ia ulangi 6 bulan berikutnya !!!Bagaimana tidak jengkel ?? Dan blo’onnya, anak ini masih saja tak merasa dirinya hamil hingga lewat bulan ke-3,..karena siklus menstruasinya yang cenderung tak teratur !! Begitu ia mulai muntah,.barulah ia memeriksakan diri dengan menggunakan alat uji kehamilan,.dan hasilnya positif !!!
Aborsi sudah menjadi jalan pintas baginya !!! Padahal aborsi mengandung resiko yang tinggi !!
Setelah aku konsultasikan dengan tanteku yang dokter, aku sampaikan padanya bahwa karena kehamilannya sudah menginjak bulan ke-3, dan usianya sudah di atas 30 tahun, maka sangat tidak dianjurkan untuk melakukan aborsi, karena usia si Ibu termasuk resiko tinggi, dan janin/fetusnyapun sudah cukup besar dan sudah terbentuk jaringan tubuh dengan lengkap, dan bernyawa !!

Kukatakan bahwa ia dan suaminya harus menanggung resiko perbuatannya yang teledor, dan tak ada jalan lain, selain mempertahankan kehamilannya !! Jika kehamilan itu terjadi, maka Tuhan juga akan memberikan rizki dari arah tak disangka – sangka. Jadi kuminta ia untuk menyayangi bayi yang dikandungnya,..agar si janin tak merasa seperti sesuatu yang tak diharapkan kehadirannya oleh orang tuanya. Kuminta ia agar tak stress,.karena jika stress akan berpengaruh terhadap janin dan kejiwaan janin pasca lahir !!

Aborsi, artinya adalah pemutusan kehamilan sebelum melahirkan bayi, yang berakibat matinya janin . Beberapa aborsi terjadi secara alami karena janin/fetus tak berkembang secara normal, atau karena si ibu mengalami suatu keadaan berbahaya yang tak memungkinkannya untuk mempertahankan kehamilannya. Jenis ‘aborsi spontan’ ini disebut ‘keguguran’ atau miscarriage.

Aborsi jenis lain disebut ‘induced abortion’, yang dilakukan karena kehamilan yang tak dikehendaki atau menimbulkan resiko bagi kesehatan wanita, atau karena janin dideteksi memiliki kelainan bawaan baik secara fisik maupun mental (misal dengan metode pemeriksaan amniocentesis pada bulan ke-4 kehamilan, kita akan mengetahui bahwa janin yang ada dalam kandungan sehat, ataukah akan menderita keabnormalan kromosom yang menyebabkan down syndrome, cacat bawaan karena toksoplasmosia, dan kelainan bawaan lainnya).

Periode kehamilan yang biasanya bervariasi antara 39 – 40 minggu hingga saat melahirkan tiba, dibagi menjadi :
1. trimester pertama : kehamilan hingga minggu ke -13.
2. trimester ke-2 : kehamilan dari minggu ke 14 hingga ke 28
3. trimester ke-3 ; kehamilan dari minggu ke 29 hingga 40

Aborsi yang terjadi pada trimester pertama lebih mudah dan aman terjadi dan ditangani. Dengan angka kematian ibu yang cukup rendah di US untuk aborsi trimester pertama 1: 100,000. Sementara aborsi yang terjadi pada trimester ke-2 dan ke-3 akan naik 30% resikonya pada penambahan setiap minggunya

Setiap tahun di seluruh dunia, terjadi 46 juta aborsi. Dari 46 juta ini, 26 juta adalah aborsi legal, dan sisanya ilegal. Beberapa negara seperti Belgia dan Belanda memiliki tingkat aborsi yang rendah, sementara Rusia dan Vietnam tinggi
.
Sementara di Indonesia sendiri, aborsi terbanyak tidak dilakukan oleh gadis remaja atau wanita lajang, tetapi justru oleh ibu – ibu menikah yang tak menghendaki anak lagi.

Aborsi ilegal dapat dilakukan dengan cara : meminum tanaman atau ramuan tradisional yang dapat menggugurkan kandungan. (ada obat tradisional untuk terlambat datang bulan, yang mencantumkan peringatan pada kemasannya : dilarang diminum oleh wanita hamil, tetapi karena niatnya justru untuk menggugurkan kandungan, maka malah diminum !!). Atau dapat juga dengan cara memijat bagian perut .
Bahayanya adalah apabila ternyata keguguran tak diperoleh, malah si janin menjadi cacat.

Aborsi ilegal dapat terjadi juga bila budaya suatu negara yang menganut sistem patriarkhat , lebih mengunggulkan bayi laki – laki dibanding perempuan. Apabila ada pembatasan jumlah anak yang dilahirkan hanya boleh 1 saja, seperti di Cina, maka bisa jadi USG dilakukan hanya untuk mengetahui jenis kelamin si janin. Bila perempuan, bisa jadi akan berakhir dengan aborsi. Demikian pula dengan di India, di mana ‘harga’ laki – laki lebih tinggi, sehingga bila terjadi pernikahan, si perempuan harus membayar uang mahar yang luar biasa tinggi kepada calon suaminya, maka budaya semacam ini lebih berpihak kepada bayi laki - laki !!

Efek kesehatan dari aborsi bisa bermacam – macam, dari stress, depresi, timbul rasa bersalah karena telah membunuh calon manusia, hingga bunuh diri.

Bapak – bapak, om – om, mas – mas, adik – adik, jika gairah sudah sampai di ubun – ubun,…dan anda tak ingin ‘hasil karya’ anda bersama pasangan anda dilestarikan dalam bentuk kehamilan,…gunakan alat kontrasepsi !!!
Pakailah kondom,…yang akurasinya mencapai 88%! (yang memprihatinkan: kesadaran pria Indonesia untuk menggunakan kondom, jauh lebih rendah dibanding pria Barat – seperti dibuktikan oleh sebuah survey merek kondom - )

Kondom tidak hanya ampuh mencegah kehamilan, tetapi juga dapat melindungi pasangan anda dari PHS (Penyakit Hubungan Seksual) seperti sifilis, gonorrhoe, AIDS, dsb. Sehingga jangan sampai wanita tertular akibat dari ke’aktif’an anda berhubungan seksual di mana – mana !! Wanita juga punya hak untuk melindungi alat reproduksinya dari bahaya penyakit seksual !!! Wanita bukan hanya ‘konco wingking’, yang tak punya hak suara dan pasrah akan diapakan saja oleh partnernya di tempat tidur !!!

Jangan sampai karena kelalaian dan keengganan pria, wanita mesti melakukan aborsi yang ujung – ujungnya menjadi penyesalan dan rasa bersalah seumur hidup karena telah membunuh nyawa calon manusia !!! Jika tak menghendakinya….biarkan ia lahir,..dan masih banyak jutaan orang di dunia yang siap untuk mengadopsinya sebagai anak dan siap memberikan kehangatan dan cintanya !!!

Bagi pasangan belum menikah : cukuplah sudah dosa yang diperbuat karena melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Janganlah ditambah dengan dosa lain : membunuh janin di rahim, yang pertanggungjawabannya kepada Sang Khalik. Bukankah kadar malu kita kepadaNya lebih besar dibanding malu kepada saudara, kerabat, teman yang mengetahui kehamilan kita ???

Aku tak ingin membahas aborsi dari sisi pro-life atau pro-choice. Sebaiknya kita kembalikan hal ini kepada hati nurani kita, tempat semua kejujuran bermuara.

BNI, 23 Juni 2006
18.15

No comments: