Sunday, August 14, 2005

TOUR D' KAMPONG







Saya butuh suasana baru dibanding yang selalu saya lakukan di setiap hari Minggu : jalan pagi di sekitar rumah saya, yang bahkan sebelum memulainyapun, sudah saya hafal ritualnya, sehingga saya menemui kebosanan dalam menjalaninya. Melintasi jalan kompleks, melihat rumah satu ke rumah lainnya, tidak menimbulkan impuls emosional.

Untuk memulai sesuatu yang berbeda, yang membuat saya merasa ‘excited’, pagi ini saya memulai jalan tour d’kampong. Rumah saya di kompleks BNI ini berbatasan dengan kampong Betawi yang warganya 90% masih memiliki hubungan keluarga. Saya jarang datang ke kampong ini, kecuali jika diundang oleh sopir saya yang sedang hajatan.

Kampung ini namanya cukup keren ParBen ,..singkatan dari Parung Benying. Jalannya jadi bagus beraspal sejak 4 tahun lalu, hasil swadaya masyarakatnya. Naah, kampong ini penghubung yang sangat vital bagi yang ingin menyingkat waktu untuk pergi ke BSD atau Pamulang. Karena beraspal itulah, maka warga kampung menarik retribusi Rp. 500,- bagi pengguna jalan tsb. Jika kita tidak mau membayar, maka jangan harap mobil kita akan selamat !!! Ban kita akan dikempesi atau malah bagian belakang mobil kita akan dipasang kayu yang menyebabkan cacat di body mobil ! Sayang sekali, karena beberapa dari pengutip retribusi ini adalah anak – anak pengangguran dan pemabok, yang menggunakan uang retribusi untuk membeli minuman keras !!

Di sini, masih banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan, janda – janda tua tanpa penghasilan yang harus menanggung anak cucu dan bisa dijadikan sasaran zakat kita,....keluarga pengangguran yang berani memiliki anak lebih dari yang disarankan pemerintah,..bahkan para pria tanpa pekerjaan yang berani beristri 2 !!!

Bahkan salah satu dari yang berada di bawah garis kemiskinan ini adalah keluarga yang suaminya bekerja sebagai Hansip di kompleks BNI. Kisah hidupnya yang mengundang haru ini sudah diliput di harian ‘Kompas’. Bapak beranak 6, dengan rumah yang jauh lebih menyedihkan dibanding rumah yang dijadikan sasaran ‘make over’ bedah rumah di salah satu stasiun TV . Rumah dengan dinding tripleks yang sudah reot dan berlubang, dengan alas tanah, dan minim sinar matahari ini,…benar – benar gambaran nyata betapa di pinggiran Jakarta, yang hanya sepelemparan batu dari BNI, masih ada penduduk yang hidup mengenaskan, dan memerlukan bantuan warga lain. Inilah saatnya kita menunjukkan kepedulian kita, sesama muslim, sebagai wujud kesolehan sosial !!!
Foto di atas menunjukkan rumah yang perlu di’make over’ tsb.

Di luar itu, masih ada rumah yang belum memenuhi kondisi sehat, karena masih memiliki sarana MCK , atau peturasan bersama di tengah – tengah kolam ikan mas dan lele – bahasa keren dari empang - . Dan buangan selesai hajat ini akan jadi ‘makanan’ ikan. Ehmm,…makanya jangan heran kalau minat saya untuk makan ikan mas jadi sirna, setelah meilhat pemandangan di atas !
Ini juga menimbulkan potensi demam berdarah karena air yang tergenang !!

Last but not least, anak – anak muda di sini masih beruntung, memiliki tanah yang cukup luas untuk dijadikan sarana olah raga , seperti sepak bola….sperti yang bisa dilihat di foto berikut ini !!

Untuk mengasah kepekaan terhadap sekeliling kita, tak perlu kita pergi jauh ke ujung dunia…. Masih banyak masyarakat di sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Kita tak perlu menjadi kaya dahulu, untuk bisa membantu mereka !

Mulailah dari sekarang !! Dari hal kecil, dan dari diri kita !! (Mengutip kata – kata bijak Aa’ Gym)


Aug 14, 2005
11.20 am

No comments: