Tuesday, July 26, 2005

LESSON LEARNED


Kita bisa belajar dari siapa saja,.tak peduli anak kecil, tua – muda, kaya miskin.
Selalu ada hal – hal yang bisa kita pelajari dari mereka.

Seperti juga ketika anak perempuanku yang saat itu sudah diterima di Al Azhar BSD memutuskan untuk tidak mendaftar ulang, dan membiarkan peluang masuk hilang begitu saja. Lalu kudaftarkan ia masuk di Lab School Cinere. Tetapi, pada hari terakhir pendaftaran, memutuskan untuk tidak ikut test masuk di Cinere, tetapi malah ingin mengikuti tes masuk di Kebayoran. Padahal,.aku sendiri tidak punya nyali untuk mendaftarkan anakku ke sana, karena Kebayoran adalah tempat anak – anak orang kaya, ke dua : peminatnya banyak, sehingga persaingannya pasti ketat 1:3, dan kesempatan untuk diterima menjadi lebih kecil, selain juga aku mempertimbangkan jarak yang jauh dan transportation –mode yang lebih mudah jika bersekolah di Cinere.
Karena anakku bersikeras untuk mencoba Lab School Kebayoran, akhirnya pada hari terakhir pendaftaran, kuminta tanteku yang berkantor dekat Kebayoran, untuk mendaftarkannya, dan mendapat no. urut terakhir.
Setengah mengancam kukatakan kepadanya, bahwa ia harus belajar ekstra keras agar diterima di sana. Jika tidak, ibunya tidak akan mau menguruskan mencari sekolah negeri, dan biar dia sendiri yang mencari dan memutuskan akan bersekolah di sekolah negeri mana. Ini juga mengingat sekolah dan tempat tinggal kami di Tangerang, yang menyulitkan kami untuk menembus masuk ke sekolah negeri karena kuota asal sekolah luar Jakarta yang hanya 5% (terbayang, kan,.kalau jumlah bangku tersedia hanya 300, maka peluang diterima untuk siswa non – Jakarta hanya 15 siswa saja,…mengerikan !)

Kemarahanku memuncak ketika tahu bahwa dia tidak mengubah pola belajarnya dan hanya ‘easy going’ saja,.yang membuatku khawatir bahwa dia tidak dapat lolos tes.
Apalagi, saat kami mengevaluasi hasil tes dia, dan memperkirakan dia hanya meraih nilai 70 dari total score 100

Ternyata, dugaanku salah, karena dia berhasil diterima di sana...di sekolah favorit yang diimpikannya sejak lama….

Dari sana,.aku belajar banyak dari anakku : kadang kita perlu memiliki keyakinan dan kepercayaan diri,..semacam self fulfilling prophecy, ‘aku bisa..,aku mampu’, yang menjadi mantra tiap hari. Selain itu, motivasi dan hasrat yang tinggi dalam dirinya,.mampu membuat ia keluar dari ‘comfort zone’,…melepas kepastian yang sudah dipegangnya di Al Azhar, menanggung resiko,….untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.

Aku bahkan memilih untuk tetap dalam ‘comfort zone’ku.., belasan tahun berkarya di tempat yang sama,.karena terlalu banyak ‘what if ’ yang berkecamuk dalam pikiranku. Selain juga aku sudah merasa nyaman dengan lingkungan dan suasana kerja,..sehingga mencoba sesuatu yang benar – benar baru di tempat lain,.terasa menakutkan…..

No comments: