Monday, October 31, 2005

MATCH MAKER


Di antara deretan iklan yang tertempel di pohon – pohon di jalan utama di Surabaya, kutemukan satu iklan yang menarik perhatianku : iklan yang bunyinya ‘Anda cari jodoh ? Hub. No. telp. xxxxxxxx ‘, berdampingan dengan iklan ‘Anda cari mobil untuk disewa?’

Hahaha,.tragis amat ya ? Apakah ritme kerja di kota besar yang menuntut orang bekerja hingga malam, sehingga mengurangi kesempatan bersosialisasi dan mencari jodoh yang tepat, telah dianggap sebagai penyebab dari sulitnya mendapatkan jodoh ? Peluang ini dibaca dengan baik oleh biro jodoh. Iklan biro jasa penyedia jodoh telah menjadi komoditi yang dianggap cukup menjanjikan untuk menangguk keuntungan. Berbagai macam iklan muncul, baik di koran, internet, maupun melalui SMS dengan tarif khusus. Dan bisnis ini adalah bisnis yang tak ada resikonya. Karena apa ? Karena jika mereka menawarkan si peminat untuk menjadi anggota dengan membayar iuran anggota, dan ternyata setelah sekian lama si anggota belum menemukan jodohnya dari sekian banyak nama yang ada dalam daftar si biro jodoh, maka tentu saja ini bukanlah kesalahan dari si biro jodoh atau match maker. Juga apabila kelak ternyata ada pemalsuan data dari anggota yang mengaku bujang padahal telah beristri dengan anak 4, dan hampir bercucu pula, maka hal ini di luar tanggung jawab match maker. Tugas si match maker hanya sampai di sini !! Sementara si matchmaker sudah menangguk untung dari pendaftaran anggota yang sekian banyak. Semakin umum kriteria yang ditetapkan si matchmaker, semakin tidak spesifik target anggota yang ingin dijaring, sehingga bisa saja si anggota tak mendapat apa yang dicarinya, karena terlalu beragamnya target. Kecuali bila si matchmaker mengkhususkan diri pada target anggota tertentu, misalnya : eksekutif yang memiliki posisi minimum X dan penghasilan minimum Y. Juga biro jodoh yang mengkhususkan diri untuk menjaring anggota yang memiliki agama tertentu, misal : islam match maker, atau christian match maker. Ada pula yang mengkhususkan diri pada anggota yang ingin mendapatkan pasangan hidup orang bule, atau bahkan berdasarkan negara tertentu seperti : Belanda, US, Australia, dsb. Juga berdasar ras tertentu, seperti : Korea, Jepang, ataupun Hispanic.

Kreatifitas matchmaker untuk lebih banyak mendatangkan uang juga terasah di sini. Ada yang mengundang para anggotanya, dengan tema ‘members gathering’ untuk bertemu muka di hotel bintang 4 atau 5, dan kemudian mereka akan mengenakan biaya yang cukup tinggi untuk ini. Jadi, match maker telah memperluas fungsinya sebagai event organizer juga.
Satu yang mesti diingat : suatu bisnis berkembang subur, karena adanya demand yang perlu disupply.
Inilah bisnis yang menangguk untung dari keputusasaan seseorang untuk mendapatkan jodoh,…. seolah biro jodoh sebagai pemberi secercah harapan yang akan menjawab kegalauan seseorang.

JB – Surabaya, 31 Oktober 2005
03.30 pm

No comments: