Kata – kata di atas akan sering dilontarkan oleh kita pada saat kita menjumpai suatu masalah yang menimbulkan kejengkelan setengah mati,…kemudian kita menoleransi keadaan tsb dan masih memberi kesempatan kepada seseorang untuk memperbaiki diri dan mengubah perilaku, sikap dan perbuatannya.
Saat – saat di mana kita memberi kesempatan ke-2 bagi si pelaku untuk mengubah sikap, perilaku dan perbuatan buruknya merupakan saat – saat amat melelahkan dan membutuhkan kesabaran luar biasa, karena pada saat itu kita ada pada fase di mana ketidakyakinan, keraguan akan keberhasilan atau kegagalan menari – nari di depan kita !!! Selalu terngiang – ngiang kata - kata bijak ‘Setiap orang dilahirkan baik dan suci. Jika satu hari ia menjadi buruk, maka lingkunganlah yang membuat ia buruk, dan setanlah yang saat itu menang membujuknya !!’ Bisa dimengerti jika hal ini dialami oleh pelaku yang masih remaja, di mana kestabilan diri dan kematangan jiwa belum tercapai !!! Tetapi bila hal ini dilakukan oleh seseorang yang tak terbilang muda lagi usianya, ..maka julukan apa yang pantas diberikan untuknya ?? Petualang sejati ?? Pecundang ??
Pertanyaan kembali muncul : apabila ia konsisten buruk untuk jangka waktu lama – belasan tahun -, akankah kita bisa katakan ia memang pada dasarnya buruk ? saking lamanya ia berkubang dalam keburukan, maka bisa jadi keburukan tsb berkarat dan kuat menempel di hatinya,…sehingga sulit sekali dibersihkan, karena sudah menyatu dalam diri !! Saat ia berkaca, tak lagi ia bisa bercermin melihat hati nuraninya, karena noda karat menutup nuraninya. Apa yang bisa kita lakukan ???
Kita beri kesempatan ke-2 baginya untuk memperbaiki diri !!! Jika ternyata gagal,..maka kita mesti katakan ”Enough is Enough” !!
Dan kita bukanlah raga tanpa nyawa yang bisa menolerir keadaan seburuk apapun dan membutakan mata dan hati kita !!
Saatnyalah kita berkata ’you have chosen your own way, an odd, silly way, and I’m on my pathway to be closer to Allah’
On my way to the office, July 11,’07
07.55 am
Saat – saat di mana kita memberi kesempatan ke-2 bagi si pelaku untuk mengubah sikap, perilaku dan perbuatan buruknya merupakan saat – saat amat melelahkan dan membutuhkan kesabaran luar biasa, karena pada saat itu kita ada pada fase di mana ketidakyakinan, keraguan akan keberhasilan atau kegagalan menari – nari di depan kita !!! Selalu terngiang – ngiang kata - kata bijak ‘Setiap orang dilahirkan baik dan suci. Jika satu hari ia menjadi buruk, maka lingkunganlah yang membuat ia buruk, dan setanlah yang saat itu menang membujuknya !!’ Bisa dimengerti jika hal ini dialami oleh pelaku yang masih remaja, di mana kestabilan diri dan kematangan jiwa belum tercapai !!! Tetapi bila hal ini dilakukan oleh seseorang yang tak terbilang muda lagi usianya, ..maka julukan apa yang pantas diberikan untuknya ?? Petualang sejati ?? Pecundang ??
Pertanyaan kembali muncul : apabila ia konsisten buruk untuk jangka waktu lama – belasan tahun -, akankah kita bisa katakan ia memang pada dasarnya buruk ? saking lamanya ia berkubang dalam keburukan, maka bisa jadi keburukan tsb berkarat dan kuat menempel di hatinya,…sehingga sulit sekali dibersihkan, karena sudah menyatu dalam diri !! Saat ia berkaca, tak lagi ia bisa bercermin melihat hati nuraninya, karena noda karat menutup nuraninya. Apa yang bisa kita lakukan ???
Kita beri kesempatan ke-2 baginya untuk memperbaiki diri !!! Jika ternyata gagal,..maka kita mesti katakan ”Enough is Enough” !!
Dan kita bukanlah raga tanpa nyawa yang bisa menolerir keadaan seburuk apapun dan membutakan mata dan hati kita !!
Saatnyalah kita berkata ’you have chosen your own way, an odd, silly way, and I’m on my pathway to be closer to Allah’
On my way to the office, July 11,’07
07.55 am
No comments:
Post a Comment