Monday, June 05, 2006
MENJADI YANG LANGKA
(terima kasih, Al,...untuk menuliskan puisi yang menyentuh dan begitu 'dalam')
Dear ibunya Aya.......... (orang yg baru dikenal tapi terasa spt puluhan tahun)
"betapa indahnya mampu menjadi yang pandai bersyukur"
begitu lantunan nasihat lembut kerap hinggap, sebelum terlelap
satu diantara puluhan lainnya, rapat terkemas dalam asa kanak-kanak
melayang dalam bayang temaram lampu minyak
duhai ibu,
ketika sekeping tawa harus ditemukan dalam kesuraman hutan nan jauh
saat ketulusan adalah sekedar usap lembut helai rambut
kuingin hadir disaat senyummu terlahir
mimpi itu senantiasa terbentang, kala semesta semakin mengajariku
bahwa lakon yang kuperankan hanyalah ba' potongan-potongan gambar
yang tak pernah lengkap.....
dan terus kususun sejak jemariku masih lentik menggemaskan
gambar itu belum juga lengkap kini
meski wujudnya mulai terbentuk
nuansanya yg masih samar
tawarkan pesona dalam rona tujuh warna
mahkotaku akan segera kelabu kelak
seraya gesit gerakku akan bertambah lamban dari sebelumnya
namun setindakpun tak kan kubiarkan
langkahku surut ditelan hiruk pikuk sombong dunia
biarkan kulepas penat sejenak
pada tempat yang biasa kupilih
dimana tak satupun keniscayaan fana
mampu menjamah dan menyakitiku
bila ufuk timur kembali memerah
lengking wibawa kokok sang jago membahana
menghantar kelopak mata malas membuka
kan kulafalkan lagi syair yang kusuka
tentang kau ibu.......
tentang sederet orang-orang yang kukasihi
tentang bening dan tulus cahaya mata
dan,
aku bersyukur dapat hadir di tengahnya
Al,
pojok lantai 7 pejambon, 5 juni 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment