Monday, October 24, 2005

Islam adalah Ajaran Cinta Kasih



Sejak kecil kita terbiasa melakukan sholat, bukan karena kesadaran yang timbul dalam hati, bahwa kita ingin sholat, tetapi lebih karena ketakutan akan masuk neraka well tujuh lapis, bersama – sama dengan orang jahat dan penuh dosa lainnya, lidahnya terjulur, kaki terantai, di neraka yang luar biasa panasnya yang membuat badan kita melepuh, dst…..
Gambaran menakutkan dan menyeramkan ini yang membuat kita ‘patuh’ menjalankan perintah agama. Demikian pula bila kita melakukan kebaikan, maka digambarkan kita akan menjadi penghuni surga bersama para bidadari (bidadaranya ke mana , ya ??) dengan sungai berisi susu dan segala hal terindah dalam kehidupan kita dalam jangkauan kita (ini yang menurut Cak Nur : gambaran seperti ini hanya untuk mempermudah kita membayangkan surga sebagai sesuatu yang bisa dianalogikan dengan kehidupan di dunia)…

Agama adalah sesuatu yang ‘jauuuuh’ dari dunia nyata kita,…serasa tak terjangkau,..dan melulu berisi gambaran tentang ‘surga – neraka’ yang jauh dari kesan membumi dan tidak applicable.
Agama menjadi ‘doktrin’ dan tidak membuat anak – anak merasa dekat. Inilah yang rasanya keliru dalam kurikulum pendidikan agama kita !!!

Kita jadi seperti pedagang yang selalu siap dengan kalkulator untuk berhitung keuntungan melakukan suatu amalan. Kita seperti berdagang dengan Allah….
Jika kita melakukan amalan ini di bulan puasa, maka pahalanya akan dilipatgandakan 1000x, jika kita sholat di Masjidil haram, maka pahala kita 100,000x, dst ..dst. Sehingga kadang hal ini bisa disalahartikan oleh orang yang konyol : daripada saya sholat wajib seorang diri, dan mendapat pahala 1x, sementara jika berjamaah 27x, maka kalau saya sekali sholat di masjidil haram mendapat pahala 100,000x,..ini setara dengan pahala sholat sendiri selama 54.7 tahun !!! Jika kita mulai sholat ketika aqil balik, 11 tahun,. Maka sekali sholat di masjidil haram, akan setara dengan sholat wajib sendiri, terus menerus dari usia 11 tahun hingga usia 65.7 tahun !!! Jadi,..(pikiran konyol terus bertambah)….sholat sekali di masjidil haram ini bisa menggantikan sholat wajib selama 54.7 tahun !!!!! Hehehe,..enak sekali jika hitungan matematisnya seperti ini !!! Betapa bahagianya orang yang tinggal di Mekkah, karena akan masuk surga semua,..gara – gara sehari ia sudah mendapat pahala 500,000x, dan setahun 182,500,000 x pahala dibanding sholat di tempat lain selain Masjidil haram!!! Betapa sederhananya hitungan ibadah jika berlaku hal seperti itu !! Dan betapa malangnya orang Indonesia yang tinggal nun jauh dari Masjidil Haram jika dalil yang berlaku seperti itu.

Tak ada yang salah dengan hal ini !!! Tetapi ini hanya pantas dilakukan pada tahap pemula, ketika seseorang mesti di’iming – iming’i insentif dan hadiah agar terpacu beribadah lebih rajin lagi.

