Sunday, May 04, 2008

TIAP ORANG MEMILIKI COMFORT ZONENYA MASING - MASING


Setiap orang, pasti memiliki comfort zonenya masing – masing. Yang membedakan adalah kadarnya !! Dan seberapa cepat ia bereaksi terhadap comfort zone tsb. Comfort zone di sini tak selalu diartikan negatif.

Aku memiliki comfort zone, untuk hal – hal yang berkaitan dengan pilihan company tempat aku bekerja !! Malas sekali rasanya, untuk berpindah – pindah perusahaan (tipe kutu loncat itu bukan aku banget), beradaptasi dengan lingkungan baru, jika bukan karena lingkungan yang tak kondusif lagi di perusahaan yang sekarang(Tetapi aku tak anti menjalani job rotasi, belajar skills baru ataupun melakukan process improvement di bagianku !!) . Aku juga memiliki comfort zone dalam selera makan, malas mencoba variasi makanan baru,..cenderung ‘play safe’ !! Comfort zone untuk melalui akhir pekan dengan aktifitas , rute dan tempat yang itu – itu lagi,…yang tidak memberi gairah baru !! Juga comfort zone dalam 2 aktifitas yang tak bisa aku sebutkan di sini, tetapi benar – benar membuat aku takut dan sama sekali tak nyaman !!!

Aku senang ketika bisa melawan rasa takut dan keluar dari comfort zoneku, saat harus menjadi team leader di sebuah game di regional Asia meeting, dan aku berani melakukan hal - hal yang sebelumnya tak pernah terbayangkan untuk kulakukan di depan orang lain : melukis di atas t-shirt, untuk menggambarkan motto supply chain, juga mengisi sudoku yang tak pernah kulakukan seumur hidup tetapi ternyata mendapat nilai sempurna, 10 (padahal rasanya aku mesti belajar banyak dari anakku perempuan !!)

Sementara orang lain memiliki comfort zone yang berbeda : ia berani menjadi kutu loncat untuk mempercepat proses gain experience dan menaikkan jenjang karir dan salarynya, berani mencoba hal – hal baru yang berkaitan dengan hobby, tetapi memilih untuk tetap berada di comfort zonenya, jika hal ini terkait dengan definisi kebahagiaan yang telah diraihnya dengan menjadi ‘jojoba’. Ia takut, jika ia memutuskan menikah, maka ia tak sebahagia sekarang, dan ia tak bisa lagi fokus pada kehidupannya sendiri , karena mesti berbagi perhatian, waktu, kasih sayang kepada istri dan kelak anak – anaknya !!
Padahal keputusan melepas status lajang, sama seperti 2 sisi mata uang : probabilitynya selalu 50 : 50 !! Bisa lebih bahagia, atau sebaliknya !!

Tak ada orang yang tak memiliki comfort zone ! Yang terpenting adalah : ada saat di mana kita mesti bisa menaklukkan comfort zone kita, bahkan keluar darinya, jika hal itu diperlukan.

2 Mei 2008