Saturday, July 14, 2007

SEANDAINYA KUTAHU KAPAN MAUT MENJEMPUTKU…..


Topik ini terilhami oleh meninggalnya Taufik Savalas, sang komedian, yang rendah hati , dermawan dan dekat denganNya



Maut adalah rahasia Illahi,…sama seperti jodoh dan kelahiran !!


Yang membuat kita sering menyia – nyiakan kehidupan ini....karena kita sering merasa seolah – olah ’masih akan hidup’ seribu tahun lagi !!! Sehingga setiap ingin memulai beribadah lebih intensif,...lebih tekun, lebih khusyuk,.lebih ikhlas,...selalu ada saja bisikan setan ’nanti saja, deh....! waktumu masih panjang untuk bertaubat.....nikmatilah hidup ini,..puas – puaskan..’ ,..sehingga yang melintas adalah budaya ’tar – sok’ yang artinya ’ntar,...besok’ !! Bukan budaya hari ini, saat ini !!!



Tak semua orang mendapat hidayah seperti yang dialami seorang bintang film panas yang mendapat pencerahan di usia muda, sehingga berbalik 180 derajad hidupnya menjadi Islami sekali ! Juga seorang mantan preman lain, yang berbalik 180 derajad di usia 30an , menjadi pendakwah dan ulama yang membangun panti asuhan setelah pernah merasakan pahit getir hidup di Nusa Kambangan.


Apa jadinya jika kita keburu mati sebelum sempat mendapatkan hidayah dan pencerahan ? Apakah kita mesti menunggu suatu peristiwa amat dramatis dan tragis untuk bisa ’kembali / pulang ke jalanNya’ (taubat) ?? Tentunya tidak.




Kita selalu memiliki kambing terhitam dari situasi kurang menguntungkan : keterbatasan waktu karena telah dijerat rutinitas yang menggunung,...sehingga sang waktulah yang disalahkan dari ketidakmampuan kita untuk mengaji rutin, atau melakukan ibadah sunnah !! Padahal masih banyak celah ibadah lain yang terbuka bagi kita : menyantuni yatim piatu, memberi makan orang miskin, pemulung yang kita jumpai di jalan, dsb yang hanya membutuhkan upaya kecil dan tak berarti kita. Bahkan memungut kulit pisang yang jatuh di jalan, dan memberikan tempat di bis untuk orang tua , atau sekedar menelpon ibu kita yang tinggal jauh dari kita dan menanyakan kabarnya,...sehingga membuat orang lain ceria,..itu juga sudah merupakan pahala !!!!


Atau bahkan menebar senyum tulus bagi semua orang, sehingga mereka dapat memulai suatu hari dengan harapan dan energi positif.



Padahal seandainya kita mengingat hadist Rasul Berusahalah di dunia ini seakan – akan engkau akan hidup selama – lamanya, dan berusahalah untuk akhirat seakan – akan engkau akan mati esok hari.” maka pasti kita takkan menyia – nyiakan setiap detik yang kita lalui dalam kehidupan kita !!! Dan akan fokus untuk hal – hal yang positif !!!



Sekarang ini makin banyak saja orang yang meninggal di usia relatif muda, usia produktif kepala 4 !! Baik kerabat, maupun iklan obituari di koran, menyebutkan usia muda saat menghadapNya. Jika mengingat itu,....merinding juga aku !! Seolah ’argo usia’ berjalan cepat mendekati ’tujuan akhir : kematian’ ,...sementara baru sedikit yang aku jalani yang aku siapkan sebagai bekal untuk kehidupan akhirat yang abadi !!!



Seandainya kita tahu esok kita akan mati, dan tak ada waktu lagi untuk menikmati kebersamaan dengan orang – orang tercinta, maka hari ini akan jadi hari teristimewa bagi kita untuk melakukan ibadah vertikal sebanyak – banyak dan sebaik – baiknya,..dan ibadah horizontal – ke sesama manusia -, dengan berbuat sebaik mungkin ke orang – orang terdekat yang kita cintai : berperilaku selembut mungkin, menyapa teman – teman kantor dengan senyum tulus, mendermakan uang ke orang – orang yang membutuhkan, menjadi sangat sabar menghadapi cobaan dsb !!! Sehingga perilaku, perbuatan dan ucapan kita nyaris sempurna....



Aaah,..andainya tiap hari kita berperilaku seperti ini,...maka tak ada lagi ketakutan dan ketidaksiapan menghadapi kematian....!! Kita akan hadapi kematian dengan senyum... Kita ikhlaskan anak kita untuk kita tinggalkan, karena kita telah membekalinya dengan iman dan taqwa padaNya, dan yakin anak – anak akan melangkah dalam jalanNya....



BNI, 15 Juli ’07


09.10 am


No comments: