Tuesday, April 01, 2008

BEING STRAIGHT OR LINE ?

Aku sedang tidak membahas bad hair day, gara – gara rambutku tidak ‘straight’ lagi dan balik ke curly hair !! Tetapi membahas tentang being straight, yaitu memiliki ketertarikan kepada lawan jenis, or being line,..yang dianggap memiliki SOD (Sexual Orientation Disorder), karena lebih tertarik pada sesama jenis.
Ini adalah pembahasan ke-2 setelah kubahas masalah preference seseorang terhadap ketertarikan pada sesama jenis, di blog yang sama, dengan judul “Philadelphia : a film based – on true story” (Aug 2005).

Membahas masalah ini sama tuanya seperti membahas yang terjadi pada masa Nabi Luth, di saat Sodom dan Gomorah diazab Allah karena masyarakat saat itu lebih memilih bercinta dengan sesama jenis.

Aku tak terlalu tahu banyak tentang gay atau lesbian. Tetapi ketika aku di Bali sekian tahun silam, temanku mengingatkanku bahwa orang di seberang meja restoran itu adalah pasangan gay, yang menggunakan polo shirt hitam ketat yang mempertontonkan lekuk tubuhnya yang berotot hasil latihan di gym.

Sementara di Philippines, aku masih ingat gurauan temanku 8 tahun silam, bahwa ia tak kunjung mendapat jodoh, karena saking banyaknya cowok Phils yang keren – keren memilih jadi gay ...!

Ada juga seseorang yang dulunya dikenal straight, berpacaran dengan salah seorang penyanyi perempuan ternama, ternyata setelah kembali dari study lanjutan di luar negeri, balik ke Indonesia, memilih menjadi gay, dan malah meresmikan pernikahannya dengan sesama pria, di Belanda, dan menetap serta hidup berbahagia di Jakarta. Hmm...., tak tahu aku,..apakah ibunya mesti merasa bahagia atau sedih.

Ada juga seseorang yang memilih SOD ini, karena pengalaman seksual pertama di usia remaja., yang membekas seumur hidup dia !!
Aku lebih respek pada seseorang yang memilih untuk tidak menikah karena ia gay, daripada ia ber’pura – pura’ menikah dengan lawan jenis, tetapi orientasi seksualnya tetap ke sesama jenis, dan melakoni hidup penuh sandiwara selama bertahun – tahun !! Karena hal ini akan mengorbankan banyak pihak yang ikut menderita : istrinya, anak – anaknya !!

Apa jadinya jika rekan kerja kita, atau boss kita atau bawahan kita gay ? I don’t care,.itu jawabannya !!! Sekali lagi SO (Sexual orientation) adalah preference seseorang yang tak dapat diganggu gugat, dan tak membuat aku ingin tahu lebih lanjut !! Aku baru merasa terusik bila orang tersebut jadi mengantuk sepanjang pagi saat kerja, gara – gara terlalu banyak dugem di komunitas gaynya,...atau ia sibuk browsing internet, dan tampak layar laptopnya terbuka dengan gambar cowok keren bertelanjang dada, seperti “man of the month”,...atau ia mengajak teman gay ‘brondong’nya datang ke kantor, dan menyapa teman – teman kerjanya dengan sok akrab, dan beranggapan semua orang tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, atau lebih parahnya, dalam business travel ke luar negeri, si brondong pasangan diajak serta, yang memaksa ia membuat agenda perjalanan yang ‘ajaib’ dan memisahkan diri dari rekan – rekan satu teamnya !!

Satu yang aku syukuri : tampaknya anak – anakku straight semua,...karena mereka memiliki pacar dari lawan jenis.