Tetapi pada tataran lebih lanjut lagi, seharusnya kita tidak lagi menjadi pedagang, berdagang dengan Allah, tawar menawar pahala !! Kita mesti mengajarkan dan mengenalkan Islam sebagai agama ‘cinta kasih’,…yang menebarkan cinta kasih pada Allah dan sesama. Agama yang mengajarkan kita untuk mencintai sesama umatNya, sebelum belajar mencintai Allah. Agama yang mendorong anak – anak dan kita untuk melakukan ibadah karena kecintaan kita pada Allah, Sang Maha Segala (tanpa bermuluk – muluk menjadi seperti Rabi’ah Al Adawiyyah ataupun Jalaluddin Rumi),..karena keinginan kita untuk selalu dekat padaNya,.bahkan lebih dekat dari urat leher kita sekalipun !! (seperti ketika kita mencintai kekasih kita, kita ingin selalu dekat,..melakukan hal – hal terbaik yang bisa kita lakukan yang dapat menyenangkan hati kekasih kita, maka demikian pulalah analoginya hubungan kita terhadap Allah)
Agama yang mengajarkan kita tak hanya fasih membaca Qur'an, tetapi mengamalkannya dalam kehidupan sehari - hari. Anak - anak sedari kecil dididik untuk 'praktek kerja lapangan' langsung,...merayakan ultahnya bukan dengan kemewahan, melainkan berbagi dengan anak - anak jalanan, atau anak yatim - panti asuhan, menyisihkan sebagian uang jajannya untuk kaum dhu'afa, dan mengajak mereka menghabiskan akhir pekan tidak dengan melulu ke mall, tetapi melihat tempat - tempat kumuh yang ada di Jakarta.

Agama yang mampu menjadikan umatnya menjalankan ritual ibadah, bukan sebagai suatu keharusan, tetapi sebagai suatu kebutuhan, tanpa merasakan hal ini sebagai hal yang terpisah dari apa yang dilakukannya sehari – hari !!
Agama yang mampu menjadi ‘nur’ di qalb mereka, sehingga mampu membentengi kita dari kesesatan…, sehingga tak perlu lagi ada pria yang menjalankan ‘3 ta’,.harta,..tahta,..wanita..!!

Agama yang mengajarkan toleransi beragama pada pemeluk agama lain, yang mengajarkan kelembutan dan diplomasi sebagai cara penyelesaian masalah, dan bukan kekerasan !!! Sehingga tak perlu terjadi bom Bali 1 & 2, tragedi Poso, dsb.

Yang tak pernah menilai orang yang paling taqwa sebagai orang yang paling berharta seperti qorun !!! Yang tak mengukur keberhasilan seseorang dari materi yang berhasil dimilikinya.
Sehingga tak ada lagi nama Indonesia sebagai negara terkorup di dunia, dengan umat Islam terbanyak di dunia…., tak ada lagi departemen agama (ironis sekali !!!) dengan Dana Abadinya yang membuat mantan menteri agama menjadi tersangka kasus korupsi.

Jika saat ini majelis taklim penuh sesak, masjid dan langgar penuh jama’ah,.pamer kemewahan tetap berjalan seperti biasa, tetapi korban gempa bumi selama berbulan – bulan terlantar dan tetap menderita… karena memang kita baru sampai pada kesalehan formal, dan belum pada kesalehan sosial.,,.yang membuat kita lebih peka sosial dan memiliki tenggang rasa terhadap kaum papa dan terpinggirkan.

Kita butuh lebih banyak figur da’i dan kyai seperti Aa’ Gym yang menawarkan kesejukan, yang memimpin dengan teladan,…menjalani kehidupan bersahaja,.qona’ah, dan mengajarkan ajaran Islam yang membumi,..yang memulai dari hal – hal kecil sederhana, yang dapat dilakukan oleh setiap muslim : bagaimana bisa tertib berdisiplin meletakkan sepatu dan sandal pada tempatnya, bagaimana menghargai hak orang lain dalam antrian parkir, dan bagaimana Aa’ Gym optimis mengatakan ‘perubahan suatu bangsa dimulai dari setiap individu dalam bangsa itu’,..karenanya mulailah dari diri kita sendiri, mulailah dari sekarang, dan mulailah dari hal kecil – kecil.


BNI, 24 Oktober 2005
21.00 pm

No comments: