Friday, June 02, 2006

BELAJAR MELAKUKAN DAN MENERIMA HAL YANG TAK KUSUKAI


Aku spesial membeli MP3 lagu – lagu Arab, dan mendown load musik tabla India dari internet, plus musik keroncong. Akhir – akhir ini aku mencoba mendengarkan, men’cerna’ dan me’nikmat’i lagu dangdut, lagu arab dan padang pasir, sampai lagu – lagu blink 182nya anakku.
Apakah aku penggemar jenis lagu yang kusebutkan di atas ? Tidak sama sekali ! Aku bahkan merasa ‘asing’ dan ‘berat’ untuk mendengarkan jenis musik tsb di atas.

Aku memiliki alasan khusus di balik semua hal yang kulakukan ini. Kusadari, ini merupakan proses yang luar biasa menantang dan tingkat kesulitannya tinggi. Tapi coba kulawan, karena aku sadar dalam kehidupan kita sebagai manusia, disadari atau tidak, kita akan selalu berhadapan dengan hal – hal yang tidak kita sukai, di samping yang kita sukai. Dan kita takkan mampu menghindarinya. Syukur jika kadar atau porsi hal yang tak disukai ini rendah .

Bagaimana bila kadar hal yang tak disukai ini tinggi sehingga potensial menimbulkan stress ? Misal, jika kita bekerja dengan teman yang cenderung selalu mengeluhkan segala sesuatu, tanpa membantu mencarikan jalan ke luar, atau kita bekerja di lingkungan yang tak sesuai dengan latar belakang budaya dan nilai – nilai kita (misal : jika bekerja di suatu tempat, yang untuk mendapatkan order atau tender, memaksa perusahaan tsb melakukan entertainment kepada calon client sampai di ‘tempat tidur’, dsb. Hal ini terutama terjadi pada perusahaan B2B), atau kita tak cocok dengan boss dan lingkungan kita. Semuanya memerlukan adaptasi dan fleksibilitas yang tinggi tanpa perlu mengorbankan dan menggadaikan nilai – nilai diri kita. Maka, kemampuan berdamai dengan hal – hal yang tak disukai, menjadi penting, agar kita tak dirundung stress berkepanjangan

Apakah menerima hal yang tak disukai hanya terjadi di tempat kerja saja ? Tidak.
Bahkan ketika kita berinteraksi dengan orang – orang terdekat dan tercinta kita,…seperti anak dan pasangan hidup kita,..maka kita mesti menerima hal – hal yang tak kita sukai ini sebagai ‘satu paket’ dalam diri mereka. Jangan berharap untuk mengubahnya…sepanjang hal ini bukan hal yang merugikan jiwa mereka : seperti misalnya narkoba.
Mulai dari kebiasaan membuang puntung rokok di mana saja,…membiarkan baju seragam berceceran di dekat meja komputer, main bass gitar di tengah malam,..sampai berargumentasi dengan gaya pokrol bambu khas anak SMA yang menyebalkan.., hingga anak laki – lakiku kujuluki sebagai calon pengacara.

Tetapi, begitulah hidup !! Termasuk membiarkan dan membebaskan anak – anakku untuk memilih masa depannya. Pada mulanya – sebagai ibu dengan latar belakang pendidikan IPA dan Teknik – aku merasa shock, ketika anak laki – lakiku dengan bangga mengatakan, dia ingin memilih bidang studi IPS atau bahkan Bahasa.
(Bandingkan dengan di masa lalu,.ketika aku dibriefing 2 hari 2 malam oleh ke-2 kakak laki – lakiku, agar aku memilih jurusan IPA dan melanjutkan ke jurusan Teknik , hingga aku mengubur dalam – dalam keinginanku menjadi diplomat ataupun ekonom.)

Dengan riang, dia katakan bahwa ia ingin kuliah di IKJ, mengambil jurusan desain grafis….Wusssss, yang langsung terbayang di benakku adalah segala ke’nyentrik’an seorang seniman !! Sekarangpun anak laki – lakiku ini sudah cukup aneh, dengan kebiasaannya yang selalu tidur larut tengah malam setelah bermain bass gitar dan kuat begadang di akhir pekan, sementara dia akan terbangun tengah hari.

Tetapi lambat laun aku bisa menerimanya dengan lapang dada. Karena kutahu,..anakkulah yang akan menjalani masa depannya. Tak adil apabila aku memaksakan kehendakku, jika ternyata hal itu tak membuatnya bahagia !!

Demikian pula dengan putriku yang begitu cinta membaca komik Jepang dan segala bacaan teenlit,…dia pernah bertutur, ingin menjadi pemain biola handal, penulis cerita manga, pelukis dan psikolog !!

Aku tak henti tersenyum, karena menyadari bahwa ternyata fungsi otak kanan anak – anakku lebih kuat dibanding otak kirinya ,…dan ini kebalikan diriku !!
Cukuplah satu insinyur di rumahku, dan biarkan anak – anakku menjadi pekerja seni, jika ini membuat mereka bahagia dengan pilihannya.

BNI, 2 Juni 2006
12.45

No comments: