Saturday, January 20, 2007

CINTA DALAM SEPOTONG DONAT


- tuk mengingatkan kita akan bahaya cinta terlarang, dan sakitnya pengkhianatan -

Sebermula adalah pujian berbalut sapaan
Bergulir setiap pagi melalui pesan singkat
Membuat harimu terasa indah dan penuh warna...
Memabukkanmu dalam cawan racun mematikan,
Membuatmu lupa akan pasangan hidupmu yang setia di rumah
Tetapi jarang melimpahimu rayuan, pujian dan terimakasih

Selanjutnya adalah perhatian tercurah
Setiap keluhan akan ditanggapi dengan emosi sepenuh jiwa...
Siap membelamu untuk setiap kekurangan yang tampak..
Tak ada lagi obyektifitas penilaian..

Semakin lama engkau menghabiskan waktu di gagang telpon,
dalam cakap bisik – bisik yang mencurigakan,
Semakin lama engkau tulalit dengan pekerjaanmu,
kar’na cinta membuatmu kehilangan konsentrasi pada pekerjaan

Setelahnya adalah perayaan ulangtahun yang menorehkan kesan mendalam,
Ketika kaudapat hadiah kasihsayang tak terlupakan,...
Berbinar – binar kau menyematkannya di dada...
Tak lupa kaubalas perhatiannya dengan sekotak donat,
lingkarannya perlambang cinta tak pernah berujung,
setiap gigitan perlambang manisnya hubungan yang tak pernah pudar,
Oh, donat yang membuatnya ekstasi...
Makin kerap meluncurkan pujian,
Makin berani mengajakmu keluar bersama,
Makin memesonakanmu dengan kematangan dan kecerdasan lelaki usia 40an…

Ketika kau sudah melibatkan perasaanmu,…
Kau terbelit dalam cinta terlarang dan pengkhianatan,
Membelenggumu dalam lilitan racun mematikan
Membuatmu sesak bernafas, tak mampu keluar dari permainan ini :
Kau butakan matahatimu
Tuk sesuatu fatamorgana yang ‘kan tiada ketika mentari bersinar….


To someone who faces difficult situation, painful experience and has to bear high consequences for ‘playing this point of no return game’….whom inspired me to write this poem……

BNI, 21 Jan ‘07
12.45 pm

No comments: