Saturday, October 15, 2005

MENULIS CATATAN HARIAN



Kemajuan teknologi juga memungkinkan orang untuk menjadi lebih ‘terbuka’, dan ekspresif. Jika dulu kita menulis diary di buku harian kita, sebagai suatu wilayah priadi yang tak boleh ditengok oleh orang lain, sekalipun itu orang tua kita, maka saat ini hal itu telah berubah.

Rajin menulis catatan harian, mampu menjadi rekaman rekonstruksi atas hari – hari yang kita alami : senang , sedih, mencekam, dsb. Demikian pula pemikiran – pemikiran kita atas sesuatu yang terjadi saat itu di lingkungan kita, menjadi kesaksian di masa mendatang. Seperti halnya buku “The Diary of Anne Frank” yang menjadi saksi kekejaman Nazi di tahun 1942 -1 944 , yang ditulis oleh remaja putri berusia 13 tahun, hingga akhirnya tulisannya terhenti karena mati terbunuh di tahun 1944 !

Dengan adanya free blog di berbagai situs internet, membuat kita mendokumentasikan catatan harian kita ‘paperless’, dan lebih praktis, karena apabila kita pindah rumah, tak perlu membawa satu dos besar kumpulan buku harian , yang kadang berakhir – bila tak ada cukup ruang untuk menyimpannya - dengan membakarnya agar tak ada orang lain yang membaca.

Catatan harian kita, telah menjadi bahan bacaan di ruang publik, di mana setiap orang bisa mengaksesnya dengan mudah.

Ada sisi positif dari perubahan ini, pembaca bisa belajar dari pengalaman si penulis virtual diary.
Sisi positif lainnya adalah : karena blog kita bisa diakses oleh siapa saja, maka kita mesti belajar memilih dan memilah, kejadian dan topik apa saja yang patut kita update di blog kita. Kita tak bisa sebebas seperti menuliskannya di diary ‘jadul’ kita.
Menggosipkan orang lain, kisah seputar tempat tidur, tentunya bukan topik yang layak untuk diupdate di blog kita.

BNI, 16 Oktober 2005
08.00 am