Sunday, July 01, 2007

CARITA, SUATU AKHIR PEKAN


Aku hanya punya kesempatan 1 hari sebelum akhir pekan tiba, untuk menentukan akan berlibur ke manakah aku bersama anak-anak dan adikku ,…karena aku harus memanfaatkan libur sekolah yang sempit ini.
Minggu depan aku akan ke Philippines selama 4 hari. Beristirahat sehari , setelah itu Minggu depan, mesti menjemput Ibu yang ingin menengok anak – anak dan cucu – cucunya. Setelah itu aku takkan punya waktu lagi untuk berlibur bersama anak – anakku !! Kecuali jika ingin memaksakan mengajak Ibu dan anak – anak ke Garut, ke Kampung Sumber Alam, menikmati pesona gunung dengan cottage di atas air dan lotus !

Akhirnya aku menelpon broker resort lippo Carita , yang selalu menjadi tempat favoritku untuk ke pantai di akhir pekan, memesan condo dengan 2 kamar. Pantai di Lippo Carita adalah pantai terbaik dengan hamparan pasir putih, landai tanpa karang, memiliki jarak ideal antara tepi pantai dengan pantai yang memungkinkan pengunjung bermain – main dengan bebas.

Jangan bandingkan Carita dengan pantai – pantai di Bali, Lombok, Bangka - Belitung ataupun Thailand seperti Krabi , karena pasti kalah jauh !! Tetapi,..jika lama tak melihat pantai,...maka Caritapun cukup menjadi pengobat kerinduan kita akan aroma laut,…hembusan angin pantai,.dan pijatan butir – butir halus pasir di telapak kaki, serta sensasi suara debur ombak yang memukul pantai tak kunjung henti

Dulu, jika aku jenuh dengan kepengapan Jakarta, setiap 3 bulan aku pasti ke mari. Tetapi sudah 2 tahun ini aku tak ke Carita. Sehingga kuputuskan untuk kembali ke mari !! Tanpa persiapan apa – apa, tanpa membawa bekal,..dan hanya melakukan packing ½ jam sebelum berangkat, berangkatlah kami dengan adikku yang mengendarai mobil !! Karena Lippo Carita terletak paling ujung dari Carita,.dan sudah mendekati Labuan, maka waktu tempuh 3 jam untuk jarak sekitar 180 km !! 90 km melalui jalan tol, sementara 60 km dimulai dari Cilegon hingga Carita (Anyer hanya 13 km dari Cilegon)

Setibanya di Carita, aku terkejut ,….suasana begitu hening,…hanya sedikit pengunjung datang,…dan aku masih mengenali pedagang – pedagang acung yang sama yang sekian tahun lalu kujumpai di sini : menawarkan pisang tanduk, emping lebar, ikan asin, otak – otak, dan menawarkan pijat kaki !!! Ajaibnya,..mereka masih mengenaliku dengan baik,..bahkan safety guard yang 4 tahun lalu mengobrol denganku…menyapaku ramah !
Adikku yang hanya ingin menikmati bersantai di pantai tanpa diusik para pedagang acung, mulai merasa terganggu oleh kehadiran mereka yang setengah memaksa menawarkan dagangannya. Hal yang tak dijumpai ketika kita ke Thai, karena mereka hanya hadir dalam kios – kios cendera mata dan makanan.
Banyaknya pedagang acung ini pula yang membuat temanku dari Italy, enggan datang kembali ke Bali yang ’too touristy’ dan terlalu banyak pedagang acung !! Ia lebih memilih pergi ke Lombok bersamaku, dibanding ke Bali.

Ternyata sepinya pengunjung telah dimulai sejak Feb lalu – hampir 5 bulan berjalan -, sejak Jakarta dilanda banjir, bahkan sejak isu Tsunami dan gelombang pasang mulai santer terdengar, terutama sejak akhir tahun lalu, ketika gelombang tinggi hingga 3 m menerjang Anyer !

Ritual rutin dari makan kelapa muda, mencoba otak – otak, memborong setandan pisang tanduk untuk dibagi – bagikan ke tetangga, membeli emping lebar, pijat kaki dan kerokan punggung, sampai makan udang segar (terasa manisnya tanpa bumbu apa-apa !!) yang dimasak saus tiram di depan kita, ditambah pesta barbecue dengan ikan baronang , yang harum asapnya membubung tinggi hingga ke lantai 2, ..tak hentinya kunikmati !

Hal yang paling kusuka : leyeh – leyeh di atas tikar plastik sewaan di bawah rindang pohon, sambil membaringkan badan yang sudah dilumuri sun block SPF 45, memakai sarong dan topi lebar, sambil membaca buku !!!
Sesekali melihat debur ombak memukul pantai, dan mengingatkan anak – anak untuk tidak terlalu bermain body board terlalu ke tengah !!

Sempat kutelpon JC untuk mengingatkan setahun pertemuan kita di Singapore. Kemarin aku sempat chatting dengannya, mengenai sufism, mahabbah, syeikh yang ia temui dan diantarkannya di depan masjid untuk sholat Jum’at sementara ia menunggui di luar. Kukatakan padanya bahwa tak berarti ia akan menjalani proses amat panjang untuk memahami Islam dengan benar dan menjadi praktisi !! Ada hidayah yang akan diberikan Allah kepada siapa saja yang dikehendakiNya, sehingga mendapat pencerahan untuk mendalami agama dalam waktu singkat, dan malah memiliki pengetahuan yang lebih dalam dibanding kita yang memeluk Islam inheritant sejak lahir !!! Ia ceritakan toleransi antar umat beragama, keingintahuannya berdialog dengan syeikh sufi, membuatku sadar : ini suatu langkah maju dibanding percakapan tahun lalu, yang selalu aku akhiri dengan ”I hold firm in my beliefs and my value that sex is a sacred thing, which only happened between marital spouse.” Jadi, aku takkan melebarkan toleransiku untuk hal prinsip satu ini !!

Ketika senja menjelang, para pedagang acung mulai pulang kembali ke rumahnya, untuk sejenak istirahat sebelum esok kembali mengadu nasib mencari remahan Rupiah di antara sedikit pengunjung ...............

Carita, June 30,’07
8.30 pm