Monday, October 10, 2005

BALIK BAYAN


Sudah menjadi tradisi kita untuk balik bayan (bahasa Tagalog pulang kampung) . Karena apa ? Karena kita masih memiliki akar yang kuat dengan tanah leluhur kita. Sesukses atau segagal apapun kita di rantau, kita tak pernah benar – benar tercerabut dari akar budaya kita. Masih menjadi bagian tak terpisahkan dari kampung halaman tercinta kita
Karena kita selalu rindu 'kembali ke asal' kita,...seperti juga makna idul fitri,.yang secara batiniah,.kembali menjadi suci,.sementara secara lahiriah,..bermakna pulang ke tanah kelahiran kita..

Ada dorongan emosional yang begitu kuat memanggil manggil untuk pulang, melepas penat, rindu, dan bersapa dengan sanak saudara kita. Ikatan emosional kita tak mampu dipisahkan oleh jarak jauh terbentang

Sementara kita berupaya membaur menjadi orang rantau, beradaptasi dengan begitu banyak suku daerah lain,…dan tak bebas mengekspresikan keakraban dan keintimana kita dengan menggunakan bahasa daerah, lengkap dengan dialek khas seperti ‘j*****k, yang menjadi ‘trade mark’ daerahku.

Pulang kampung membawa kita menapak tilas kenangan sentimentil masa lalu,…mengingat tempat tempat bersejarah yang menggoreskan makna dalam hidup kita ,…melepas rindu pada makanan daerah seperti kupang lontong, lomie, rujak cingur, tahu tek dan campur, pecel pandegiling, yang tak tertandingi oleh masakan serupa di Jakarta.

Gelombang jutaan manusia yang mudik, yang pulang ke kampung halaman masing masing dengan membawa uang hasil tabungan jerih payah setahun bekerja, mampu menggairahkan ekonomi daerah sesaat.

Kita pulang kampung, seperti juga keinginan kembali ke ‘asal’ kita…. Fenomena sama terjadi di Barat dengan ‘Thank’s giving day’nya.

Inilah kesempatan emas bagi sektor angkutan, untuk bisa menaikkan tarif transportasi antar kota antar provinsi, secara semena – mena, dari angkutan darat hingga udara. Berlakulah hukum ekonomi : demand lebih tinggi daripada supply, maka tarif dapat naik tak terhingga.
Mereka beranggapan semua orang mendadak memiliki uang berlebih, sehingga layak untuk di’manfaat’kan. Tokh hal seperti ini hanya terjadi setahun sekali !

Selama balik bayan, aktifitas ekonomi di hampir semua sektor berhenti. Hanya ada sedikit sektor yang justru memanfaatkan moment langka ini.

Inilah saatnya melihat Jakarta dan kota – kota besar lainnya menjadi lengang, sunyi, dan tanpa kemacetan…, sesuatu yang diidamkan terjadi setiap hari, dan tak hanya seminggu selama lebaran dan balik bayan….

BNI, 10 Oktober 2005
19.40